Berita

Ummi Salamah (kiri)

Brand Merakyat dan Tulus Jokowi Selama Kampanye Belum Kelihatan Saat Ini

KAMIS, 14 MEI 2015 | 16:41 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Pada masa kampanye Pemilihan Presiden 2014 berlangsung, kekuatan dari dimensi kepribadian brand Joko Widodo adalah ketulusan (sincerity) dan kegairahan (excitement). Karena unsur kebaruan yang dibawa brand ini.  Kedua dimensi tersebut mendorong partisipasi publik yang luar biasa.

"Partisipasi tersebut terjadi pada semua kanal kampanye melalui media massa dan sosial maupun berbagai kegiatan," ujar dosen pascasarjana Departemen Ilmu Komunikasi UI, Ummi Salamah, saat bedah bukunya "Brand Pemimpin Politik" kemarin.

Selain itu, dimensi kepribadian brand Jokowi yang menonjol adalah merakyat, membumi, turun lapangan, ramah dan jujur. Sifat-sifat tersebut, didukung oleh jejak rekam dan kebutuhan pemilih untuk mendapatkan pemimpin yang baru, mampu melesatkan favorabilitas yang berdampak positif pada elektabilitas Jokowi.

"Dan beliau berhasil memenangkan Pilpres 2014," ujar Ummi Salamah yang meraih gelar doktor Ilmu Komunikasi Politik pada 2014 lalu melalui disertasi tentang Brand Pemimpin Politik.

Karena itu, dia menegaskan, tantangan yang lebih berat dan riil muncul saat Jokowi memerintah sebagai Presiden RI.  Brand Jokowi harus mampu berkembang dan merambah dimensi kepribadian lain seperti pintar dan kompeten.

"Selama enam bulan terakhir, dari pemberitaan di media massa dan publikasi jajak pendapat berbagai lembaga terlihat bahwa brand Jokowi belum berkembang atau berekspansi," ungkapnya.

Padahal, dia menambahkan, publik membutuhkan keyakinan bahwa Jokowi  memiliki sifat-sifat yang menunjukan kemampuannya menyelesaikan masalah-masalah yang berkembang seperti pengelolaan harga BBM, pertumbuhan ekonomi yang menurun dan nilai tukar rupiah yang melemah.

"Belum muncul asosiasi-asosiasi baru terkait brand Jokowi yang menjadi indikator bahwa brand ini mengedepankan solusi masalah-masalah tersebut dan mampu menyelenggarakannya," jelas Ummi Salamah, yang juga seorang psikolog ini.

Dia mengingatkan, kalau dimensi-dimensi dari brand Jokowi tersebut tidak mampu berkembang, dukungan publik akan terus meluncur turun. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

UPDATE

Genjot Daya Saing, DPRD Kota Bogor Sahkan Perda Tentang Ini

Kamis, 17 Oktober 2024 | 00:08

Komnas Perempuan Desak PDIP Pecat Kader yang Terlibat KDRT

Rabu, 16 Oktober 2024 | 23:59

KPK Sita 15 Unit Tanah dan Bangunan Milik Bos PT Jembatan Nusantara Grup

Rabu, 16 Oktober 2024 | 23:45

Prabowo Sang Pemersatu Bangsa

Rabu, 16 Oktober 2024 | 23:26

Program Mitra Tani Bulog Serap Panen Petani di Banyuwangi

Rabu, 16 Oktober 2024 | 23:22

Prabowo Belum Bocorkan Penempatan Menteri-menteri

Rabu, 16 Oktober 2024 | 23:21

Kukuhkan Pataka Daksha Prasastya, Simbol Komitmen SSDM Polri Cetak SDM Unggul

Rabu, 16 Oktober 2024 | 23:08

Pimpinan KKB Jemmy Magai Ditangkap, Ratusan Amunisi Berhasil Disita

Rabu, 16 Oktober 2024 | 22:51

DPRD Kota Bogor Bentuk Pansus Bahas Dua Raperda Baru

Rabu, 16 Oktober 2024 | 22:47

Hubungan Jokowi dan Prabowo Semakin Akrab Jelang Pelantikan

Rabu, 16 Oktober 2024 | 22:39

Selengkapnya