Berita

mustofa nahra/net

ICAF: GIDI Berpotensi Jadi Organisasi Teroris seperti Al Qaeda dan Jamaah Islamiyah

SABTU, 25 JULI 2015 | 08:08 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Tanpa disadari, peristiwa Tolikara menujukkan ada proses awal dari sebuah kebiadaban besar bernama terorisme.

"Unsur-unsur dari peristiwa terorisme sebenarnya telah terpenuhi pada kejadian di Tolikara," kata peneliti terorisme dari Indonesia Crime Analyst Forum (ICAF), Mustofa B Nahrawardaya, dalam keterangan beberapa saat lalu (Sabtu, 24/7).

Unsur itu, jelas Mustofa, pertama ada ideologi yang mendorong pelaku untuk melakukan kekerasan berupa perusakan, pembakaran, dan perbuatan menebar kebencian yang mana beberapa perilaku ini dapat disebut sebagai tindakan-tindakan radikalisme. Adanya surat intoleran dari GIDI, cukup sebagai bukti adanya satu ideologi yang mendorong mereka untuk melakukan teror.


Kedua, ada efek berantai akibat perbuatan teror para pelaku. Efek ini berupa ketakutan massal. Efek ketakutan massal tidak hanya dirasakan oleh orang Islam saja, tetapi juga dirasakan oleh Kristen selain yang mengikuti aliran atau organisasi para pelaku.

"Seperti diketahui, bahwa korban dari perbuatan pelaku teror Tolikara, tidak hanya pihak Islam, namun juga pemeluk agama-agama lain, termasuk Kristen sendiri," ungkap Mustofa.

Ketiga, lanjtunya, pelaku diketahui memiliki jaringan. Dengan adanya banyak cabang organisasi para pelaku, bahkan adanya jaringan di luar negeri, maka dimungkinkan jaringan ini telah dan akan berkontribusi untuk melakukan perilaku teror bahkan bisa lakukan tindakan terorisme pada waktu dan tempat berbeda di waktu mendatang.

"Jika tidak dihentikan dari awal, maka GIDI berpotensi menjadi organisasi teroris besar seperti Al Qaeda atau Jamaah Islamiyah," tegas Mustofa.

Keempat, sambungnya lagi, terkait dengan pendanaan teror. Tidak mungkin para pelaku teror lapangan bekerja tanpa pendanaan. Banyaknya massa, adanya minyak, adanya pemantik api, adanya peralaan sound system, adanya gerakan massa merusak bahkan keberanian melakukan teror di depan markas militer, sangat mungkin didorong oleh adanya unsur pendanaan untuk melakukan teror.

Kelima, ungkap Mustofa, adanya penghinaan kepada Negara. Perilaku kekerasan berupa pembakaran tempat ibadah yang mana bangunan tersebut terletak di dekat Koramil, membuktikan bahwa para pelaku dan sutradaranya terbukti secara brutal melakukan penghinaan dan pelecehan pada simbol negara tanpa rasa takut.

"Sudah intoleran, plus pamer kekerasan di depan hidung tentara," demikian Mustofa. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya