Berita

Dradjad H Wibowo/net

Pidato Jokowi soal Palestina dan IMF Cuma Retorika Belaka...

KAMIS, 23 APRIL 2015 | 10:43 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Di antara pidato Presiden Joko Widodo dalam pembukaan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang menuai pujian adalah terkait dengan kemerdekaan Palestina dan seakan-akan mau melepaskan diri dari hegemoni IMF dan Bank Dunia.

Dalam pandangan ekonom senior Dradjad H Wibowo, dua point itu tak terlalu istimewa. Kalimat Palestina harus merdeka misalnya, sudah banyak didengungkan oleh banyak pemimpin di berbagai belahan dunia.

"Justru pertanyaannya, pemerintah RI sekarang sudah lakukan apa untuk mendorong two-state solution?" kata Dradjad kepada Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu (Kamis, 23/4).


Dradjad pun membandingkan dengan pemerintahan Presiden Soeharto yang bisa dikatakan lebih hebat. Sebab Soeharto langsung mengakui kedaulatan Palestina tahun 1988, dan Kedubes Palestina langsung beroperasi di Indonesia tahun 1989. Soeharto pun konsisten menolak hubungan diplomasi dengan Israel.

"Kalau isi pidato Presiden mengandung terobosan terhadap two-state solution, jujur itu hebat. Kalau cuma mengatakan Palestina harus merdeka, yah mungkin cuma retorika," ungkap Drajad.

Soal IMF pun demikian. Kata Dradjad, sejak zaman Presiden Megawati "dipaksa" MPR menghentikan kerjasama LoI dengan IMF. Hal ini dilanjutkan Presiden SBY dengan membayar lunas utang IMF, dan Indonesia sudah tidak lagi bergantung kepada IMF.

"Hingga hari ini belum ada krisis yang memaksa Indonesia lari ke IMF. Jadi pidato tidak mau bergantung kepada IMF itu kosong. Baru berisi kalau Indonesia terkena krisis seperti Yunani dan Ukraina, lalu Presidennya, siapapun dia, berkata bahwa RI tidak akan meminta dana pinjaman dari IMF," ungkap Dradjad.

Dengan demikian, lanjut Dradjad, bila soal IMF ini disampaikan dalam kondisi saat ini, mungkin saja itu cuma retorika. Lebih-lebih faktanya, pada saat Presiden pidato, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro sedang di Washington dan mengikuti Spring Meeting IMF-Bank Dunia yang sekarang masih berlangsung.

"Artinya jadi apa pidato itu," demikian Dradjad. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya