Berita

bamsoet

Bamsoet: Benahi Ekonomi Salah Urus, Jokowi Jangan Lagi Buat Kegaduhan

SENIN, 10 AGUSTUS 2015 | 00:04 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Presiden Joko Widodo dan partai politik pengusungnya jangan lagi membuat kebisingan dengan menggoreng isu-isu yang tidak berkaitan dengan persoalan ekonomi rakyat. Karena Presiden dan partai pengusungnya harus fokus memperbaiki salah urus ekonomi.

"Salah urus yang paling menonjol adalah lambannya penyerapan anggaran," tegas Bendahara Umum DPP Partai Golkar, Bambang Soesatyo, dalam pesan singkat yang diterima redaksi Minggu malam (9/8).

Dia membeberkan, hingga akhir Juli 2015, realisasi belanja negara baru Rp 913,5 triliun atau 46 persen dari pagu belanja Rp 1.984 triliun. Sementara volume belanja barang dan belanja modal masih sangat rendah.
 
Menurutnya, dengan sisa waktu kurang dari empat bulan menuju akhir 2015, sebagian besar dari sisa anggaran belanja yang Rp 1.000 triliun itu tampaknya semakin sulit terserap semuanya. Ada dua penyebabnya.

"Pertama, kesibukan menyelenggarakan Pilkada 2015. Dan kedua, nomenklatur kementerian dan lembaga (K/L) yang tak kunjung selesai," ungkap Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri ini (Kadin).

Salah urus kedua tampak pada fakta endapan dana pembangunan sebesar Rp 273 triliun milik semua pemerintah daerah. Dana sebesar itu tidak digunakan untuk mendinamisasi pembangunan daerah, tetapi disimpan di perbankan dalam bentuk deposito.
 
"Akibatnya, seperti sudah diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi triwulan II-2015 hanya 4,67 persen, melambat dibandingkan triwulan I-2015 yang mencapai 4,72 persen, sehingga pertumbuhan ekonomi semester I-2015 hanya 4,70 persen," demikian anggota Komisi III DPR RI yang akrab disapa Bamsoet ini.

Kritikan yang disampaikan Bamsoet selama ini ternyata didengar Presiden Jokowi. Terbukti, saat menghadiri acara pelantikan kepengurusan Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Sabtu kemarin, Jokowi  menyentil kritik pedas yang sering dilontarkan salah satu pengurus SOKSI tersebut.

"Pak Bambang Soesatyo, saya tidak tahu kenapa, pak Bambang ngeritik saya pedas banget," kata Jokowi. (Baca: Jokowi Tanya Bamsoet Kenapa Sering Beri Kritikan Pedas)

Terkait sentilan Jokowi tersebut, kemarin Bamsoet juga menjelaskan alasannya kenapa kerap mengkritik Presiden. "Mengapa saya suka mengkritik Jokowi? Ya karena kita semua ingin pemerintahan Jokowi tidak berakhir di tengah jalan," ujarnya. (Baca: Kritik Pedas Bamsoet untuk Selamatkan Jokowi [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

UPDATE

Butuh Sosok Menteri Keuangan Kreatif dan Out of the Box

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:44

KPK Masih Usut Keterlibatan Hasto Kristiyanto di Kasus Harun Masiku dan DJKA

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Kesan Jokowi 10 Tahun Tinggal di Istana: Keluarga Kami Bertambah

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Segini Potensi Penerimaan Negara dari Hasil Ekspor Pasir Laut

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:22

Main Aman Pertumbuhan 5 Persen

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:19

Gagal Nyagub, Anies Makin Sibuk

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:08

Predator Seks Incar anak-anak, Mendesak Penerapan UU TPKS

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:41

Dukung Otonomi Sahara Maroko, Burundi: Ini Solusi yang Realistis

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:39

Digelar Akhir Oktober, Indocomtech 2024 Beri Kejutan Spesial

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:29

WTO Perkirakan Perdagangan Global Naik Lebih Tinggi jika Konflik Timteng Terkendali

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:15

Selengkapnya