Berita

Kesehatan

Kiat Berpuasa Pasca Sakit

SABTU, 27 JUNI 2015 | 06:51 WIB

Puasa sifatnya pribadi, dan setiap umat muslim pastinya ingin menjalankan puasa dengan sebaik-baiknya.

"Sangat penting untuk mengetahui asupan makanan yang dianjurkan, bagaimana cara pengolahannya, agar mendapatkan cara yang tepat dan tidak akan membuat kembali sakit," kata Sales Director Sequis Financial, Aldi Rinaldi  dalam kegiatan diskusi interaktif dengan tema 'Kiat Berpuasa Pasca Sakit' yang digelar Sequis kemarin (Jumat, 26/6).

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan melansir data hingga tahun 2014, ada beberapa jenis penyakit yang paling banyak menyebakan kematian di Indonesia yaitu hipertensi, gagal ginjal, stroke, diabetes mellitus dengan koma, diabetes non insulin, penyakit ginjal kronik, gagal jantung, serta dispepsia (gangguan maag).


Sementara data yang dilansir oleh WHO, dari tahun 2000 hingga 2012, ischaemic heart disease (penyakit jantung iskemik) disusul stroke menjadi penyebab utama kematian di dunia. Untuk itu, menurut Aldi Rinaldi, Sequis sebagai perusahaan asuransi jiwa berkewajiban mengedukasi masyarakat Indonesia untuk memiliki pola hidup sehat termasuk juga pada saat berpuasa, jangan sampai gagal berpuasa karena sakit atau memaksakan puasa dalam kondisi tubuh tidak memungkinkan.

"Pesan yang ingin kami sampaikan adalah bahwa dengan berubahnya  pola atau cara hidup termasuk juga perubahan lingkungan maka asuransi kesehatan dan jiwa sudah menjadi kebutuhan bukan lagi pilihan, utamanya masyarakat urban atau perkotaan," ujarnya lagi.

Sandy Hantono selaku Underwriting doctor Sequis dalam diskusi ini mengatakan dalam berpuasa, batasannya bukan sehat dan tidak sehat, tetapi mampu laksana atau tidak. Seseorang pasca sakit masih bisa berpuasa, asalkan memperhatikan asupan kalori saat sahur dan berbuka, cukupi kebutuhan cairan sesuai anjuran dokter.

Istirahat perlu, namun tidak boleh berlebihan, menjaga kebugaran dengan olahraga ringan, konsumsi obat secara teratur serta patuh pada pengobatan yang dijalani.

"Jika dalam kondisi ini tetap memaksakan puasa dapat memperburuk kondisi sakitnya atau memperlama masa penyembuhan," tutur Sandy.

Berdasarkan data klaim Sequis tahun 2014, penyakit besar yang banyak terjadi adalah DHF, thypoid fever, GEA, obs febris, katarak, gastritis, CAD, dyspepsia, appendicitis acute, dan bronchopneumonia. Karena itu sangat penting memperhatikan kesehatan lebiih intensif utamanya jika pasca sakit berat di atas.

Penyakit yang Tidak Dianjurkan Berpuasa

Dari sisi medis, ada beberapa kondisi pasien atau sakit yang dianjurkan tidak berpuasa seperti: pasien dalam perawatan rumah sakit dan dengan keadaan diinfus (infuse cairan maupun makanan atau pasien yang sedang mendapat transfusi darah). Pasien infeksi akut seperti radang tenggorokan berat, demam tinggi, diare akut, mual dan muntah. Penderita migran atau vertigo (sakit akan bertambah buruk jika pasien tidak makan atau minum obat).

Selain itu, pasien dengan gangguan pernafasan akut seperti asma akut, penyakit paru obstruksi kronis yang berat juga dianjurkan tidak berpuasa. Jenis lainnya yaitu pasien jantung dengan gagal jantung, pasien sakit maag yang sedang dalam keadaan akut missal muntah-muntah hebat dan nyeri hebat sampai keluar keringat dingin, pasien kanker yang sedang dalam pengobatan atau belum diobati, pasien dengan gangguan hati kronis lanjut, pasien dengan gagal ginjal kronis yang sedang menjalani cuci darah atau peritoneal dialysis, penderita kencing manis dimana gula darahnya belum terkontrol atau jika terkontrol namun dengan kebutuhan insulin harian yang masih tinggi serta orang tua usia lanjut dengan menderita pikun (Alzhaimer).

