Langkah Panitia Seleksi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membagi delapan nama calon pimpinan KPK yang lolos seleksi tahap akhir dalam empat bagian kompetisi atau bidang kerja dipersoalkan.
Wakil Ketua Umum Bidang Ideologi DPP Partai Gerindra, Rachmawati Soekarnoputri pun mengkritik langkah Pansel mengkotak-kotakkan tupoksi capim KPK itu berlebihan.
"Capim KPK kok berdasar pembidangan? seperti di kotak-kotak," cetus Rachmawati melalui pesan singkatnya yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, sesaat lalu (Rabu, 2/9).
Kemarin, Pansel telah menyerahkan delapan nama capim KPK itu kepada Presiden Joko Widodo. Delapan nama yang lolos seleksi itu diklasifikasikan berdasarkan empat bidang kerja, yakni bidang pencegahan, penindakan, manajemen, dan supervisi koordinasi monitoring.
Sejatinya, sambung Rachma, orang-orang yang diperlukan memimpin lembaga antirasuah yang berintegritas tinggi, punya komitmen dalam pemberantasan korupsi, berakhlak, dan tak kalah pentingnya punya nyali berani serta tidak bipolar.
Mba Rachma, begitu pendiri Yayasan Pendidikan Sukarno itu biasa disapa, juga berpendapat, seharusnya urusan
jobdesk atau tupoksi masing-masing pimpinan terpilih nanti menjadi kewenangan internal KPK dan bukan Pansel.
"Nampaknya KPK kali ini terdiri orang-orang disiplin ilmu," tengarainya.
Rachma mengingatkan, melawan korupsi sama dengan melawan pejahat besar, maling berkedok. Diperlukan adu pintar, adu lihai juga adu kuat untuk bisa menangkapnya. Bukan semata mengandalkan disiplin ilmu. Namun Rachma berharap, pimpinan KPK baru nanti bisa menunjukkan taringnya.
"PR utama, pertama usut megakorupsi BLBI 600 triliun rupiah, buktikan!," tegas Rachmawati
.[wid]