Berita

Peta lokasi hilangnya Orkim Harmony

On The Spot

Keluarga Berharap Segera Dipulangkan ke Indonesia

Koki Tanker yang Dibajak Keluar Rumah Sakit
SELASA, 23 JUNI 2015 | 10:20 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Perban putih menutupi luka di pangkal paha sebelah kiri Mawit Matin. Jarum infus di tangan kirinya sudah dicabut. Dua hari dirawat, pria asal Bangkalan, Madura ini diperbolehkan meninggalkan Rumah Sakit Universiti Sains Malaysia, Kota Bahru, Kelantan, Malaysia.
 
Marzuki, 51 tahun, kakak Mawit bersyukur adiknya tak mengalami cedera serius. "Kalau boleh saya ingin dia segera dipu­langkan ke Indonesia," harapnya ketika menjenguk di rumah sakit. Namun Badan Keamanan Maritim Malaysia (MMEA) perlu meminta keterangannya terlebih dulu. Mawit pun dibawa ke Kuantan.

Mawit adalah salah satu kru kapal Okrim Harmony yang dibajak perompak. Koki di ka­pal berbendera Malaysia ini mendapati perompak naik ke geladak ketika hendak mem­buang sampah.

Ia sempat bergelut dengan salah satu perompak. Namun perlawanannya terhenti setelah perompak lainnya meletuskan pistol. Peluru mengenai pangkal pahanya. Mawit pun tersungkur sambil memegang kakinya yang bersimbah darah.

Kelompok perompak yang ber­jumlah 8 orang bersenjata pistol dan parang kemudian menguasai kapal yang membawa minyak itu. Ada 22 kru di kapal. Enam belas orang berkebangsaan Malaysia, lima dari Indonesia dan seorang lagi asal Myanmar.

Selain Mawit, kru dari Indonesia yakni Nelson Hasiholan Sitorus, Natan Kombongan, Iwan Asriadi dan Bambang Suryawan.

Tangan semua kru diikat dan mereka disekap. Kecuali sang nakhoda. Perompak meminta nakhoda tetap mengemudikan kapal.

"Selain yang ditembak, tidak ada kekerasan fisik yang serius. Cuma kadang-kadang dibentak agar menuruti perintah mereka (perompak)," tutur Mawit kepa­da Atas Perhubungan Kedutaan Besar RI di Malaysia, Kolonet (Laut) Oka Wardhana yang men­jenguknya di rumah sakit.

Orkim Harmony putus kontak pada 11 Juni 2015 malam saat dalam pelayaran di Selat Malaka menuju Kuantan. Posisi terakhir kapal tanker bermuatan 6 ribu ton bensin RON 95 ini yakni 30 mil laut dari Tanjung Sedili Timur.

Esok pagi, Orkim Ship Management melaporkan hilangnya salah satu tankernya ke MMEA. "Kami segera dikerahkan ang­gota setelah menerima laporan dari perusahaan," kata Direktur Operasi MMEA Wilayah Selatan Malaysia, Laksamana Pertama Ibrahim Mohamed.

Pencarian terhadap tanker ini pun dilakukan. MMEA menger­ahkan dua kapal KM Mulia dan KM Niah. Sementara Angkatan Laut Malaysia memerintahkan KD Pusmah dan KD Ganyang melakukan pencarian.

Kabar hilangnya Orkim Harmony juga disampaikan ke Coast Guard Singapura, Badan SAR Nasional dan Badan Keamanan Laut Indonesia.

Mendapat informasi ini, Komando Armada RI Kawasan Barat mengerahkan tiga kapal perang mencari Orkim Harmony. Yakni, KRI Imam Bonjol 383, KRI Teuku Umar 385, dan KRI Alamang 644. Pencarian dilakukan di perairan Indonesia di seputar Laut Natuna.

Untuk mengelabui aparat dari tiga negara yang menge­jar, kelompok perompak yang menguasai Orkim Harmony mengubah nama kapal menjadi Kim Harmon.

