Presiden Jokowi mengancam akan mencopot para menteri dan jajaran terkait jika tidak bisa menurunkan waktu barang keluar dari kapal hingga keluar pelabuhan (dwelling time) dengan cepat.
Hal itu disampaikan Presiden saat melakukan kunjungan kerja ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Dari hasil kunjungan itu, Jokowi belum mendapatkan jawaban memuaskan mengenai instansi mana yang paling lama melakukan penanganan barang di pelabuhan.
Untuk diketahui, saat ini dwelling time baru mencapai 5,5 hari dari target 4,7 hari. Akibatnya, selain kerugian biaya dan waktu yang lama, investor dikhawatirkan makin enggan berinvestasi di Indonesia.
Bagaimana tanggapan Menko Kemaritiman? Simak wawanÂcara
Rakyat Merdeka dengan Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo berikut ini:
Apa yang sudah Anda lakuÂkan?Kita sudah mengadakan koorÂdinasi untuk melihat progres. Kita akan bagi, pre-custom dan post-custom.
Berapa lama targetnya?Pre-custom kita targetnya 2,7 hari, custom ya Bea Cukai setengah hari. Post-custom, keluar dari pelabuhan itu satu setengah hari.
Bagaimana cara memperceÂpat pre-custom?Untuk mempercepat pre-cusÂtom, kementerian/lembaga sangat terlibat di sana, kita sudah menerÂbitkan Permendag (peraturan menteri perdagangan) yang baru.
Isinya?Intinya kalau barang hendak mau berangkat ke Indonesia sudah harus diproses perizinanÂnya. Misalnya, kalau Anda mau keluar negeri tentu proses visa. Jangan setelah mendarat di sini baru diproses.
Tentu ini perlu sosialisasi, pembinaan dan memperjelas kepada masyarakat mengenai masalah itu.
Konkretnya apa saja masalah yang memperlambat pre-custom?Di pre-custom ada masalah karantina. Kementerian Pertanian sudah mempertegas kepada Dirjen-Dirjennya untuk memperÂcepat rekomendasi yang diberiÂkan kepada Badan Karantina. Apakah itu holtikultura, peterÂnakan, sehingga lebih cepat lagi mengejar
dwelling time.Selain itu harus online. Menteri Perindustrian sudah meminta seÂluruh jajarannya untuk online, itu komponen dari pre-custom.
Bagaimana dengan penguÂrusan di Bea Cukai?Pre-custom di Bea Cukai, sasarannya adalah setengah hari. Kalau saat ini 0,62 hari. Salah satu yang perlu dipercepat di Bea Cukai adalah mempertegas jalur merah, jalur kuning dan jalur hijau. Sebenarnya jalur hijau dan jalur kuning sudah 93 persen, yang jalur merah ini tujuh persen.
Jalur merah itu contohnya seperti apa?Jalur merah itu, isinya satu kontainer bisa sampai 100 item gitu. Kan susah tuh, harus diperÂiksa, harus dibongkar. Kalau jalur hijau, yang sudah mitra prioritas, misalnya komponen suku cadang mobil itu satu hari selesai.
Jalur merah yang tujuh persen apakah cukup memÂpengaruhi dwelling time?Itu mengganggu
dwelling time. Makanya nanti Bea Cukai akan minta adanya wilayah lini dua.
Tujuannya?Supaya yang dwelling time bisa diperiksa, tapi tidak mengÂganggu dwelling time-nya. Artinya kontainer diperiksa di situ tidak mengganggu dwelling timenya. Termasuk Bea Cukai juga akan meningkatkan jumlah mitra prioritasnya, sekarang 10 persen, mau ditingkatkan menÂjadi 20 sampai 30 persen, sehÂingga nanti meningkatkan juga custom yang setengah hari.
Lalu?Begitu barang sudah selesai di pre-custom, setelah itu langsung keluar. Permasalahannya masih sering yang ditimbun, diparkir di sini (Pelabuhan Tanjung Priuk).
Bagaimana caranya menÂgatasi agar tidak ada lagi penimbunan atau pemarkiran di pelabuhan?Nah, yang mengendalikan
pre-custom, custom dan
post-custom ada yang namanya komandannya, dia regulator. Regulatornya itu adalah Otoritas Pelabuhan (OP),
Port Authority yang sesuai UU Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, OP bertanggung jawab pada Menteri Perhubungan.
Nanti kita akan menjadikan OP sangat pede, sehingga bisa mengendalikan semua operaÂsional di Tanjung Priuk dan semua pelabuhan di Indonesia, sehingga lebih cepat barang keluar dari kapal.
Port Authority sudah meÂnyampaikan bahwasanya Bea Cukai belum punya senjatanya, kita sudah berikan.
Apa yang akan dilakukan untuk memastikan bahwa seÂmua target itu tercapai?Kita akan memantau setiap buÂlan. Kementerian Perdagangan mulai
full 1 Januari, tidak boleh lagi ada barang yang berangkat dari negara asal, manifest-nya nggak dikirim ke sini, nggak boleh, bisa dicabut API (Angka Pengenal Impor). ***