Nasaruddin Umar/net
Nasaruddin Umar/net
SELAIN motode rukyah, juga dikenal sistem hisab di dalam menetapkan datangnya buÂlan baru (hilal). Metode hisab mengacu kepada perhitunÂgan kalender seperti yang terjadi pada penanggalan tahun Miladiah, yang tidak perlu dijastifikasi dengan rukyah. Jika menurut perhitungan hilal sudah wujud maka dapat dianggap sudah terjadi pergantian bulan. Hanya saja masalahnya, aliran hisab juga bermacam-macam, bahkan lebih rumit daripada aliran hilal. DaÂlam aliran hisab ada yang menetapkan wujudnya hilal (wujud al-hilal) berdasarlan garis atas hilal, garis tengah hilal, dan garis bawah hilal. Bagi mereka yang mendasarkan pandangannya pada garis atas bulan, walau hanya 0,1 derajat sudah dikatakan wujud al-hilal dan dengan demikian sudah masuk bulan berikutnya. Jika akhir bulan Sya'ban sore harinya sudah wujud hilal maka keesokan harinya dengan sendirinya sudah masuk Ramadhan. Demikian pula pada akhir RaÂmadhan jika sore harinya menurut perhitungan sudah wujud hilal maka keesokan harinya tidak bisa ditunda untuk lebaran Idul Fitri. Berpuasa pada tanggal 1 Syawal hukumnya haram.
Dasar metodologi hisab antara lain juga yang digunakan dalil oleh aliran rukyah, hanya penafÂsiran dari hadis itu yang berbeda. Di antara dalil tersebut ialah hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah dan Ibnu 'Umar: Rasulullah berÂsabda: "Janganlah kalian berpuasa hingga melihat hilal (Ramadlan), dan janganlah kalian berbuka hingga melihatnya (hilal Syawal). Jika ia tertutup bagimu, maka kadarkanlah atasnya". Hadis lain: "Berpuasalah kamu semua karena terlihatnya (hilal Ramadlan) dan berbukalah kamu semua karena terlihatnya (hilal Syawal). Jika ia tertutup bagimu, maka perkirakanlah ia 30 (hari)â€.
Terdapat sejumlah kata di dalam hadis itu dimungkinkan untuk difahami secara maknawi, tidak secara harfiah. Kata "ru'yah" di dalam li ru’yatih difahami oleh ahli hisab sebagai perhiÂtungan, tidak mesti harus berarti penglihatan fisik. Mereka berpendapat bahwa perjalanan bulan adalah perjalanan eksakta yang selalu permanen setiap tahun. Hal ini juga telah diisyaratkan di dalam ayat: Dia-lah yang menjadikan Matahari bersinar dan Bulan bercahaya, dan ditetapkannya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan Bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). (Q.S. Yunus/10:5). Banyak lagi ayat lain menyatakan planet itu berjalan secara teratur sehingga tidak perlu diragukan lagi.
Populer
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
Senin, 15 Desember 2025 | 21:49
Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15
UPDATE
Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:44
Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43
Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:12
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:52
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:42
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:22
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:06
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:01
Sabtu, 20 Desember 2025 | 13:38