Berita

chatib basri/net

Jokowi Harus Ingat, Chatib Basri Itu Neolib Anti Trisakti

SENIN, 13 JULI 2015 | 11:37 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Di tengah isu reshuffle, Presiden Joko Widodo diingatkan tak menarik Chatib Basri ke dalam kabinet, yang mulai digadang-gadang sejumlah orang. Sebab Chatib Basri justru akan menjauhkan kebijakan ekonomi dengan cita-cita Nawacita dan Trisakti.

"Chatib Basri yang sudah dikenal luas dengan pernyataannya 'kantongi nasionalismu' ini jelas-jelas akan bertentangan dengan cita-cita Trisakti dan Nawacita yang mengharapkan kehadiran peran negara di tengah-tengah rakyatnya," kata peneliti Lingkar Studi Perjuangan, Agus Priyanto, dalam keterangan beberapa saat lalu (Senin, 13/7).

Lebih-lebih, lanjut Agus, saat menjabat sebagai Menteri Keuangan di era SBY, Chatib Basri juga tak memiliki prestasi apa-apa. Bahkan Chatib, yang pernah menjadi komisaris di Astra ini, memiliki rekam jejak yang kontraproduktif bagi sektor transportasi publik ketika menurunkan tarif impor komponen dan spareparts untuk industri mobil kutu atau LCGC (low cost green car). Akibatnya, penjualan mobil kutu di dalam negeri melonjak dari nol menjadi 150.000 unit hanya untuk tahun 2014.


"Jadi bukan mencari jalan untuk mengembangkan transportasi publik, malah melakukan pengurangan pajak impor spareparts dan komponen mobil kutu yang membuat kota-kota besar di Indonesia tambah macet," ulasnya.

Di sisi lain, imbas kebijakan itu adalah melonjaknya impor komponen dan spareparts LCGC sehingga current account defisit makin besar. Chatib juga meninggalkan warisan empat defisit yang terdiri dari defisit neraca perdagangan, defisit neraca pembayaran, defisit transaksi berjalan dan defisit APBN.

"Rupiah pun semakin rontok dan Chatib mewariskan masalah quatro deficits kepada Jokowi," ungkap Agus, sambil mengingatkan Jokowi lagi bahwa Chatib itu ekonom asli neoliberal yang membenci nasionalisme.

Kini, sambung Agus, keputusan ada di Jokowi. Apakah orang yang menciptakan masalah warisan ekonomi, anti-Trisakti dan diragukan nasionalismenya yang akan disetujui oleh Jokowi untuk mewujudkan cita-cita Trisakti dan Nawacita.

"Atau Jokowi akan mencari sosok alternatif yang memiliki keberpihakan nyata terhadap ekonomi kerakyatan dan memiliki track record bersih serta memiliki kemampuan dan jaringan luas di internasional untuk mengatasi potensi krisis yang berpengaruh dalan perekonomian nasional?" demikian Agus. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya