Berita

ilustrasi/net

Politik

Dari Petral ke ISC, Lepas dari Mulut Buaya Masuk Mulut Harimau

JUMAT, 22 MEI 2015 | 00:52 WIB | OLEH: SYA'RONI

TUDINGAN Menteri ESDM Sudirman Said bahwa ada mafia minyak di Pertamina Energy Trading Limited (Petral), patut untuk diselidiki secara tuntas.

Membubarkan Petral dan membentuk Integrated Supply Chain (ISC) bukanlah solusi yang tepat. Jangan sampai pergantian tersebut hanya untuk mengakomodasi kelompok mafia minyak yang baru. Ibaratnya, lepas dari mulut buaya masuk mulut harimau.

Harusnya kebobrokan Petral dibuka dulu dan para mafia minyak ditangkap dulu. Apalagi Sudirman Said juga berani menuding bahwa segala upaya memberantas mafia minyak selalu berhenti di meja mantan Presiden SBY. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa Sudirman Said menuding SBY melindungi mafia minyak. Tudingan ini tidak main-main.

Mestinya sebagai menteri tidak perlu berkoar-koar. Bila Sudirman Said mengetahui dan mempunyai bukti adanya mafia minyak, langsung saja melaporkannya ke aparat penegak hukum. Bila tidak melapor, patut diduga tindakannya hanya untuk mencari sensasi belaka sebagai pengalihan isu untuk menutupi kebobrokan kinerjanya agar tidak direshuffle.

Dan, semestinya SBY pihak yang dituding jangan hanya "marah" di twitter. SBY harus melaporkan Sudirman Said ke aparat penegak hukum. Ini agar jelas siapa yang salah dan siapa yang benar. Dan juga supaya Sudirman Said mendapatkan pelajaran yang berharga, agar sebagai pejabat publik tidak asal tuding dan lempar fitnah.

Tidak masalah Petral ditutup atau tidak, yang terpenting adalah harus dibongkar dulu siapa mafia minyak yang selama ini selalu dituding menikmati uang triliunan rupiah per harinya.

Dan sebelum Petral ditutup, patut juga dipertanyakan, semenjak 20 Oktober 2014 hingga sekarang, apakah pemerintahan Jokowi menikmati "service" dari para mafia minyak?[***]

Penulis adalah Sekretaris Jenderal (Sekjen) Himpunan Masyarakat Untuk Keadilan (HUMANIKA).

Populer

Seluruh Fraksi di DPR Kompak Serang Kejagung soal Tom Lembong

Rabu, 13 November 2024 | 18:01

Kapolri Mutasi 55 Pati dan Pamen, Ada 3 Kapolda Baru

Selasa, 12 November 2024 | 23:52

Berkinerja Buruk, Kadis Parekraf Layak Diganti

Rabu, 13 November 2024 | 00:20

"Geng Judol" di Komdigi Jadi Gunjingan sejak Bapak itu Jabat Menteri

Rabu, 06 November 2024 | 07:53

Dedi Prasetyo Dapat Bintang Tiga jadi Irwasum, Ahmad Dofiri Wakapolri

Selasa, 12 November 2024 | 22:50

Tak Terima Dikabarkan Meninggal, Joncik Laporkan Akun Facebook "Lintang Empat Lawang" ke Polisi

Kamis, 07 November 2024 | 06:07

Musa Rajekshah Dorong Pemetaan Potensi dan Keunggulan Desa

Kamis, 07 November 2024 | 21:43

UPDATE

Pria Gagal Nyaleg Sampai Nekat Bunuh Diri Depan MA Brasil

Jumat, 15 November 2024 | 14:03

Ijazah Pesantren Harus Diakui Negara Tanpa Syarat

Jumat, 15 November 2024 | 13:55

Rumah Tokoh Asal Riau Dilelang Bank Gara-gara Debiturnya Ngemplang Kedit

Jumat, 15 November 2024 | 13:54

Indonesia Dorong Pengoptimalan Pemanfaatan IK-CEPA untuk Tingkatkan Kinerja Perdagangan

Jumat, 15 November 2024 | 13:45

Pemprov DKI Pastikan Program Bansos Tak Berkaitan dengan Dukungan Pilkada

Jumat, 15 November 2024 | 13:36

Dipimpin Puan, Rapat Persiapan Uji Kelayakan Capim KPK Tertutup

Jumat, 15 November 2024 | 13:36

Dialog Kebangsaan Hari Pahlawan: Jejak Sejarah Lagu Indonesia Raya dan Inspirasi Membangun Nasionalisme

Jumat, 15 November 2024 | 13:31

Regulasi IPS Biang Kerok Kemurkaan Peternak Sapi Perah

Jumat, 15 November 2024 | 13:19

Permintaan Baterai Naik, Komatsu Jepang Tingkatkan Investasi di AS

Jumat, 15 November 2024 | 13:01

Citra Kejaksaan Bisa Terpuruk Jika Tidak Koreksi Diri

Jumat, 15 November 2024 | 12:59

Selengkapnya