Berita

HIPMI Usul Pembentukan Entrepreneur Asia Afrika

KAMIS, 23 APRIL 2015 | 08:55 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mengusulkan pembentukan Entrepreneur Asia Afrika (EAA), bertetapan dengan momentum diadakannya Konferensi Asia Afrika (KAA) ke 60 tahun di Indonesia saat ini.

Ketua Badan Otonom Bidang Bisnis, Investasi dan UKM BPP HIPMI Hardini Puspasari mengatakan, potensi perekonomian dua kawasan itu cukup besar, bahkan menguasai perekonomian dunia. Hal itu terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) Asia-Afrika sepanjang tahun 2014 mencapai 51 persen dari PDB dunia. Bahkan tahun 2011, Afrika berhasil mencatatkan pencapaian total PDB sebesar 1,7 triliun dolar AS, atau di atas PDB India dan ASEAN.

Demikian ungkapan Ketua Badan Otonom Bidang Bisnis, Investasi dan UKM BPP HIPMI Hardini Puspasari dalam siaran persnya, di Bandung, Rabu (22 April 2015).


"Melihat potensi perekonomian yang cukup besar dari dua kawasan itu, kami mengusulkan pembentukan EAA di tahun 2015 ini," ujar Dini dalam rilisnya (Kamis, 23/4).

Ia menyebutkan beberapa alasan pengusulan pembentukan wadah internasional bagi pelaku usaha muda di dua kawasan tersebut.

Pertama, tingginya pertumbuhan ekonomi Asia dan Afrika yang pada tahun 2013-2014 lalu mencatat angka masing-masing 4,9 persen dan 4,3 persen. Padahal, kata dia, saat ini banyak negara mengalami kontraksi dalam perekonomiannya termasuk perekonomian global.

Kedua, tingginya kebutuhan akan beberapa sektor usaha antara dua kawasan, semakin membuka ruang lebar bagi pelaku usaha muda untuk meningkatkan daya saingnya. Misalnya, sektor manufaktur, pertanian, infrastruktur, pariwisata, dan energi.

"Jika EAA terbentuk, maka potensi investasi sektor-sektor tersebut bisa bergerak dan saling memenuhi diantara dua kawasan. Akibatnya bisa ditebak, bahwa dua kawasan itu akan kembali menciptakan PDB tertinggi di dunia. Jauh mengalahkan negara-negara maju," papar Dini.

Ketiga, mendorong peningkatan daya saing produk dari pelaku usaha muda Indonesia yang selama ini kebingungan mencari pasar tujuan produknya. Artinya, dengan terbukanya pasar yang lebih luas dari Asia hingga Afrika, maka 'pertarungan' daya saing produk-produk lokal akan semakin tinggi dan kompetitif. Sebab, katanya, berdasarkan data PBB World Population Prospects tercatat jumlah penduduk Asia sebanyak 4,34 miliar orang dan Afrika 1,14 miliar penduduk. Sehingga secara total penduduk Asia-Afrika berjumlah 5,48 miliar orang.

"Artinya, dari jumlah penduduk saja, kawasan Asia-Afrika menguasai 75,8 persen penduduk dunia yang saat ini berjumlah total 7,23 miliar orang. Ini kan pasar ekonomi yang sangat prospektif," terang Dini.

Meski demikian, lanjut Dini, potensi pasar yang sangat besar itu dihadang oleh beberapa hal serius yang membutuhkan peran aktif pemerintah masing-masing negara di dua kawasan tersebut. Seperti masalah kemiskinan yang cukup tinggi, baik di Asia maupun Afrika.

Selain itu, lanjut Dini, tingkat inflasi Asia-Afrika masing di atas rata-rata dunia. Sebut saja inflasi Timur Tengah, Afrika Utara, Afghanistan dan Pakistan yang tahun 2013 lalu mencapai 9 persen. Sedangkan inflasi Afrika 6,6 persen dan Asia 4,6 persen. Akibatnya, pertumbuhan kerja sama perdagangan antar dua kawasan belum mencerminkan potensi sesungguhnya. Yaitu, kinerja ekspor Asia ke Afrika tahun 2013 sekitar 26 persen, dan sebaliknya ekspor Afrika ke Asia hanya di kisaran 3 persen.

"Karena itu, kami mendorong pembentukan EAA sehingga tercipta perdagangan langsung antara pelaku usaha muda di dua kawasan. Khususnya pada sektor-sektor potensial seperti manufaktur, pertanian, pariwisata, infrastruktur, dan energi. Apalagi saat ini, Afrika sedang bertumbuh jadi pasti memerlukan banyak sekali bisnis di sektor-sektor tersebut," ungkapnya.

Upaya mengembangkan pelaku usaha muda di dua kawasan tersebut, ucap Dini, sangat memerlukan peran dan dukungan penuh pemerintah masing-masing negara. Sehingga berbagai kendala terkait birokrasi dari setiap negara di dua kawasan bisa diantisipasi dengan tepat, efektif dan baik. Implikasinya, katanya, tentu saja pada perekonomian dari dua kawasan.

"Intinya, pembentukan EAA tersebut memang harus tetap sejalan dengan sistem perdagangan internasional yang terbuka, adil, tertib dan saling menguntungkan. Karena itu, kami mendorong pembentukan organisasi tersebut untuk memanfaatkan momentum yang ada, baik bagi pelaku usaha muda di Indonesia yang akan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean akhir 2015 nanti, maupun bagi pelaku usaha muda di dua kawasan. Kita harus berani melangkah ke dunia global. Jangan cuma puas dan jago kandang. Ayo HIPMI bangkit segera," katanya.

Ia menambahkan, bahwa Afrika harus didukung oleh kegiatan bisnis dan perdagangan yang mempunyai akses pada hal-hal yang terkait dengan keuangan. Pasalnya, Afrika berkepentingan menciptakan banyak entrepreneur baru untuk memenuhi kebutuhan industri dan jasa di kawasan tersebut. Dan pertumbuhan Afrika secara ekonomi, secara signifikan membuka peluang bagi pengusaha Indonesia, untuk memasok kebutuhan barang dan jasa ke Afrika.

"Melalui EAA ini, kami yakin jumlah pengusaha muda di Indonesia akan bertambah signifikan. Kami perkirakan dalam 3-4 tahun mendatang akan mencapai hingga 1 juta pengusaha. Itu sebab, pembentukan EAA ini kami anggap sangat penting bagi pengusaha muda Indonesia," tutup Dini. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya