Berita

Politik

Jenderal Anti Narkoba Berhasil Digusur Para Mafia

SABTU, 22 AGUSTUS 2015 | 12:49 WIB

PUBLIK Jakarta bertanya-tanya. Kenapa BNN Jakarta tidak melakukan operasi gabungan lagi. Sementara para netizen menjawab, bahwa mafia hiburan malam lagi bergembira karena berhasil mencopot jenderal yang satu ini.

Setelah melalui somasi pengacara "hitam" gagal, atau melobi "kakak" kelas di kepolisian tak mempan, akhirnya lewat cara mendadak, Ali Johardi dicopot mendadak oleh atasannya.

"No coment," ujar Ali Johardi ketika dikonfimasi kepindahannya dikaitkan dengan mafia hiburan malam yang tidak suka dengan dirinya kerap melakukan tes urine ke pusat hiburan yang diduga menjadi sarang narkoba.


Menyebut nama Brigjen Polisi Ali Johardi publik sudah pasti mengenalinya sebagai potret polisi santun tapi tegas bertindak jika menyangkut kejahatan narkoba. Hampir empat tahun, pengabdian perwira tinggi ini dicurahkan ke Badan Nasional Narkotika Propinsi (BNNP) DKI Jakarta. Tugas negara itulah yang membuat alumni Akpol angkatan 1985 ini banyak menyelami pengalaman luas bahwa setiap penugasan itu selalu ada resiko.

Betapa tidak, saat kemarin dipercaya mengemban amanah sebagai Kepala BNN Propinsi DKI Jakarta, Ali Johardi banyak melakukan gebrakan. Ia berani menggelar operasi razia narkoba di tempat hiburan malam ternama yang konon diback up oleh orang kuat.”

Di bawah pimpinan Ali, diskotek-diskotek yang selama ini sulit” dijangkau operasi aparat berhasil dilakukan dengan operasi gabungan, di bawah kendali BNN-DKI. Ketika itu, masyarakat sudah apatis melihat banyak diskotek yang menjadi sarang peredaran narkoba.

Beberapa kali Ali dan tim BNN-DKI juga harus berhadapan dengan pengacara mafia hitam” karena disomasi. Bahkan abang kelas di kepolisian meneror”nya dan mengancam akan menggeser jabatan yang diemban.

Dari tak punya anggaran, BNN-DKI melaksanakan giat dan visi-misi agar masyarakat bebas narkoba. Tes urine di pusat hiburan malam hingga ke pejabat dan militer dilakukan, termasuk memberi penyegaran informasi bahaya narkoba ke sekolah-sekolah di ibukota.

Padahal BNN-Provinsi DKI hanyalah mencari korban” yang mengalami ketergantungan narkoba dengan melaksanakan operasi tes urine. Pengunjung di pusat hiburan dipilih secara random, untuk kemudian di tes. Bila yang bersangkutan tak terbukti, dipersilahkan menikmati hiburan malam dengan sehat. Tak ada pilih kasih, seluruh pusat hiburan di Jakarta dirandom tiba-tiba, bahkan anggota tak diberitahu kapan jadwal operasi.

Operasi hiburan malam hanya dipersiapkan dan kemudian mendadak menuju TKP. Maka, banyak pihak yang kuatir, khususnya pusat hiburan malam yang memang dikenal sebagai sarang narkoba. Ada diskotek yang tak pernah tersentuh, karena dibacking oleh orang kuat” akhirnya tutup karena terbukti berkali-kali dalam operasi gabungan ditemukan narkoba dan menjadi tempat peredaran narkoba dan buka hingga dini hari.

Padahal ketika orang tersebut terbukti positif pengguna narkoba, BNNP DKI tidak akan langsung menindak secara hukum. Tapi dilihat kasusnya, jika orang itu hanya seorang pengguna maka tugas BNNP melakukan rehabilitasi ke tempat rehabilitasi yang sudah disediakan negara untuk diobati. Jika orang itu terbukti sebagai pengedar barulah kasusnya ditingkatkan ke proses hukum.

Seni kepemimpinan Ali Johardi dalam menjalankan tugas kepolisian memang patut diacungin jempol. Ali mampu merangkul dan melibatkan peran serta masyarakat dalam pemberantasan narkoba, mulai dari tingkat kampung, Lembaga swadaya masyarakat, hingga kalangan media, dia ajak berpartisipasi mencegah masuknya jaringan narkoba di lingkungan mereka.

Uniknya lagi, bukan sekedar tokoh masyarakat, Ali juga mampu merangkul koleganya di Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk bersinergi melawan narkoba.

Terbukti di era kepemimpinan Ali Johardi, BNNP DKI Jakarta diundang Kopassus untuk melaksanakan pemeriksaan tes urine bagi anggota Kopassus agar intansi militer ini, anggotanya benar-benar bebas narkoba. Ali juga selalu melibatkan TNI untuk ikut berpartisipasi mencegah peredaran narkoba di tempat hiburan malam.

Saat memimpin BNNP DKI Jakarta Ali juga melibatkan organisasi perempuan untuk ikut berpartisipasi mencegah penyalahgunaan narkoba. Terutama di lingkungan keluarganya sendiri. BNNP DKI Jakarta pun merangkul kaum ibu yang tergabung dalam Persatuan Istri Purnawirawan (Perip) serta organisasi wanita lainnya. Dengan bantuan kaum ibu, Ali Johardi yakin, aksi untuk pencegahan penyalahgunaan narkotika bisa lebih efektif.

Dikatakan Ali Johardi, dari sebuah kasih sayangnya seorang ibu, anak-anak bisa dijauhkan dan dicegah dari perilaku penyalahgunaan barang terlarang ini.

"Itu menunjukkan bahwa kasih sayang seorang ibu bisa meredam setiap persoalan yang terjadi pada anak-anaknya. Ingat, ungkapan bahwa surga itu ada di bawah telapak kaki ibu," ujar Ali saat itu.

Dengan menonjolkan peran perempuan dalam pencegahan peredaran narkoba diyakini bisa membawa hasil yang lebih baik.

Ali yakin mereka, para pecandu dan penyalahgunaan narkotika yang berada di sekitar di ibukota sangat membutuhkan bantuan dari BNNP DKI Jakarta.

Maka pola kepemimpinan humanis inilah kunci sukses Ali Johardi merubah wajah BNNP DKI Jakarta yang tadinya kurang greget kini bisa dibilang berubah total, kian dekat dengan masyarakat. Terobosan Ali saat memimpin BNNP DKI Jakarta membuat lembaga ini jauh lebih efektif dalam menindak pelaku pengedar narkoba dan lebih humanis dalam menangani korban penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

Karena para pecandu narkotika tak lagi dianggap sebagai target yang diburu untuk dihukum. Namun, kini mereka didatangi untuk mendapat rehabilitasi dan pendampingan untuk penyembuhan. Petugas BNNP DKI Jakarta akan menemui orang-orang yang sudah terlanjur menjadi pecandu narkotika.

”Masuknya kami ke pelosok kampung-kampung ini bukan untuk menangkap mereka, tetapi sebaliknya untuk mengajak mereka agar mau segera diobati melalui proses rehabilitasi,” ujarnya.

Dengan strategi jemput bola macam ini, Ali Johardi yakin peredaran narkoba bisa ditekan. Lazimnya sebuah bisnis, adanya pemasok karena adanya kebutuhan pasar (konsumen). Jika pengguna konsumennya dikosongkan, maka pasokan pun akan berkurang drastis.

Pun demikian dengan peredaran narkoba, jika para pengguna kita ambil untuk diobati, maka peredarannya pun akan menurun,” tegasnya.

Drs Ali Johardi SH kini menempati jabatan baru sebagai seorang analis di Deputi Bidang Pemberantasan BNN. Bagi jenderal humanis penuh prestasi ini, pergantian pimpinan dalam sebuah organisasi merupakan bagian dari dinamika sebuah lembaga atau institusi. Dan setiap penugasan itu tentu selalu ada resikonya.

Saya ini kan anggota, ditugaskan dimanapun saya mesti harus siap, yang penting buat saya, saya harus bermanfaat buat masyarakat karena saya kan abdi negara,” ujarnya penuh kesantunan.

Ali yang pernah menjabat pimpinan di Direktorat Narkoba Nanggroe Aceh Darusalam ini , tetap berpegang pada prinsip bahwa tugas yang diemban dianggapnya sebagai sebuah pengabdian dan seni dalam kehidupan. Dan ia kini harus masuk sekolah lagi di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhamnas) untuk menambah ilmu kepemimpinan dan wawasan kebangsaan sebagai jembatan meniti karier selanjutnya. Konon kabarnya tugas baru siap menanti jenderal produktif ini. Kita tunggu saja. [***]


S.S Budi Rahardjo
Ketua RIDMA Foundation
Jaringan informasi dampak miras dan naza

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya