Berita

Akbar Tandjung/net

Wawancara

WAWANCARA

Akbar Tandjung: Mbak Titiek Mengira Ide Munaslub Golkar Yang Digagas Tommy Berasal Dari Saya

RABU, 13 MEI 2015 | 09:27 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Opsi Munas Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar yang dimotori Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) bisa berdampak positif atau negatif.
 
Positifnya, partai berlam­bang pohon beringin itu bisa dipersatukan bila Munaslub diterima kubu Aburizal Bakrie dan Agung Laksono.

Negatifnya, konflik di Partai Golkar bisa semakin rumit. Sebab, sudah ada tiga kubu kekuatan, yakni kubu Aburizal Bakrie (Ical), Agung Laksono, dan Tommy Soeharto. Konflik dua kubu saja sulit diselesaikan, apalagi tiga kubu.


Terlepas apa pun nanti hasil­nya, yang jelas menurut asisten pribadi yang juga staf khusus bidang politik Tommy, Tri Joko Susilo, hingga kini dukungan dari DPD I dan DPD II agar Golkar menggelar Munaslub terus berdatangan. Saat ini sudah 28 DPD I yang setuju digelar Munaslub. Mereka orientasinya menyelamatkan Partai Golkar.

Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar hasil Munas Bali, Akbar Tandjung mendukung Munaslub tersebut.

"Itu opsi untuk menyelamatkan Partai Golkar dari konflik yang ter­us berkepanjangan. Saya dari dulu sudah mengusulkan Munaslub," papar Akbar Tandjung kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Anda pernah bertemu Tommy dan Ical, apa yang dibi­carakan?
Sekitar tiga minggu lalu, me­mang Mbak Titiek Soeharto (Siti Hediati Hariyadi, Wakil Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali) mengundang saya dan Ical habis shalat Jumat, di kantornya Mas Tommy.

Mas Tommy waktu itu juga memperlihatkan kegelisahan­nya. Kemudian timbul gagasan pentingnya Munaslub. Itu dis­ampaikan di depan Pak Ical dan saya.

Sebelumnya Anda lebih dulu melempar wacana Munaslub, kok bisa pemikirannya sama dengan Tommy?
Mbak Titiek setelah pertemuan itu juga sempat bertanya; Bang Akbar, sebelum pertemuan itu pernah ketemu atau tukar pikiran dengan Mas Tommy. Saya jawab; tidak. Soal pemikiran yang sama, barangkali Mas Tommy juga menilai bahwa cuma itu cara yang paling tepat.

Mbak Titiek mengira pemikiran Mas Tommy mengenai Munaslub itu datangnya dari saya. Padahal saya belum pernah ketemu den­gan beliau (Tommy) sebelumnya untuk membicarakan itu.

Dalam pertemuan itu, ba­gaimana sikap Ical?

Pak Ical menjelaskan saja apa langkah-langkah dia mau dilakukan ke depan, yaitu melalui proses pengadilan itu.

Jika Munaslub ini diseleng­garakan, bagaimana memasti­kan agar tidak ada pihak yang dirugikan?
Masing-masing pihak, baik dari kubu Agung maupun Ical menunjuk dua orang Plt (pelak­sana tugas). Unsurnya, senior satu orang dan kalangan muda satu orang. Plt ini nanti yang bertugas menyelenggarakan Munaslub.

Apa Ical setuju saat itu?
Kata Pak Ical; saya kan sudah punya sikap, saya tidak setuju dengan Munaslub.

Kalau begitu, apa Munaslub bisa jalan?
Munaslub ini tentu harus disepakati secara bersama. Ini dimaksudkan untuk islah.

Apa alasan Ical menolak?
Waktu itu Ical berpendapat; ah, masak kita konflik-konflik kok langsung (diselesaikan) di Munas. Biaya Munas itu kan mahal, disebut-sebut oleh beliau ratusan miliar. Kita tempuh saja melalui hukum. Negara kita kan negara hukum, beliau bilang begitu.

Apa respons Anda dengan jawaban Ical itu?
Pak Ical, saya sih oke-oke saja. Saya sepakat ditempuh melalui hukum. Cuma apakah kita bisa jamin bahwa itu selesai jauh sebelum pilkada dimulai. Jawab Ical; bisa, saya yakin.

Bukankah penyelesaian lewat jalur hukum itu lebih lama?

Kami memperkirakan pe­nyelesaian lewat pengadilan pasti lama. Kami juga meng­khawatirkan bisa mengganggu keikutsertaan Golkar dalam pilkada 2015.

Waktu itu memang belum ada peraturan secara detail dari KPU mengenai penyeleng­garaan pilkada. Tapi semuanya sudah mengetahui bahwa 2015 ada pilkada serentak. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya