Berita

jokowi/net

MUDIK LEBARAN

Jokowi Harus Bikin Kebijakan Darurat Mudik untuk Hindari Kemacetan di Jalur Pantura

KAMIS, 09 JULI 2015 | 07:36 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Untuk menghindari Jalur Pantura sebagai pusat kemacetan, daerah rawan kecelakaan dan jalur maut yang memakan korban jiwa maupun luka, Presiden Jokowi perlu menerapkan kebijakan sistem darurat mudik dalam musim mudik 2015.

"Dengan kebijakan darurat mudik itu kepadatan arus mudik di Pantura Jawa bisa dikurangi dan diurai, sehingga angka kecelakaan selama musim mudik 2015 bisa ditekan," kata Ketua Presidium Indonesoa Police Watch (IPW), Neta S Pane, dalam keterangan beberapa saat lalu (Kamis, 9/7).

Neta mengingatkan, jika pemerintahan Jokowi tidak mencemati dan mengendalikan arus mudik 2015, kesemrawutan akan terjadi di Jalur Pantura Jawa, terutama di kawasan Brebes. Sebab pada musim mudik 2015 akan bergerak sekitar dua juta sepeda motor dari Jakarta menuju Jalur Pantura. Angka ini masih ditambah 500.000 sampai 600.000 mobil pribadi. Belum lagi angkutan umum, yang semua akan menumpuk memadati Jalur Pantura Jawa.


"Bagaimana pun kepadatan ini harus diatasi. Dengan menerapkan sistem darurat mudik Presiden Jokowi bisa mengerahkan kapal perang TNI AL secara maksimal, untuk mengalihkan arus sepeda motor melalui jalur
laut," ungkap Neta.

Neta memberi contoh, kapal perang TNI AL misalnya dikerahkan membawa sepeda motor ke pelabuhan pelabuhan di Cirebon, Pekalongan, Semarang, dan lain-lain, untuk kemudian kemudian pemudik sepeda motor menuju kampung halamannya masing masing.

Pun demikian, Jokowi juga bisa memerintahkan pesawat-pesawat angkut TNI AU untuk mengangkut pemudik dari Halim Perdanakesumah menuju Jogja, Solo, Madiun, Semarang, Surabaya, Malang, dan lain-lain, yang kemudian dengan kendaraan militer di bawa ke kampung halamannya.

"Intinya, orientasi darurat mudik adalah untuk menghindari kepadatan di Jalur Pantura, sehingga angka kecelakaan lalulintas selama musim mudik bisa dihindari," demikian Neta. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya