Berita

yuddy chrisnandi/dok humas kemenpan rb

Yuddy Chrisnandi: Tugas Birokrasi Menangkap Pesan Rakyat

KAMIS, 21 MEI 2015 | 11:11 WIB | LAPORAN: DEDE ZAKI MUBAROK

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) mendapat kehormatan dan tanggung jawab yang besar untuk memimpin perubahan. Untuk itu, Aparatur Sipil Negara (ASN) perlu meningkatkan disiplin dan profesionalitasnya dalam bekerja.

"Kementerian PANRB adalah lokomotif perubahan, lokomotif reformasi birokrasi dan lokomotif penanaman revolusi mental. Oleh karena itu, tingkatkan disiplin dan profesionalitas serta tingkatkan integritas. Bekerja dengan penuh pengabdian bagi pemerintah, bangsa, negara, dan seluruh rakyat Indonesia," ujar Menteri PANRB Yuddy Chrisnandi dalam pidatonya saat menjadi inspektur Upacara Kebangkitan Nasional di Kementerian PANRB, kemarin (Rabu, 20/5).

Dalam sejarah bangsa Indonesia, seperti diketahui, HKN sangat erat kaitannya dengan berdirinya Budi Utomo. Keberadaan Budi Utomo telah membangkitkan bangsa Indonesia menuju perjuangan sosial politik secara terbuka. Dengan tekad yang kuat dan jiwa patriotisme yang tinggi, bangsa Indonesia telah membuktikan dapat merebut kemerdekaan negara Republik Indonesia yang utuh dan berdaulat.

Sekarang ini, Indonesia telah merdeka, namun Yuddy dengan tegas mengingatkan bahwa negara ini masih tertinggal dengan negara lain.

"Kini kita sudah merdeka! Namun nasib bangsa masih tertinggal di tengah persaingan global dengan negara-negara maju lainnya. Maka tugas kita semua, dengan semangat kebangkitan bangsa, untuk secara bersama-sama menanggulangi permasalahan bangsa dengan bijak dan didasari semangat juang yang tinggi," tegasnya.

Yuddy meyakinkan, Presiden Joko Widodo akan mengembalikan fokus pengabdian ASN yang sebenar-benarnya untuk kepentingan bangsa, negara dan masyarakat.

"Kita ingin agar segenap ASN kembali memahami dan mengamalkan nilai-nilai patriotisme dan nasionalisme," tegas Yuddy.

Dengan demikian, lanjut dia, berbagai program pembangunan nasional akan dapat dilaksanakan tanpa hambatan. Sejatinya, revolusi mental ingin menciptakan perpaduan antara yang memimpin dan yang dipimpin, serta mendekatkan ASN dengan masyarakat.

"Yang diharapkan dari revousi mental adalah terbentuknya aparatur negara baik ASN, TNI maupun Polri yang menyadari bahwa pada hakikatnya jabatan dan fasilitas yang kita miliki, kehormatan yang kita dapatkan, serta gaji dan tunjangan kesejahteraan yang kita dapatkan, sesungguhnya bersumber dari rakyat," urainya.

"Rakyatlah yang memberikan legitimasi kepercayaan dan dukungan kepada kita. Oleh sebab itu, rakyat harus ditempatkan pada posisi yang utama, m imbuh Yuddy.  

Lebih lanjut Yuddy mengatakan, proses komunikasi sosial dan politik yang baik membutuhkan jembatan, yakni untuk menyosialisasikan kebijakan pimpinan di tingkat pusat sampai ke rakyat. Demikian juga sebaliknya aspirasi masyarakat dapat diserap dan disampaikan ke pimpinan. Jembatan komunikasi itu adalah birokrasi yang membuka ruang dialog dan aspirasi secara terbuka.

"Tugas birokrasi menangkap pesan rakyat, merespon keinginan rakyat dan selalu berada di tengah masyarakat. Birokrat yang  berintegritas, memiliki kapasitas dan berkualitas akan menentukan keberhasilan proses komunikasi," jelasnya.

Di akhir amanatnya, Yuddy menegaskan bahwa tidak ada bangsa yang akan maju tanpa perjuangan keras. Tidak ada bangsa yang akan maju tanpa pengorbanan dan Tuhan tidak akan merubah nasib suatu bangsa, kecuali mereka berusaha merubah diri mereka masing-masing.

"Dan kita sebagai insan Kementerian PANRB mendapat kehormatan dan tanggung jawab yang besar untuk memimpin perubahan mewujudkan birokrasi yang bersih, akuntabel, efektif, efisien, dan mampu memberikan pelayanan publik dengan baik. Hanya dengan ini maka cita-cita kemerdekaan yang merupakan mimpi para pahlawan nasional dapat kita wujudkan," pungkasnya.[wid] 

Populer

Duit Sitaan Korupsi di Kejagung Tak Pernah Utuh Kembali ke Rakyat

Senin, 10 Maret 2025 | 12:58

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

Usia Pensiun TNI Bakal Diperpanjang, Ketum PEPABRI: Kalau 58 Tahun Kan Masih Lucu-Lucunya

Senin, 10 Maret 2025 | 19:58

KPK Kembali Panggil Pramugari Tamara Anggraeny

Kamis, 13 Maret 2025 | 13:52

Ekonom: Hary Tanoe Keliru Bedakan NCD dan ZCB

Kamis, 13 Maret 2025 | 19:53

UPDATE

Loyalis Jokowi, Jeffrie Geovanie Sangat Tidak Layak Gantikan Menteri BUMN Erick Thohir

Sabtu, 15 Maret 2025 | 11:22

Rapor IHSG Sepekan Lesu, Kapitaliasi Pasar Anjlok Rp215 Triliun

Sabtu, 15 Maret 2025 | 11:07

DJP: Pajak Ekonomi Digital Capai Rp33,56 Triliun hingga Akhir Februari 2025

Sabtu, 15 Maret 2025 | 10:47

Kualitas Hilirisasi Ciptakan Lapangan Kerja Lebih Luas

Sabtu, 15 Maret 2025 | 10:44

Pengacara Klaim Duterte Diculik karena Dendam Politik

Sabtu, 15 Maret 2025 | 10:19

Harga Emas Antam Lebih Murah Hari Ini Usai Cetak Rekor Tertinggi

Sabtu, 15 Maret 2025 | 10:08

Menko Airlangga Ajak Pengusaha Gotong Royong

Sabtu, 15 Maret 2025 | 09:48

Fraksi PAN Salurkan 3.000 Paket Sembako untuk Rakyat

Sabtu, 15 Maret 2025 | 09:47

Universitas Columbia Cabut Gelar Akademik 22 Mahasiswa

Sabtu, 15 Maret 2025 | 09:34

Tanggapi Usulan Menhub, Kadin: Tidak Semua Usaha Bisa Terapkan WFA Saat Mudik

Sabtu, 15 Maret 2025 | 09:13

Selengkapnya