Reshuffle kabinet memang belum tahu kapan dilakukan, tapi seandainya Presiden Jokowi mengajak tokoh-tokoh Koalisi Merah Putih (KMP) menjadi menteri, mereka sudah menyiapkan diri.
Bagi elite parpol di KMP yang tidak mau kadernya bergabung di pemerintah pun, sudah legowo bila Presiden mengajak tokoh KMP masuk kabinet.
Misalnya Partai Gerindra yang sudah menyatakan tetap berada di luar pemerintahan. Tapi tetap mempersilakan tokoh lain dari KMP menjadi menteri.
Kenapa Partai Gerindra berÂsikap begitu? Simak wawancara
Rakyat Merdeka dengan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Wakil Ketua DPRFadli Zon berikut ini:
Partai Gerindra legowo bila tokoh KMP menjadi menÂteri? Ya, itu kan hak prerogatif Presiden. Kalau ini untuk keÂpentingan bangsa, tentu kami duÂkung. Yang paling penting, jika Presiden mau
reshuffle kabinet, carilah orang-orang terbaik dari manapun asalnya.
Berarti nggak masalah?Nggak ada masalah bila Presiden mengajak tokoh KMP masuk kabinet. Tapi saya kira harus orang-orang yang benar-benar tepat di bidangnya. Itu yang paling penting.
Partai Gerindra nggak ada masalah dari awal. Kalau mau dari dulu sudah dilakukan
reÂshuffle, tapi kan nggak begitu.
Kami kan sudah mengambil sikap sekarang, kalau Presiden mau melakukan
reshuffle, ya lakukan saja. Tapi cari orang yang tepat dan terbaik.
Bagi Anda tak ada masalah, bagaimana dengan Prabowo Subianto?Beliau juga berpandangan nggak ada masalah. Yang pentÂing yang terbaik saja di bidanÂgnya. Jangan lihat nanti dari partainya. Tapi dari latar belaÂkangnya. Yang penting terbaik di bidangnya.
Prabowo legowo?Beliau bilang lihat saja dulu apa ada
reshuffle kabinet dan ada menteri dari KMP, kan belum tentu juga ada dari KMP.
Reshuffle ini idealnya diÂlakukan setelah setahun peÂmerintahan atau kapan saja?Kalau menurut saya sesuai kebutuhan. Dulu saya bilang mendingan sebulan saja udah keliahatan mana yang bagus dan mana yang tidak. ***