Ringan tidaknya suatu penyakit hanya dapat diketahui saat seseorang berkonsultasi dengan dokter disertai dengan hasil pemeriksaan medis. Bila diperlukan pengawasan dan pengobatan yang intensif sebaiknya tidak berpuasa  dahulu.

Apakah Sakit Berpotensi Kembali Menyerang?

Potensi sakit dapat kembali datang jika seseorang yang mengalami sakit tidak memperhatikan asupan yang masuk.

"Tren saat ini berbuka puasa dilakukan bersama dalam kelompok pertemanan. Hal ini tentu menyenangkan apalagi ditambah dengan pilihan yang beragam dengan tampilan menarik," kata praktisi gizi klinik dan olahraga, Rita Ramayulis yang juga hadir sebagai pembicara dalam diskusi tersebut.

Namun, lanjut dia, justru inilah alarm-nya karena seringkali ketika makan bersama orang tidak mengontrol jumlah dan jenis makanan yang masuk ke dalam tubuh, tidak memilih tapi mengambil semuanya. Tanpa disadari justru saat berpuasa seseorang mengonsumsi makanan lebih banyak dibandingkan ketika tidak berpuasa dan jenisnya didominasi oleh makanan yang manis dan yang digoreng.

Sandy juga menekankan bahwa puasa bukanlah diet, dan juga bukan kesempatan untuk mendapatkan proporsional tubuh. Menurutnya, puasa menjadi pelajaran bagi kita untuk menyusun kembali menu yang salah di luar bulan puasa dan bagaimana seharusnya mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang, yang dibutuhkan tubuh dalam keadaan dasar/ basal.
 
Bagaimana jika terjadi serangan penyakit kembali?


Pertolongan pertama  yang harus dilakukan yaitu segera berkonsultasi ke fasilitas kesehatan terdekat, ke dokter yang merawat,  atau segera ke Unit Gawat Darurat (UGD) apabila diperlukan.

Sebagai pakar gizi, Rita menyarankan untuk  menghindari protein hewani karena mengandung asam lemak rantai panjang saat berbuka, karena termasuk dalam golongan yang sulit dicerna oleh tubuh.  Camilan dari beras ketan juga sebaiknya dihindari karena serat larut airnya rendah, selain itu yang perlu dihindari seperti ubi, singkong, nangka muda, durian, soda, tape,  (mengandung gas) , makanan yang merangsang lainnya yang terlalu manis (dodol), terlalu asin, terlalu asam juga harus dihindari. Demikian juga minuman seperti  kopi, teh kental karena mengandung kafein, merangsang asam lambung dan bersifat diuresis.

Lagi menurut Rita, makanan manis mengandung gula sedangkan yang digoreng mengandung minyak. Gula dan minyak dalam panduan gizi seimbang seharusnya dikonsumsi dalam jumlah minimal. Dalam jumlah yang berlebihan akan memberikan dampak negatif bagi tubuh.

Saat berbuka artinya kita akan makan untuk mengembalikan kadar glukosa darah menjadi normal, setelah 13 jam tubuh tidak mendapat asupan makanan.

Untuk itu saat berbuka yang perlu diketahui adalah makanan apa yang dapat mengembalikan kadar glukosa darah dengan cepat, yaitu karbohidrat sederhana yang terdapat pada gula pasir, gula merah, gula aren, sirup, madu, kurma, dan buah-buahan.

Bagi penderita diabetes, perlu mengetahui berapa jumlah yang harus dikonsumsi sesuai dengan kemampuan tubuh untuk mengolahnya. Penderita diabetes tentu saja akan kesulitan untuk merubah glukosa dari karbohidrat sederhana jika dikonsumsi dalam jumlah yang besar atau dengan indeks glikemik yang tinggi. Hal ini disebabkan karena hormon insulin pada penderita diabetes sebagian telah resisten.

Oleh karena itu penambahan gula pada minuman maksimal 10 persen, dikonsumsi bersama dengan makanan berserat misalnya kolak (tambahan gula secukupnya dan konsumsi dengan bahan kolaknya seperti pisang dan ubi), jus buah tanpa disaring” ujar Rita.

