nasaruddin umar/net
nasaruddin umar/net
ISTILAH "bhinneka" pertaÂma kali dipopulerkan oleh Empu Tantular dalam kitab 'Hutasoma'-nya. Ia melukisÂkan keindahan masyarakat nusantara dengan istilah Bhinneka Tunggal Ika (berÂcerai berai tetapi tetap satu). Mungkin Empu Tantular tidak pernah tahu kalau istiÂlah yang diciptakannya kemudian mengisi pita yang dicengkeram oleh burug Garuda sebagai lambang kebanggaan dan pemersatu bangsa.
Dalam Islam, keberagaman itu sendiri adalah sunnatullah. Menolak keragaman berarti menolak sunnatullah. Dalam Al-Qur'an ditegaskan: Wa lau sya'a Rabbuka laja'alnakum ummatan wahidah (Jika Tuhan-Mu menghendaki niscaya ia menÂjadikan kalian suatu umat/(Q.S. al-Maidah/5:48). Dalam ayat tersebut Allah Swt menggunakan kata lau, bukannya kata in atau idza. Dalam kaeÂdah Tafsir dijelaskan, apabila Allah menggunaÂkan kata lau (jika) maka sesungguhnya hampir mustahil kenyataan itu akan terjadi. Kalau huruf in (jika) kemungkinan kenyataan itu bisa terjadi bisa juga tidak, dan kalau kata idza (jika) pasÂti kenyataan yang digambarkan itu akan terjadi. Masalahnya sekarang kamus bahasa IndoneseÂia kita tidak memiliki kosa kata sepadan dengan bahasa Arab, sehingga keseluruhannya diartika dengan jika atau apabila.
Ketegangan konseptual bahkan konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia tidak jarang terjadi karena dipicu sentimen perbedaan penafsiran kitab suci. Ada segolongan sering memperatasnamakan suatu penafsiran lalu menyerang kelompok lain, karena mengklaim dirinya paling benar. Ironisnya, tidak jarang terjadi justru terkadang kelompok minoritas yang meÂnyatakan kelompok mayoritas atau mainstream yang sesat. Kelompok pemurni ajaran (puritanÂisme) seringkali mengklaim diri paling benar dan mereka merasa perlu membersihkan ajaÂran agama dari berbagai khurafat dan bid'ah. Namun kelompok mayoritas yang diobok-obok seringkali di antaranya tidak menerima seranÂgan pembid’ahan itu karena merasa dirinya berdasar dari sumber ajaran dan dipandu oleh ulama besar. Akibatnya kelompok mayoritas melakukan penyerangan terhadap kelompok minoritas. Sebaliknya kelompok minoritas selaÂlu mengusik kelompok mayoritas. Kasus seperti ini bukan hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di negara-negara yang didominasi satu kelomÂpok agama atau etnik mayoritas.
Populer
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
Senin, 15 Desember 2025 | 21:49
Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15
UPDATE
Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:44
Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43
Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:12
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:52
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:42
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:22
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:06
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:01
Sabtu, 20 Desember 2025 | 13:38