Berita

Politik

Pemerintah Matangkan Permintaan Maaf ke Korban PKI

RABU, 19 AGUSTUS 2015 | 04:29 WIB | LAPORAN:

Rencana pemerintah menyampaikan permintaan maaf kepada para korban Partai Komunis Indonesia (PKI) ternyata bukan isapan jempol semata. Saat ini, pemerintah sedang menyiapkan formulasi permintaan maaf kepada korban tragedi kemanusiaan 1965.

"Lagi dibahas di Komnas HAM, Kejagung, Menko Polhukam, TNI, Polri. Jadi masih dalam tahap pembahasan seperti apa modelnya," kata Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly di gedung DPR, Jakarta, Selasa (18/8).

Namun, dia mengaku belum mengetahui kapan diputuskannya permintaan maaf pemerintah kepada korban tragedi yang disebut-sebut akibat ulah Partai Komunis Indonesia (PKI). Sebab, hingga kini hal itu sedang dibahas mendalam di bawah koordinasi Jaksa Agung dan Komnas HAM.


Pemerintah juga mempertimbangkan akan menyampaikan permintaan maaf tidak secara khusus kepada korban tragedi 1965. Melainkan juga kepada korban pelanggaran hak asasi manusia lain yang pernah terjadi di Indonesia, seperti tragedi Talangsari hingga Semanggi I dan II.

"Ini kan menyangkut banyak kasus, mulai dari 65, Talangsari, Semanggi. Dan ada banyak kasus-kasus yang harus dipelajari secara cermat penyelesaian seperti apa," jelas Yasonna.

Politisi PDI Perjuangan itu mengaku belum dapat memastikan apakah permintaan maaf dapat diselesaikan melalui jalur hukum atau yudisial maupun secara non yudisial.

"Kan ada dua pilihan, yudisial dan non yudisial. Sekarang opsinya kita masih berpikir tentang non yudisial," ungkap Yasonna.

Sebelumnya, Ketua MPR Zulfikli Hasan meluruskan isu yang beredar di publik bahwa Presiden Jokowi dalam pidato kenegaraannya menyambut HUT RI ke-70 di komplek parlemen Jumat (14/8) akan menyertakan permintaan maaf kepada keluarga korban tragedi 1965.

Zulkifli mengaku sudah menanyakan langsung ke Jokowi bahwa dalam pidato kenegaraan tidak akan membahas masalah PKI termasuk meminta maaf kepada keluarga korban.

"Tidak ada itu (Jokowi minta maaf kepada keluarga korban PKI), kata pak Jokowi tidak ada. Jangan bawa-bawa isu," katanya di gedung DPR, Kamis lalu (13/8).[dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya