Berita

Prof.Dr. Rizal Djalil/net

Wawancara

WAWANCARA

Prof.Dr. Rizal Djalil: Rp 24 Triliun Piutang Pemerintah Masih Tercecer, Menteri Harus Kreatif

SENIN, 08 JUNI 2015 | 08:42 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyampaikan laporan hasil pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Pemerin­tah Pusat (LKPP) tahun 2014 kepada Presiden Jokowi, Ju­mat (5/6) di Istana Bogor. Salah satu fokus laporan yang menjadi sorotan BPK dan dilaporkan ke Presiden adalah terkait Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Menurut Anggota BPK bi­dang sumber daya alam (SDA) dan infrastruktur, Profesor. Dr. Rizal Djalil, di saat penerimaan pajak belum maksimal, ternyata masih ada piutang Negara dalam bentuk PNBP yang juga belum berhasil dipungut.

Bekas anggota Komisi Keuangan dan BUMN DPR dan penulis 5 buku ini, menjelaskan, ternyata ada Rp 24 triliun dana pemerintah masih tertahan pada pihak tertentu. Berikut penuturan Rizal seusai menemui Presiden, di Istana Bogor, kepada Rakyat Merdeka, akhir pekan lalu.


Dalam bentuk apa uang pe­merintah yang masih tertahan tersebut?

Lebih tepat disebut piutang para pihak terkait PNBP minerba dan kehutanan.

Rinciannya seperti apa?
PNBP yang belum terpungut berada di Kementerian ESDM sebesar Rp 21.5 triliun dan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rp 2,5 triliun.

Terkait apa piutang tersebut?
Royalti minerba dan provisi sumber daya hutan, dan lain-lain.

Mengapa sampai tidak ter­pungut?

Ya, macam-macam lah, antara lain mekanisme monitoring yang masih lemah, organisasi unit, yang bertanggung jawab sebaiknya ditingkatkan, eselon yang lebih tinggi, beri reward yang mencapai target, ada pe­rusahaan tertentu yang belum taat asas, dan khusus di bidang kehutanan, pengusaha besar enggan membayar penggantian nilai tegakan.

Bisa dirinci perusahaan bandel tersebut?
Ya, datanya ada semua di saya. Kami diberi amanah oleh Konstitusi Negara untuk memeriksa, saya juga sudah berkoordinasi dengan teman-teman penegak hukum untuk mendorong tertagihnya uang negara tersebut.

Yang penting, Anda dan publik harus tahu bahwa yang baru kami periksa hanya 17 persen dari semua perusahaan yang wajib bayar. Ke depan, ini akan menjadi fokus kami.

Berarti potensi utang PNBP yang belum tertagih sangat besar?
Yes sir! Bayangkan, kalau uang Rp 24 triliun itu kita de­positokan: hasilnya kita bisa mengurus dan melayani kaum dhuafa terutama anak yatim dan para janda yang notabene men­jadi tanggung jawab kita semua dan Negara. Bayangkan kalau piutang PNBP semua yang ter­tunggak (termasuk yang belum kami periksa) sudah masuk ke kas Negara, maka akan banyak proyek pembangunan yang dapat dikerjakan, termasuk in­frastruktur.

Apakah Anda melihat ada pembiaran?
Saya hanya ingin mengata­kan, pembantu presiden harus kreatif dan berani membuat action plan, dan melaksana­kannya! Jadi jangan semua dikembalikan ke Presiden, itu tugas para Menteri! Dan mereka bertanggung jawab di bidangnya masing-masing. Tapi, saya yakin para menteri ingin semua agenda Kabinet Kerja tercapai. Kita tunggu dan kita bantu! ***

Populer

UPDATE

Selengkapnya