Berita

hasyim muzadi

Hasyim Muzadi: PBNU Vakum Kepemimpinan Sampai Digelar Muktamar Lagi

KAMIS, 06 AGUSTUS 2015 | 21:16 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ini saat ini sedang mengalami vakum kepemimpinan. Kekosongan kepemimpinan ini akan berlangsung sampai digelar kembali Muktamar NU untuk memilih calon ketua umum yang legal.

Penegasan itu disampaikan mantan Ketua PBNU KH Hasyim Muzadi di kediamannya, Kompleks Pondok Pesantren Al-Hikam Malang, Jawa Timur, Kamis (6/8).

"Saya tegaskan sekali lagi bahwa PBNU sekarang ini vakum. Organisasinya memang ada, tapi pemimpinnya tidak ada sampai ada muktamar lagi," ungkap Hasyim.

Hasyim menilai bahwa wilayah dan cabang memiliki hak hukum dan hak memilih untuk menggelar kembali muktamar.

"Muktamar yang digelar di Jombang dan baru usai itu tidak sesuai aturan, prosedur, serta tidak tertib, bahkan bisa dikatakan cacat hukum karena esensinya prosedur organisasi tidak dilalui secara normal," ungkap anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) ini seperti dilansir Antara.

Selama vakum kepemimpinan, ia menyatakan, tidak ada tokoh atau siapa pun bisa mengatasnamakan PBNU sampai digelar muktamar ulang yang konstitusional.

Pengurus wilayah atau di bawahnya, menurut Hasyim, tidak perlu khawatir akan terjadi pembekuan maupun perombakan (reshuffle) pengurus wilayah karena saat ini PBNU-nya sendiri vakum.

Hasyim mengemukakan, dirinya juga tidak bersedia untuk dicalonkan sebagai Rais Aam dari forum yang diikuti 29 wilayah yang sebenarnya memenuhi kuorum di Pondok Pesantren Tebuireng.

"Kalau saya terima pencalonan itu, NU akan pecah. Begitu juga ketika saya menerima pencalonan dari forum yang digelar di alun-alun karena statusnya cacat hukum. Apakah bisa diakal dua forum mengaku semua kuorum? Ini bagaimana?" kata pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Hikam tersebut.

Meski ada 29 Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) yang keluar dari muktamar di alun-alun Jombang dan bergabung ke kubu Salahuddin Wahid di Tebuireng, Hasyim Muzadi membantah bahwa NU pecah, sebab tidak ada muktamar tandingan atau NU tandingan.

Yang terjadi, menurut dia, adalah gerakan pemurnian NU dari penyusupan ideologi atau aliran pemikiran yang merusak keimanan dan perilaku petualang (adventurer) para politisi.

"Gerakan pemurnian ini akan menjadi arus besar di dalam NU karena seluruh wilayah dan cabang menyaksikan sendiri bagaimana selama proses muktamar, muktamirin diperlakukan semena-mena mulai dari sulitnya pendaftaran, rekayasa persidangan, dan perlakuan kasar terhadap para ulama dan kiai," ujarnya.

Ia menimpali, "Hikmahnya adalah semua warga NU bisa mengetahui betapa bahayanya penyusupan yang dilakukan secara komprehensif."

Hasyim mengemukakan bahwa dirinya juga memberikan apresiasi atas mundurnya atau penolakan KH Mustofa Bisri (Gus Mus) saat dicalonkan sebagai Rais Aam PBNU, karena menunjukkan dirinya tidak ingin menjabat dari sebuah proses abal-abal.

Dia pun mengungkapkan kekecewaannya karena selama proses Muktamar NU yang dinilai tidak sesuai dengan aturan organisasi.

"Dengan kondisi seperti sekarang ini, wilayah dan cabang NU memiliki kewajiban untuk segera mengadakan muktamar ulang yang konstitusional," demikian KH Hasyim Muzadi. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

UPDATE

Butuh Sosok Menteri Keuangan Kreatif dan Out of the Box

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:44

KPK Masih Usut Keterlibatan Hasto Kristiyanto di Kasus Harun Masiku dan DJKA

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Kesan Jokowi 10 Tahun Tinggal di Istana: Keluarga Kami Bertambah

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Segini Potensi Penerimaan Negara dari Hasil Ekspor Pasir Laut

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:22

Main Aman Pertumbuhan 5 Persen

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:19

Gagal Nyagub, Anies Makin Sibuk

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:08

Predator Seks Incar anak-anak, Mendesak Penerapan UU TPKS

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:41

Dukung Otonomi Sahara Maroko, Burundi: Ini Solusi yang Realistis

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:39

Digelar Akhir Oktober, Indocomtech 2024 Beri Kejutan Spesial

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:29

WTO Perkirakan Perdagangan Global Naik Lebih Tinggi jika Konflik Timteng Terkendali

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:15

Selengkapnya