Berita

Iffah Ainur Rochmah/net

Penyebab Munculnya Beras Oplosan Plastik

JUMAT, 22 MEI 2015 | 05:13 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

. Kasus temuan beras palsu oplosan plastik di beberapa daerah di Jawa Barat cukup meresahkan publik. Kini publik semakin khawatir apakah nasi yang dimakannya aman atau justru membahayakan.

Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia, Iffah Ainur Rochmah mengatakan, bahan pangan palsu semacam itu muncul karena masyarakat tergiur harga yang lebih rendah dari produk yang dibutuhkan sehari-hari.

Kemiskinan dan daya beli masyarakat yang rendah adalah penyebab utama mengapa masyarakat mencari produk yang lebih murah tanpa memperhatikan kualitas.


"Faktor inilah yang dimanfaatkan oleh pebisnis nakal untuk menjual bahan pangan berbahaya seperti beras oplosan. Seandainya daya beli masyarakat cukup memadai, masyarakat tentu akan lebih selektif memilih dan tak mudah tergiur barang yang murah bahkan akan mewaspadai bila ada barang yang dijual terlalu murah," kata Iffah dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Jumat (22/5).

Disamping itu, katanya, kelalaian pemerintah dalam melakukan pengawasan pasar terutama terhadap produk-produk pangan memberi celah beredarnya penyimpangan seperti kasus beras oplosan plastik.

Sangat disayangkan pemerintah baru melakukan uji lab setelah muncul aduan dan temuan beras palsu. Kenapa tidak dilakukan secara periodik misal 3 bulanan, bukan hanya pada saat ada kasus atau menjelang ramadhan dan momen-momen yang rawan lainnya,

"Kendala dana untuk operasional pengawasan tidak boleh menjadi alasan. Bila pemerintah sungguh-sungguh ingin memberikan jaminan keamanan pangan (food safety) bagi publik, jangan menunggu jatuh korban," katanya.

Iffah mengatakan kasus peredaran beras palsu oplosan plastik menjadi bukti tata niaga yang berlaku saat ini menghasilkan kerusakan. Tata niaga global yang kapitalistik berbasis liberalisme ekonomi mendorong setiap pelaku usaha baik individu maupun korporat, mendapatkan keuntungan tertinggi dengan cara apapun tanpa peduli membahayakan publik. 

Model tata niaga seperti itu juga memberi kebebasan produksi apa pun dan mendistribusikan kemanapun tanpa hambatan pajak dan tarif.  

"Bahan berbahaya semacam ini akan terus diproduksi oleh produsen-produsen nakal yang egois  karena mereka didorong prinsip ekonomi kapitalis; 'biaya sekecil mungkin, keuntungan sebesar mungkin'," kata Iffah.

"Bahaya ulah merusak mereka juga akan terus mengintai masyarakat kita karena globalisasi yang menghapus batas-batas negara, dan menyebabkan pemerintah tak mau menunjukkan tanggung jawab penuh memberi perlindungan pada rakyat," tukasnya.[dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya