Berita

jusuf kalla/net

Jadi Penyebab Ekonomi Lemah, JK Tak Boleh Ikut Campur Lagi Perombakan Kabinet

SELASA, 19 MEI 2015 | 07:10 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Saat ini, ekonomi Indonesia melambat dan hanya tumbuh 4,7 persen. Padahal di saat yang sama, pertumbuhan ekonomi negara tetangga naik. Sebut saja Filipina dengan pertumbuhan ekonomi 7,3 persen.

Ekonomi Filipina naik karena memiliki tim ekonomi yang bagus. Sementara Indonesia jatuh karena tim ekonominya sangat lemah. Beredar di publik bahwa tim ekonomi dalam Kabinet Kerja ini merupakan "bawaan" Jusuf Kalla, dengan indikasi jelas posisi Sofyan Djalil yang duduk di kursi Menko Perekonomian.

"Artinya, secara tidak langsung, JK adalah biang dari ketidakmampuan pemerintah untuk merespon perkembangan ekonomi global dan untuk keluar dari berbagai defisit makro domestik. Mungkin pada titik ini, setelah satu semester berjalan, Jokowi baru menyesal kenapa tidak memilih sendiri tim ekonominya dan malah serahkan kuasanya ke JK," kata dosen dan peneliti dari Universitas Bung Karno (UBK), Gede Sandra, beberapa saat lalu (Senin, 18/5).


Gede mengingatkan, hak untuk menentukan menteri-menteri, melakukan perombakan kabinet, adalah mutlak milik Presiden Jokowi, bukan milik Wapres JK. Bahkan etikanya untuk memberi masukan soal nama-nama menteri pun seorang Wapres juga tidak berhak, kecuali memang sang Presiden sendiri yang memintanya.

"Jika kelak benar terjadi perombakan, maka JK harus dilarang dilarang intervensi proses penentuan anggota tim ekonomi kabinet ke depan. Selain karena memang menyalahi kewenangannya sebagai Wapres, juga terbukti bahwa pilihan orang-orang JK pada tim ekonomi saat ini kurang cakap," tegas Gede Sandra, yang juga peneliti di Lingkar Studi Perjuangan (LSP).

Gede Sabdra mengakui, memang akan cukup sulit memastikan JK tidak akan berupaya mengintervensi, mengingat besarnya kepentingan bisnis keluarga yang bersangkutan untuk kuasai proyek-proyek ekonomi negara yang sedang atau akan berjalan. Dan karena itulah, publik harus benar-benar mengawasi dan memberi dukungan kepada Presiden Jokowi untuk tidak ragu menngunakan kuasa prerogatifnya menentukan tim ekonomi tanpa intervensi dari JK. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya