Berita

Aceh Utara Juara Umum MTQ Berkat Kepedulian terhadap Pengungsi Rohingya

JUMAT, 28 AGUSTUS 2015 | 09:28 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Kabupaten Aceh Utara keluar sebagai Juara Umum MTQ XXXII Tingkat Provinsi Aceh tahun 2015. Mewakili Bupati, Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, Drs. H. Isa Anshari, Msi., menerima penyerahan piala bergilir musabaqah tersebut di Nagan Raya, Rabu malam kemarin.   

Kemenangan ini dianggap sebagai pelengkap torehan prestasi yang sudah diukir sejak tiga bulan lalu. Karena Aceh Utara sebelumnya menjadi perbincangan nasional bahkan internasional berkat ketulusan menolong ribuan pengungsi etnis Rohingya yang terkatung-katung di perairan Aceh Utara.

Tak hanya itu, bersama segenap elemen masyarakat sipil Indonesia dan global, Aceh Utara memuliakan tamu istimewa itu dengan mendirikan dan mengelola sebuah kompleks hunian sementara. Yaitu, komplek shelter atau Integrated Community Shelter/ICS  yang berdiri di atas lahan pemerintah kabupaten Aceh Utara seluas 5 hektar di Gampong Blang Adoe, Kuta Makmur.

"Bersama masyarakat sipil nasional dan global kami akan habis-habisan memuliakan mereka, sebab di balilk itu kebaikan Allah akan tercurah. Saya katakan kepada pemerintah pusat dalam pertemuan itu, ICS tidak dibangun dengan dana IOM, tetapi dengan dana masyarakat Indonesia dan internasional yang diamanatkan melalui LSM, teman-teman di KNSR dan ACT itu," ujar Bupati Aceh Utara, H. Muhammad Thaib usai menghadiri rapat koordinasi membahas pengungsi Rohingya dengan Kementerian Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) di Jakarta, Senin kemarin.

Ketua KNSR Provinsi Aceh, Mustafa M.Y. Tiba menjelaskan penanganan pengungsi selama ini perlakuannya sama seperti tahanan, seperti pola kamp konsentrasi. "ICS adalah sebuah konsep yang memanusiakan manusia. Jadi wajar jika mereka pernah dikabarkan marah dan mengamuk di lokasi pengungsian sebelumnya," ungkapnya.

Kini, tambah Mustafa, setelah di ICS pun, para pengungsi masih saja dikabarkan menjadi sumber masalah. Pekan lalu, instansi yang mengurus kehadiran manusia ke negara bersama aparat merangsek masuk kompleks ICS hendak menciduk empat pemuda Rohingya yang disebut menjadi agen perdagangan manusia dan perusak kebun warga. Terjadi keributan kecil antara para pengungsi versus aparat yang bermaksud meringkus keempat pemuda itu. Lalu pekan ini, gangguan kecil itu datang lagi. Meminjam mulut oknum pemerintah, pihak yang tak menginginkan ketenangan di kompleks hunian, menganggap pengelola ICS lalai mengurus pengungsi.

Terkait hal tersebut, Presiden KNSR, Syuhelmaidi Syukur, menegaskan kaum Rohingya yang datang ke Aceh, bahkan ke seluruh dunia karena lari adalah korban. Mereka rata-rata tak berpendidikan, terteror, pikirannya kacau. Keinginannya satu: selamat.

"Jangan heran, kalau saat dikelola entah di barak atau di shelter, perilakunya kadang susah difahami. Kita wajib menolong, membimbing agar tidak makin kacau. Tanpa pendampingan, kesabaran, perilaku mereka kian liar. Sebelum kembali �" jika saatnya tiba dan kondusif, mereka ke Myanmar, di sini mereka sudah memperoleh bekal menghadapi kehidupan sosial dengan lebih siap, sadar hak dan sadar martabat sebagai sesama manusia," tegasnya.

Menanggapi kritik terhadap pengeloan ICS, Syuhelmaidi menegaskan pihaknya membuka diri untuk semua sinergi, tanpa kecuali. Karena siapapun berhak mengelola pengungsi Rohingya.

"Kami siap untuk sharing dan melakukan komunikasi efektif dengan berbagai pihak terkait penanganan pengungsi dengan semua stakeholder. Termasuk dengan badan dunia yang mengurus pengungsi dan International Organization for Migration pusat dan Aceh," tambah Syuhelmaidi sesaat setelah mengikuti Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi I DPR-RI, Senin (24/8) lalu.[zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

UPDATE

Butuh Sosok Menteri Keuangan Kreatif dan Out of the Box

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:44

KPK Masih Usut Keterlibatan Hasto Kristiyanto di Kasus Harun Masiku dan DJKA

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Kesan Jokowi 10 Tahun Tinggal di Istana: Keluarga Kami Bertambah

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Segini Potensi Penerimaan Negara dari Hasil Ekspor Pasir Laut

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:22

Main Aman Pertumbuhan 5 Persen

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:19

Gagal Nyagub, Anies Makin Sibuk

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:08

Predator Seks Incar anak-anak, Mendesak Penerapan UU TPKS

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:41

Dukung Otonomi Sahara Maroko, Burundi: Ini Solusi yang Realistis

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:39

Digelar Akhir Oktober, Indocomtech 2024 Beri Kejutan Spesial

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:29

WTO Perkirakan Perdagangan Global Naik Lebih Tinggi jika Konflik Timteng Terkendali

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:15

Selengkapnya