Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati/net
Presiden Jokowi mengajukan Sutiyoso sebagai calon tunggal Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) kepada DPR. Apakah penunjukan ini tepat?
Pengamat Intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati berpandangan, sebagai sosok purnawirawan TNI, Sutiyoso diharapkan masih memiliki keÂpekaan sebagai seorang perwira intel. Sebab, tantangan intelijen di era kekinian cukup berat, sehingga butuh profesionalitas tinggi untuk menanganinya.
Bagaimana dengan jabatan Sutiyoso sebagai Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI)? Bukankah bisa menimbulkan konflik keÂpentingan?
Berikut wawancara Rakyat Merdeka dengan Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati yang akrab disapa Nuning, kemarin:
Berikut wawancara
Rakyat Merdeka dengan Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati yang akrab disapa Nuning, kemarin:
Sutiyoso memimpin partai, apa ini tidak menimbulkan masalah ke depan?Itu harus diantisipasi ya. Karena kemungkinan itu (masalah) pasti ada. Jangan sampai ada keputusan-keputusannya yang bisa dikaitkan dengan perannya di masa lalu (politisi).
Apa perlu Sutiyoso melepasÂkan jabatannya sebagai Ketua Umum PKPI?Saya rasa sebaiknya non akÂtif di partai, seperti Ibu Puan Maharani, sehingga bisa konsenÂtrasi sebagai Kepala BIN.
Apa Sutiyoso adalah calon yang tepat?Sutiyoso memang sudah lama tidak di dalam sistem. Tapi semoga saja beliau masih memiliki kepekaan seorang perwira intel.
Seberapa strategis posisi jaÂbatan Kepala BIN saat ini?Intelijen adalah mata telinga Presiden, sehingga memang dibutuhkan sosok yang cocok dengan Presiden dan menjiwai visi misi yang diemban pemerÂintah yang dipimpinnya.
Tugas apa saja yang urgent dilakukan kepala BIN dalam konteks kekinian?Yang terpenting adalah penÂguatan dalam penanganan poÂtensi gangguan, ancaman faktuÂal, gangguan nyata dan ambang gangguan harus benar-benar dilaksanakan secara serius dan profesional.
Cuma itu?Intelijen dalam lingkup BIN itu juga harus koordinatif dan solutif. Penguatan kapasitas dan kapabilitas intelijen ke depan harus dilengkapi dengan pelatiÂhan dan pendidikan.
Kenapa penekanannya paÂda penguatan kapasitas dan kapabilitas. Apa ada yang kurang dalam hal itu?Pasalnya kian ke depan sistem keamanan dan pertahanan negara kian luas dan makin kompetitif.
Misalnya dalam hal apa?Ke depan tantangannya bukan semata-mata hanya terkait soal intel intai dan tempur (Taipur). Tapi juga mengedepankan intel proxy dan juga cyber.
Seberapa berat tantangan yang akan diemban Kepala BIN ke depan?Kepala BIN ke depan tantanÂgannya lebih berat. Sebab ancaÂman terorisme dan separatisme makin besar. Apalagi dengan semakin terbukanya kita pada masuknya pengaruh asing melaÂlui cyber.
Apakah di tangan Sutiyoso, BIN ke depan mampu mengÂhadapi tantangan itu?Tentu saja. Terpilihnya Sutiyoso sebagai Kepala BINsemoÂga tak menjadikan BIN mundur ke belakang dalam early warnÂing system.
Caranya?Kepala BIN harus mampu membereskan kekurangan yang ada dalam internal BIN, baik sumber daya manusia (SDM) maupun software dan hardware BIN.
Selain itu?Peningkatan kualitas SDM harus lebih komprehensif. Adakan peningkatan dalam latihan pendidikan dan pemetaan karier mereka. ***