Berita

nasaruddin umar/net

MENGENAL FIKIH KEBHINEKAAN (9)

Mengapa Berbeda Pendapat?

SABTU, 05 SEPTEMBER 2015 | 10:27 WIB | OLEH: NASARUDDIN UMAR

PERTANYAAN umum yang sering terlontar dari masyarakat ialah mengapa sering terjadi perbedaan pendapat di dalam fikih? Bukankah Tuhan, Nabi, dan Kitab Suci kita sama? Secara implisit pertanyaan ini terkandung harapan untuk terjadinya pesatuan sesama umat. Mengapa mesti berbeda jika dimungkinkan untuk bersatu? Apalagi sekarang ini, kedudukan umat Islam sudah sedemikian lemah dalam berbagai sudut. Daya saing umat Islam sebagai penghuni mayoritas negeri ini bertul-betul mencapai titik nadir. Mereka seperti tidak berdaya atau belum siap untuk hidup di dalam kancah per­saingan bebas, khususnya di dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Timbulnya perbedaan pendapat di dalam fikih sangat dimungkinkan, terutama disebabkan oleh perbedaan pendirian tentang kedudukan sumber-sumber hukum dan persoalan semantik-kebahasaan dari dalil-dali agama. Secara umum sumber-sumber hukum dan fikih Islam dikenal ada tujuh, yaitu Al-Qur’an, Hadis, Ijma', Qiyqs, Istihsan, Maslahat Mursalah, dan 'Urf. Uraian secara kritis mengenai sumber-sumnber hukum ini akan diba­has secara terpisah dalam artikel mendatang. Ada ulama lebih mengedepankan ijma' (persepakatan ulama) ketimbang hadis Ahad (yang diriwayatkan oleh orang perorang, tidak dalam jumlah kolek­tif) dan ada pula sebaliknya. Ada ulama lebih mengedepankan qiyas daripada ijma' demikian pula sebaliknya. Ada ulama lebih mengedepankan tradisi ahli Madina ('amal ahl Madinah) daripada qiyas. Ada juga yang menolak menggunakan ‘amal ahl Madinah, yang lain menolak qiyas, dst.

Faktor lain penyebab timbulnya perbedaan pendapat ialah masalah pemaknaan semantik-kebahasaan. Perbedaan pemaknaan satu kosa kata bisa melahirkan perbedaan pendapat, bahkan bisa melahirkan ketegangan. Dalam lintasan sejarah, perbedaan sepele atau perbedaan yang bersifat non dasar (furu'iyyah) pernah melahirkan beberapa kali perang saudara. Masing-masing pihak mempertahankan secara fanatik pendapat­nya atau pendapat gurunya sehingga terjadi konflik yang meruncing satu sama lain. Sebagai contoh firman Allah: Walmuthallaqatu yatarabbashna bi anfusihhinna tsalatsata quru’ (Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru). (Q.S. al-Baqarah/2:228). Kata quru' di dalam ayat ini dapat diartikan dengan "bersih, suci" dan bisa juga diartikan "kotor (haid)". Jika diartikan "suci" maka masa iddah seorang perempuan lebih panjang daripada jika diartikan "kotor". Imam Syafi' mendukung pendapat pertama dan Imam Abu Hanifah mendukung pendapat kedua.


Perbedaan pendapat dalam fikih sudah meru­pakan sebuah keniscayaan. Perbedaan itu bisa membawa rahmat, karena menjadi ruang pilihan bagi umat Islam untuk menemukan model fikih ynag sesuai dengan kondisi obyektif lingkungan hidupnya. Umat Islam Indonesia yang mendiami negara maritim dan bercorak agrais tentu relevan jika mereka memilih mazhab Syafi’i yang memiliki keserasian satu sama lain. Sebaliknya bagi dunia Islam lain di kawasan negara-negara kontinental dengan struktur masyarakatnya yang berlapis-lapis, tentu juga sesuai dengan mazhab Maliki yang bercorak budaya kontinental. Tegasnya, perbedaan pendapat di kalangan para fuqaha adalah sesuatu yang wajar, sejauh tidak menyimpang nilai-nilai ajaran pokok agama. Atas dasar lugika ini maka perumusan Fikih Kebhinnekaan di Indonesia sangat dimungkinkan. ***

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya