Sembilan srikandi mulai bekerja untuk menjaring nama-nama calon pimpinan KPK. Mereka sudah mengumumkan persyaratannya dan pendaftaran akan dibuka 5 Juni 2015.
Meski begitu, masih dipertanÂyakan kenapa Panitia Seleksi (Pansel) Pimpinan KPK kali ini semua perempuan, dan keÂnapa pula Presiden Jokowi tidak memilih satu orang pun yang teÂlah disebut-sebut sebelumnya?
Tujuh nama yang disebut-sebut sebelumnya adalah Saldi Isra, Refly Harun, Margarito Kamis, Romli Atmasasmita, Jimly Asshiddiqie, Tumpak Hatorangan Panggabean, dan Komisaris Jenderal (Purn) Oegroseno.
Menanggapi hal itu, Tim Komunikasi Kepresidenan, Teten Masduki kepada Rakyat Merdeka mengatakan, sebenarnya bukan tujuh saja yang diterima Presiden sebagai calon Pansel Pimpinan KPK. Tapi lebih 30 nama.
"Presiden menerima masuÂkan dari banyak pihak, keÂmudian dibikin list, akhirnya dipilih sembilan orang," kata Teten Masduki.
Kenapa tidak ada dari tujuh nama yang beredar di meÂdia itu masuk dalam Pansel Pimpinan KPK? Perlu dijelaskan, kita tidak tahu sumber informasi yang menyebutkan tujuh nama itu. sehingga kami tidak perlu mengÂklarifikasi. Tapi mungkin orang menduga figur-figur itu yang selama ini paling mungkin untuk diangkat.
Kenapa demikian? Dari dulu kan kalau soal Pansel pasti itu-itu saja orangÂnya, he-he-he.
Kenapa yang dipilih semua perempuan? Bagaimana ceriÂtanya? Kalau ini kan keinginan Presiden yang menerima masukan dari banyak pihak. Lalu masuÂkan-masukan itu dibikin list. Lalu dipilih sembilan orang itu.
Berapa nama yang masuk list sebenarnya? Mungkin lebih dari 30 nama. Biasanya Presiden itu kalau memilih pejabat minta diajukan tiga nama, nanti beliau akan pilih salah satunya.
Dalam memilih Pansel ini pun begitu. Beliau memilih sendiri dari daftar panjang calon Pansel Pimpinan KPK. Memilih sendiri, mencontreng sendiri.
Yang mengajukan siapa? Mensesneg. Karena prosesnya surat-surat ke Presiden itu kan ke Mensesneg. Sekarang pemangku dari Pansel ini Mensesneg.
Setelah dicontreng-contreng, lalu diapain? Setelah mencontreng-menÂcontreng diserahkan lagi ke Mensesneg.
Apa tidak ditanya kepada Presiden, kok yang dipilih perempuan semua? Begitu dicontreng-contreng itu perempuan semua, kami nanya, lho kok perempuan semua. Bapak (Presiden) meÂmangnya kenal? enal (Jawab Presiden, red).
Apa pesan Presiden selanÂjutnya setelah sembilan nama ini dipilih? Beliau minta cukup hati-hati, kira-kira nama yang beliau conÂtreng itu clear and clean soal integritasnya.
Kalau sudah oke, tolong ditanÂyakan kesediaannya dulu. (meÂnirukan ucapan Presiden, red). Setelah diperiksa oke, tidak ada masalah. Terus mereka berseÂdia, lalu Presiden menundanya dulu dalam dua hari, kalau nggak salah.
Kenapa ada jeda dua hari? Presiden mempertimbangkan kembali. Nah setelah Presiden mantap, baru beliau menandatangani. Jadi penandatangananÂnya memang sehari sebelum diumumkan. (Mereka yang dipiÂlih itu adalah Destri Damayanti (ketua), Enny Nurbaningsih (wakil ketua), dan anggotanÂya Harkristuti Harkrisowo, Betty SAlisjahbana, Yenti Garnasih, Supra Wimbarti, Natalia Subagyo, Diani Sadiawati, serta Meuthia Ganie- Rochman). ***