Namun upaya menghilangkan jejak ini tak berhasil. Kapal berhasil ditemukan. Semua kru yang disekap bisa dibebaskan. Tanker ini lalu diarahkan ke pelabuhan Kuantan. Sabtu pagi (20/6) Orkim Harmony bersan­dar di dermaga Petronas.

Mawit yang menderita luka tembak dibawa ke rumah sakit. Setelah kondisinya cukup fit, Mawit diperbolehkan bertemu Atase Perhubungan KBRI. "Bekas luka tembus sudah di­jahit dan masih ada bekas puku­lan di kepala serta mata lebam," kata Dubes RI untuk Malaysia, Herman Prayitno.

Setelah Orkim Harmony dibebaskan, upaya pengejaran terhadap para perompak pun dilakukan. Delapan orang warga negara Indonesia (WNI) ditang­kap Polisi Laut Vietnam. Mereka diduga pelaku perompakan terh­adap Orkim Harmony.

"Delapan pria yang ditahan Vietnam dengan dugaan mem­bajak kapal tanker berbendera Malaysia berbicara dalam bahasa Indonesia dan membawa sejumlah besar uang tunai ketika mereka di­tahan," kata Letnan Do Van Toan, perwira polisi Laut Vietnam.

Kedelapan pria tersebut, yang berusia 19-61 tahun, berbicara dalam bahasa Indonesia dan tidak dapat menjelaskan asal mata uang asing yang mer­eka bawa serta puluhan telepon. "Para tersangka ini sangat keras kepala, menolak untuk bekerja sama. Mereka sangat profesional dan sangat tenang," kata dia.

Konsulat Jenderal RI di Ho Chi Minh menyatakan belum diberi akses ke delapan orang yang diduga WNI tersebut. "Belum dapat diverifikasi karena kami belum mendapatkan akses konsuler dari polisi Vietnam," kata Konsul Jenderal RI untuk Ho Chi Minh, Jean Anes.

Dari keterangan polisi Vietnam, kedelapan orang yang mengaku sebagai warga negara Indonesia tersebut sudah men­gakui keterlibatan mereka dalam perompakan. Anes memastikan kondisi kedelapan orang itu da­lam keadaan baik. Staf KJRI Ho Chi Minh City telah memberikan bantuan berupa perlengkapan salat, pakaian dalam, makanan minuman, dan lain-lain kepada polisi setempat.

Saat ini tim penyidik dan unit forensik MMEA tengah melakukan olah TKP dan mem­intai keterangan kru kapal Orkim Harmony. Atase Perhubungan KBRI di Kuala Lumpur diberi kesempatan untuk menemui dan berbincang dengan 4 kru WNI di tepi dermaga tempat kapal bersandar.

Keempat kru masih diperlukan keterangannya oleh penyidik, dan baru diizinkan meninggal­kan kapal dalam satu atau dua hari ini.

Peta Laut Berserakan di Kapal Perompak
Disergap Marinir di Batam

Tim gabungan dari Sea Raider Yonif 10/Marinir dan Lantamal IV Tanjungpinang berhasil menemukan lokasi persembu­nyian tugboat TB Malabo ber­bendera Indonesia di perairan Pulau Seloko Teluk Senimba Tanjung Riau, Batam, Sabtu (20/6) pagi.

Kapal ini diduga dipakai melakukan aksi perompak­an terhadap kapal tanker MT Orkim Harmony di perairan Vietnam. Bahkan beberapa anak buah kapal tersebut diamankan, sementara tugboat itu berhasil meloloskan diri dan bersembu­nyi di perairan Batam.

"Kita mendapatkan infor­masi adanya tugboat ini. Lalu kita memutari perairan Kabil, Punggur sampai Sekupang," ujar Dantim Sea Rider, Letnan Satu Rahmat Riadi.

Rahmat menuturkan, saat ditemukan, kondisi tugboat ini berantakan dengan beberapa peta laut seperti Singapura, Malaysia dan Thailand serta sebuah bendera Malaysia.

Cat kapal tunda ini telah diubah dari oranye menjadi menjadi hitam. "Mereka meng­hilangkan jejak dengan mencat tugboat menjadi warna hitam." terangnya.

Ia menambahkan tugboat ini sudah disalahgunakan para ABK dengan merompak kapal-kapal tanker. Modusnya ber­sandar di kapal tanker yang akan menjadi target. "Dugaan kita tugboat ini sudah bersan­dar selama empat hingga lima hari diperairan Batam. Dan sekarang beberapa ABK-nya sudah ada di darat (Batam, red)," tuturnya.

Komandan Yonif 10/Marinir Letkol Krenso Pratowo mem­benarkan adanya penemuan kapal perompak. Ia menga­takan keberadaan kapal ini diketahui berkat kerja intelijen. "Setelah mendapat informasi itu beberapa pelakunya sudah ditangkap, tapi masih ada yang beroperasi di darat," katanya.

Pihaknya masih melakukan pengintaian kepada para per­ompak yang telah mendarat. "Masih kita dalami, tapi tokoh perompak yang didarat masih ada," tandasnya.

Naik Skoci Bawa Puluhan Telepon, Ngakunya Nelayan
8 WNI Ditangkap di Vietnam

Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Ho Chi Minh City Vietnam memberikan pendamp­ingan hukum kepada 8 orang yang mengaku WNI terkait kasus pembajakan kapal tanker Malaysia Orkim Harmony.

Kepada polisi Vietnam, mereka mengakui perbuatan­nya. "Menurut pihak polisi Vietnam mereka sudah men­gakui keterlibatannya pada kasus kapal Orkim Harmony tersebut walaupun mungkin masih perlu dibuktikan," kata Konjen RI di Ho Chi Minh City, Jean Anes.

Anes mengatakan, pihak KJRI masih meneliti dokumen para WNI tersebut. Sejauh ini, baru dua orang yang sudah dipasti­kan memiliki paspor Indonesia. Sisanya, masih dalam pemerik­saan. Hingga siang kemarin, tim KJRI masih melakukan pendamp­ingan hukum terhadap mereka.

"Pihak KJRI sebelumnya telah memberikan bantuan berupa perlengkapan shalat, pakaian dalam, makanan mi­numan, dan lain-lain melalui polisi setempat," imbuhnya.

Dia menyatakan, dari hasil laporan sementara, dugaan pidana yang kemungkinan di­jerat terhadap 8 orang tersebut adalah masalah keimigrasian, dan dugaan perompakan.

"Untuk sementara pelang­garan imigrasi karena masuk Vietnam tanpa dokumen imi­grasi maupun pintu masuk imigrasi yang telah ditentukan dan dugaan terlibat atau pelaku dalam perompakan kapal terse­but," imbuhnya.

Dia mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan, apak­ah 8 WNI tersebut akan dibawa ke Malaysia untuk penyelidikan lanjutan atau tidak.

KJRI, kata dia, saat ini lebih fokus pada pendampingan hu­kum, dan menjamin hak-hak mereka selama proses investi­gasi dan pengadilan.  ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

UPDATE

Jadi "Pengacara", Anies Ajak Publik Berjejaring di LinkedIn

Senin, 07 Oktober 2024 | 20:09

Prabowo Tak Perlu Ganti Kapolri

Senin, 07 Oktober 2024 | 20:05

Zaken Kabinet Prabowo Bakal Rekrut Profesional dari Parpol?

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:52

KPK Amankan Uang Lebih dari Rp10 Miliar dalam OTT di Kalsel

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:32

4 Boks Dokumen Disita Kejagung dari 5 Ruangan KLHK

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:23

Adi Prayitno: Sistem Pilkada Serentak Perlu Dievaluasi

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:00

Pemuda Katolik Sambut Baik Pengangkatan Uskup Bogor jadi Kardinal

Senin, 07 Oktober 2024 | 18:49

Andra Soni Janjikan Rp300 Juta per Desa Jika Jadi Gubernur Banten

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:45

Polda Metro Jaya Dalami Asal Puluhan Ribu Pil Ekstasi di PIK

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:21

Peringati Setahun Perang Gaza, Hizbullah Serang Kota Haifa Israel

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:18

Selengkapnya