Sikap anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Suharso Monoarfa yang ceriwis mengomentari sejumlah gagasan Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli (RR) dinilai tidak pas. Sebagai Wantimpres Suharso seharusnya bersikap negarawan.
‎"Dari sekian banyak Wantimpres cuma Suharso yang ceriwis dan ngomong seenak udelnya," ujar Koordinator Gerakan Mahasiswa 77-78, S‎yafril Sofjan kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (19/8).
J‎ustru, sebut Syafril, pembatalan rencana megaproyek pengadaan 30 pesawat Garuda dan pembangkit listrik 35.000 megawaatt yang digagas RR merupakan sebuah kebenaran yang akan mendatangkan kebaikan bagi bangsa dan negara. Suharso yang juga politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mestinya sadar bahwa langkah RR itu akan menyelamatkan "wajah" pemerintahan Jokowi dihadapan rakyat.
‎"Bukan malah menyebut RR cocok di DPR.‎ Jadi, siapa sebenarnya yang ingin membuat pemerintahan ini baik, dan siapa yang menghambat?" imbuh Syafril.
‎Gagasan RR, sebut dia, sudah benar dan sesuai tupoksinya sebagai Menko Kemaritiman dan Sumber Daya yang membawahi Menteri ESDM menyangkut kelistrikan, dan membawahi Menteri Perhubungan yang berkepentingan dengan Garuda.
‎ Lagipula, publik sudah paham ada apa dibalik proyek pengadaan pesawat senilai 4,5 miliar dolar AS yang sangat diinginkan Menteri BUMN Rini Soemarno. Begitu juga dengan proyek listrik senilai 512 triliun rupiah yang menjadi ambisi Wapres Jusuf Kalla.
‎"Kewajiban Menko mengevaluasi dan mengontrol, ada apa dengan Suharso yang ikut ikutan melibatkan diri dengan menyatakan pernyataan yang tidak pas bahwa RR cocok di DPR," ucap Syafril.
‎"Suharso harusnya tahu diri, hanya memberikan masukan tertutup dalam kelembagaan Wantimpres kepada Presiden. Suharso lupa dirinya bertindak sebagai apa," tukas Syafril‎ yang juga Ketua Dewan Pakar Alumni IKA ITT-STTT‎.
RR sebelumnya menggagas pembatalan rencana pembelian 30 pesawat Airbus A350 oleh Garuda. RR menilai pesawat jenis Airbus A350 yang akan dibeli dengan pinjaman luar negeri hanya cocok untuk rute internasional yang justru akan membuat Garuda bangkrut karena rute tersebut tidak menguntungkan.
Sementara terkait megaproyek pembangkit listrik 35.000 megawatt, RR menilai tidak masuk akal dan tidak akan tercapai sesuai target selesai tahun 2019.
‎Menurut RR program ini tidak masuk akal terlebih masih ada tambahan sisa target pembangunan pembangkit listrik di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebanyak 7.000 megawatt sehingga total mencapai 42.000 megawatt.‎‎
[dem]