Untuk makanan utama, jumlah dan jenisnya sangat ditentukan dengan riwayat penyakit yang ada. Bagi yang memiliki riwayat hipertensi, harus membatasi jumlah makanan yang asin dan memperbanyak  makanan sumber kalium  seperti kentang, apel, pisang, belimbing. B

Bagi yang memiliki riwayat asam urat, tentunya harus menghindari   jeroan dan daging, kemudian setelah makanan utama dapat mengonsumsi sari buah yang mengandung asam sitrat seperti sari jeruk. Bagi yang memiliki riwayat dislipidemia, harus membatasi konsumsi makanan hewani, makanan yang digoreng dan yang disantan kental.

Sedangkan bagi mereka yang memiliki riwayat diabetes melitus sangat penting memperhatikan sayur yang akan dikonsumsi, haruslah terdiri dari jenis tipe A dan tipe B/C. Sayuran tipe A adalah sayuran yang tidak mengandung energi hanya mengandung serat dan mikronutrien yang diperlukan oleh penderita diabetes melitus untuk  menurunkan indeks glikemik mkn (menurunkan respon insulin terhadap makanan). Seperti tomat, ketimun, selada, lobak, oyong. Sayuran tipe B dan C mengandung energi 25 sd 50 kcal untuk  setiap sajinya.

Teknik Pengolahan Makanan

Untuk mengolah makanan, yang perlu dilakukan adalah melakukan kombinasi antara pengolahan tanpa minyak (kukus, rebus) dan dengan  minyak sedikit (tumis, panggang).

Satu kali hidangan utama paling sedikit seseorang akan mengonsumsi 4 jenis makanan yaitu sumber karbohidrat (makanan pokok), protein hewani, protein nabati, sayur/buah. Dalam hidangan tersebut  maksimal hanya satu yang boleh digoreng, lainnya diolah tanpa minyak atau menggunakan minyak sedikit. Akan lebih baik jika tidak ada yang digoreng.

Garam yang menjadi bumbu penting dalam makanan, harus diperhatikan takarannya, utamanya  yang menderita penyakit yang berkaitan dengan gangguan pembuluh darah.  Untuk meningkatan cita rasa makanan tersebut, dapat ditambahkan bumbu  lain yang lebih banyak seperti daun-daunan, kunyit, jahe, lengkuas, bawang dan lain-lain.

Tips pola Makan Saat Berpuasa:


Saat berbuka, makan malam dan sahur seluruh gizi haruslah terpenuhi tanpa memberatkan kerja organ tubuh terutama organ pencernaan dan organ detoksifikasi. Menurut Rita, pada waktu mengonsumsi, perlu memperhatikan cairan yang diperlukan yaitu minimal 40 cc setiap kg berat badan atau setara dengan 2 liter per hari, diperoleh dengan minum 1 gelas cairan manis dan minimal 1 gelas air putih saat berbuka, 2 gelas cairan saat makan malam, 2 gelas cairan saat sahur, sayuran berkuah banyak (bening atau santan encer), buah-buahan yang mengandung air tinggi (semangka, melon, belimbing, nanas dan lain-lain), segelas susu skim saat jelang imsak. Mereka yang berpuasa juga harus mencukupkan kebutuhan vitamin, mineral dan cairan yang dapat diperoleh dari buah dan sayur lebih banyak.

Untuk makanan utama (makan malam dan sahur) minimal terdiri dari empat kelompok bahan makanan karbohidrat, protein hewani, sayuran dan buah, sedangkan makan selingan berasal dari karbohidrat. Sedangkan makanan selingan jelang tidur dan makan sahur sebaiknya dikonsumsi dalam porsi kecil hingga sedang.

Pada saat memilih makanan, hindari jenis yang sulit cerna, mengandung gas, makanan yang merangsang saluran cerna yaitu terlalu manis, terlalu asin, terlalu asam, terlalu pedas. Serta lakukan olahraga ringan saat siang jelang sore untuk  meningkatkan basal metabolisme (energi yang dibutuhkan tubuh  pada saat istirahat tanpa aktivitas, misalnya gerakan organ yang bergerak tanpa diperintah seperti jantung, hati, ginjal) guna meningkatkan ketersediaan energi dari pembakaran lemak untuk energi minimal yang dibutuhkan oleh tubuh saat istirahat tanpa aktivitas.

Menutup diskusi, Aldi berpesan bahwa banyak manfaat yang diperoleh dengan mempraktekkan gaya hidup sehat, di antaranya aktivitas atau pekerjaan dapat dilakukan dengan baik, tidak mudah terkena penyakit, fisik lebih bugar, penghematan cost rumah tangga dan kesempatan meraih hari esok kita yang lebih baik  akan lebih besar.[wid]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya