Berita

ist

Fahri Hamzah: Anis Matta Memimpin di Tengah Krisis dan Gelombang

SELASA, 11 AGUSTUS 2015 | 04:38 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Politikus vokal PKS, Fahri Hamzah, menaruh hormat kepada Anis Matta, yang sejak kemarin digantikan Sohibul Iman sebagai presiden partai. Bagi Fahri, Anis Matta sukses memimpin PKS.

"Beliau memimpin kita dalam krisis dan gelombang," ujar politikus PKS Fahri Hamzah lewat akun Twitter-nya @Fahrihamzah, Senin malam (10/8).

Anis Matta yang hampir empat periode menjadi sekjen tersebut menduduki tampuk pimpinan partai setelah Luthfi Hasan Ishaaq ditetapkan sebagai tersangka kasus suap impor daging sapi.

Fahri menjelaskan, Anis Matta memberi semangat dan membangkitkan ketika wajah kader PKS tertunduk malu oleh hujatan. "Pidato pelantikannya takkan mudah kita lupakan. Berderai tangis seluruh kader Yg mendengar," cuit Wakil Ketua DPR RI ini.

Karena menurutnya, kesulitan yang dihadapi PKS pada masa itu bukan sederhana dan gampang. "Fitnah, caci maki dan boikot terus digalang. Kawanpun banyak Yg menghilang," ungkapnya.

Di tengah dramatisasi pemberitaan kasus LHI, Anis Matta menyambangi hampir seluruh kadernya untuk memotivasi dan konsolidasi. "Saya ingat mendampingi beliau berkeliling seluruh negeri hanya 1 Propinsi Yg tak sempat kita datang," kenang Fahri.

Hasilnya, PKS tidak seperti yang diprediksi banyak kalangan akan lenyap setelah Pemilihan Umum 2014. "Partai Memang kehilangan 17 kursi di DPR tetapi suara bertambah 300-An ribu," tandas Fahri.

Tak hanya itu, Anis Matta juga memainkan perannya dalam pemenangan pasangan Prabowo-Hatta pada pemilihan presiden 2014 lalu. Diakui Fahri, apa yang diperjuangkan Anis Matta tersebut tidak  belum. Tetapi Koalisi Merah Putih terbentuk dan bertahan sampai sekarang.

"Sebagai sahabat dan mewakili kawan sejawat serta kader mengucap selamat dan terima kasih," tandasnya.[zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

UPDATE

Butuh Sosok Menteri Keuangan Kreatif dan Out of the Box

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:44

KPK Masih Usut Keterlibatan Hasto Kristiyanto di Kasus Harun Masiku dan DJKA

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Kesan Jokowi 10 Tahun Tinggal di Istana: Keluarga Kami Bertambah

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Segini Potensi Penerimaan Negara dari Hasil Ekspor Pasir Laut

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:22

Main Aman Pertumbuhan 5 Persen

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:19

Gagal Nyagub, Anies Makin Sibuk

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:08

Predator Seks Incar anak-anak, Mendesak Penerapan UU TPKS

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:41

Dukung Otonomi Sahara Maroko, Burundi: Ini Solusi yang Realistis

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:39

Digelar Akhir Oktober, Indocomtech 2024 Beri Kejutan Spesial

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:29

WTO Perkirakan Perdagangan Global Naik Lebih Tinggi jika Konflik Timteng Terkendali

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:15

Selengkapnya