Berita

hamdi muluk

Prof. Hamdi Muluk: Jangan Sekali-kali Lengah terhadap Pergerakan Terorisme

JUMAT, 03 JULI 2015 | 22:32 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Kewaspadaan dan pencegahan paham radikalisme dan terorisme tidak boleh dilonggarkan. Meski pergerakan radikalisme dan terorisme di Indonesia cenderung menurun akhir-akhir ini, terutama di bulan Ramadan ini.

"Jangan sekali-kali lengah. Karena tingkat radikalisme para pengikut gerakan itu sudah tertanam dalam isi kepala, hati, dan sikap dia. Kalau belum dilakukan deradikalisasi (merubah sikap), jangan harap mereka akan sadar," ujar Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia (UI) Prof. Hamdi Muluk (Jumat, 3/7).

Menurut Prof. Hamdi, saat ini kesempatan mereka melakukan aksi sangat sulit. Itu tidak lepas dari semakin intensifnya langkah-langkah pencegahan radikalisme dan terorisme yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) serta upaya penindakan yang dilakukan Densus 88 Polri.

"Saat ini, dari kacamata saya, para pengikut paham radikalisme dan terorisme itu tidak bisa bebas bergerak karena sejauh ini aparat berhasil melakukan pembekuan dan memantau gerakan mereka secara intensif," ungkap Hamdi.

Intinya, lanjut Hamdi, pekerjaan kontra radikalisme dan terorisme ini tidak akan pernah selesai. Itu karena ideologi atau ayat-ayat yang menjustifikasi mereka menjadi radikal itu memang ada. Seperti paham-paham radikalisme yang dibuat Salafy Jihadi dan Abdullah Azzam.

"Selagi buku-buku karangan mereka untuk menyebarkan ajaran itu masih ada, maka paham radikalisme dan terorisme akan tetap mengancam kedamaian di muka bumi ini,” tukas Hamdi.

Terbukti, lanjut Hamdi, gerakan-gerakan radikalisme itu bermunculan. Setelah era Jemaah Islamiyah (JI), Al Qaeda, kini muncul gerakan yang lebih radikal yaitu Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). "Itu adalah bukti radikalisme dan terorisme akan terus berkembang dalam perjalanan peradaban di dunia ini," tandasnya. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

UPDATE

Aceh Selatan Terendam Banjir hingga Satu Meter

Jumat, 11 Oktober 2024 | 23:58

Prabowo Bertemu Elite PKS, Gerindra: Dukungan Moral Jelang Pelantikan

Jumat, 11 Oktober 2024 | 23:39

Saham Indomie Kian Harum, IHSG Bangkit 0,54 Persen

Jumat, 11 Oktober 2024 | 23:26

Ini Alasan Relawan Jokowi dan Prabowo Pilih Dukung Rido

Jumat, 11 Oktober 2024 | 23:19

Transisi Pemerintahan Jokowi ke Prabowo Ukir Sejarah

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:54

Pensiun Jadi Presiden, Jokowi Bakal Tetap Rutin Kunjungi IKN

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:42

Sosialisasi Golden Visa Bidik Top Investor di Bekasi

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:31

Soal Kasus Alex Marwata, Kapolda Metro: Masalah Perilaku Kode Etik yang Jadi Pidana

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:26

Kontroversi Gunung Padang: Perdebatan Panjang di Dunia Arkeolog

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:20

ASDP Ajukan Praperadilan Buntut Penyitaan Barbuk, KPK Absen

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:17

Selengkapnya