Berita

ilustrasi

Soal Harga Daging, Reaksi Berlebihan Pemerintah Menunjukkan Tak Becus

RABU, 12 AGUSTUS 2015 | 05:40 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Fenomena melonjaknya harga daging sapi yang memicu aksi mogok sementara pedagang daging bukan sesuatu yang perlu ditanggapi berlebihan, apalagi sampai memerlukan tindakan keras dari pemerintah.

Sebab, dari sejumlah pemberitan ternyata di beberapa daerah di Jatim seperti Bojonegoro dan Tuban tidak terjadi lonjakan harga daging. Begitu pula pula di luar Jawa, seperti di Kupang.

"Dengan demikian, saya agak meragukan statemen para pejabat di Jakarta yang menanggapi fenomena ini secara reaktif dan alarmist," ungkap pengamat AS Hikam (Rabu, 12/8).

"Saya malah menganggap reaksi yang berlebihan tersebut menjadi indikator ketidakmampuan pemerintah sendiri dalam tatakelola kesediaan pangan pada umumnya, dan daging sapi pada khususnya," ungkap menteri era pemerintahan Gus Dur ini.

Soal kuota yang ditentukan misalnya, merupakan kebijakan yang direspon oleh para pemasok khususnya di luar negeri. Yang juga tidak kalah penting adalah kemampuan pemerintah untuk memonitor para pedagang yang memainkan pasokan tersebut sehingga terjadi situasi seperti ini.

"Ketimbang ancam mengancam, saya kira lebih baik Pemerintah melakukan sesuatu yang riil seperti operasi pasar dan memperbaiki kebijakan yang ternyata tdk bisa diterapkan secara efektif di lapangan," sambungnya.

"Dan ini akan membuka peluang bagi pihak-pihak yang ingin mencari-cari kesalahan Presiden Jokowi untuk melakukan manuver-manuver termasuk kampanye negatif dan bahkan fitnah," sambungnya.

Menurutnya, gagasan dan gerakan mengajak mogok para pedagang daging sapi juga perlu disikapi secara proporsional, bukan hanya menyalahkan mereka. Sebab faktanya memang ada kelangkaan pasokan dan harga yang melambung, walaupun tidak semua daerah mengalaminya.

"Pangan adalah isu strategis dan bisa berdampak politik yang signifikan. Jangan sampai persoalan yang sebenarnya bisa dikendalikan sejak dini malah menjadi marak karena tidak adanya pengelolaan yang tepat dan hanya reaksi-reaksi sesaat," tandasnya.

Sebelumnya Presiden menuding ada mafia di balik mahalnya harga daging saat ini. Karena itu pemerintah akan menindak oknum yang ‘bermain’ tersebut."Ada pihak yang sengaja menahan stok daging sehingga harganya melambung tinggi. Ini lagi kita telusuri," tegasnya. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

UPDATE

Butuh Sosok Menteri Keuangan Kreatif dan Out of the Box

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:44

KPK Masih Usut Keterlibatan Hasto Kristiyanto di Kasus Harun Masiku dan DJKA

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Kesan Jokowi 10 Tahun Tinggal di Istana: Keluarga Kami Bertambah

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Segini Potensi Penerimaan Negara dari Hasil Ekspor Pasir Laut

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:22

Main Aman Pertumbuhan 5 Persen

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:19

Gagal Nyagub, Anies Makin Sibuk

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:08

Predator Seks Incar anak-anak, Mendesak Penerapan UU TPKS

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:41

Dukung Otonomi Sahara Maroko, Burundi: Ini Solusi yang Realistis

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:39

Digelar Akhir Oktober, Indocomtech 2024 Beri Kejutan Spesial

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:29

WTO Perkirakan Perdagangan Global Naik Lebih Tinggi jika Konflik Timteng Terkendali

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:15

Selengkapnya