Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN) 2015 mulai digelar Selasa (9/6) lalu. Tes yang dilakukan secara serentak seluruh Indonesia itu diharapkan tidak ada perjokian.
Jika ada perjokian atau lembar soal yang bocor, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Muhammad Nasir akan memberikan sanksi keras.
Pihaknya sudah meminta ketua panitia SBMPTN 2015 di seluruh Indonesia mengawasi detail pelaksanaan ujian. Jika terbukti adanya perjokian, maka pelaku akan mendapat sanksi berat.
"Apalagi pelakunya mahaÂsiswa, akan ada sanksi akadeÂmik. Jangan sampai bermain kecurangan," tegas Nasir saat memantau pelaksanaan ujian SBMPTN di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI), Depok, Selasa (9/6).
Nasir juga mewanti-wanti agar kasus kebocoran soal jangan sampai terjadi. "Saya malu kalau sampai itu terjadi. Bukan bocor, ternyata dibocorkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab," ujar bekas Rektor Universitas Diponegoro (Undip) itu.
Berikut kutipan selengkapÂnya:
Apa yang perlu diwaspaÂdai?Yang juga perlu diwaspadai adanya kebocoran soal dan calo yang mengaku bisa meÂmasukkan calon mahasiswa ke Perguruan Tinggi Negeri. Bila ada kecurangan-kecurangan tersebut segera dilaporkan keÂpada Kementerian.
Bagaimana ujian pada hari pertama?Alhamdulilah, pada hari pertama ujian berjalan lancar dan semuanya akan dilakukan evaluÂasi. Sebanyak 693.185 peserta mengikuti SBMPTN untuk seleksi masuk di 74 univerÂsitas tinggi negeri di seluruh Indonesia yang terbagai dalam 98 panlok (panitia lokal).
Apalagi yang menjadi masalah dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi ini?Bukan hanya perjokian, perlu diwaspadai pegawai yang ada di internal perguruan tinggi negeri yang bermain curang. Misalnya membantu memasukÂkan seseorang dengan cara yang tidak sesuai aturan, maka harap laporkan pada panitia atau ke Kementerian Ristek Dikti agar kami akan berikan tindakan yang keras terhadap pelaku curang tersebut.
Kecurangan-kecurangan daÂlam proses penerimaan mahaÂsiswa baru harus diungkap seÂmua. Jangan sampai bermasalah di kemudian hari. Saya sangat malu kalau terjadi joki, apalagi soal bocor yang sengaja memang dibocorkan oleh oknum.
Soal penyandang disabiliÂtas yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi, ini baÂgaimana? Masalah disabilitaas harus kita perhatikan. Mereka harus mendaptkan hak-hak yang sama dengan orang-orang yang norÂmal, karena mereka adalah bagian anak bangsa yang berhak mendapatkan pendidikan.
Untuk itu, semua perguruan tinggi tidak boleh menolak (mengikuti ujian), harus diÂterima. Seandainya ada fasilitas yang tidak tersedia, maka panitia lokal harus menyediakan terhÂadap disabilitas itu, supaya kesuÂlitan terhadap mereka terbantu. Itu yang penting bagi kita semua. Kita harus melayani sama seperti yang lainnya.
O ya, bagaimana soal maraknya ijazah palsu?Kami menerima banyak lapoÂran terkait ijazah palsu. Baik yang dipakai pejabat ataupun mereka yang duduk sebagai wakil rakyat.
Apa saja laporannya?Banyak sekali laporan. Ada yang lucu. Pernah ada yang punya gelar S.Sos (sarjana soÂsial). Kemudian ditanya, bapak S1 ya?, dia jawab; bukan, saya S.Sos. Ditanya lagi, ini bapak membeli ijazah palsu ya, dia malah jawab; bukan, saya memÂbeli yang asli. Ha-ha-ha. ***