Berita

ilustrasi/net

Pertahanan

Duet Badrodin-BG Harus Diawasi

RABU, 22 APRIL 2015 | 18:54 WIB | LAPORAN:

Pengangkatan Komjen Budi Gunawan (BG) sebagai Wakapolri merupakan titik kompromi paling aman secara politik, termasuk mengurangi rasa malu BG lantaran pernah berstatus tersangka korupsi oleh KPK.

Demikian dikatakan mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) La Ode Ida, Rabu (22/4).

"Kita tahu kalau BG adalah figur kuat yang ditopang oleh Ketua Umum PDIP,  Megawati Soekarnoputri dan dianggap sebagai figur pemersatu antara kubu KIH dan KMP di DPR," kata La Ode Ida.

Sehingga, dia menambahkan ketika Presiden Jokowi tak jadi melantiknya,  maka sangat dikesankan berhadapan dengan  pihak Megawati dan parlemen sekaligus. Singkatnya, pihak Megawati secara  khusus dikesankan sangat marah terhadap Jokowi  atas tak dilantiknya BG it.

"Namun Jokowi sendiri agaknya tak mau ambil risiko mengingat BG dianggap sebagai figur kontroversial akibat bermasalah secara hukum dari KPK," ujarnya.

Apalagi menurut La Ode Ida, tim 9 bentukan Presiden Jokowi sangat berperan terutama Syafie Maarif dan Jimly Ashiddiqie  sangat berperan dengan menunjukkan sikap ketidaksetujuannya terhadap BG.

Bahkan di hari-hari terakhir sebelum pelantikan BG sebagai Wakapolri, Buya Syafii dan Jimly secara terbuka menyatakan ketidaksetujuannya kalau  BG jadi Wakapolri. Namun aspirasi dari kedua tokoh itu agakya tak berpengaruh sama sekali.

Dengan telah dilantilknya Badrodin Haiti sebagai Kapolri dan BG sebagai Wakapolri, menurut La Ode Ida, tugas seluruh pihak di republik ini adalah  memastikan Polri di bawah duet dua jenderal itu harus high perform, berkinerja tinggi, bekerja scara profesional untuk  bangsa ini.

Pada saat yang sama, tegasnya, pihak KPK tak boleh mandul untuk  mengusut figur-figur Polri bermasalah. Dan jika menemukan cukup bukti, hukumnya wajib untuk memproses siapapun dia.

Data tentang kepemilikan rekening gendut dari KPK tegasnya sendiri tak boleh didiamkan atau ditengelamkan, harus terus dibuka ke publik dan juga diproses scara hukum.

"Namun demikian, harus diingat kalau  kerja hukum yang  profesional tak boleh dipengaruhi oleh kepentingan politik seperti perrnah dikesankan oleh Abraham Samad dkk ketika mentersangkakan BG di saat sudah disetujui oleh DPR melalui fit and proper test," kata La Ode Ida.[dem]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

UPDATE

TB Hasanuddin Kritik Raffi Ahmad Pakai Seragam TNI: Ada Aturannya!

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:48

Prabowo Harus Buktikan Betul-betul Bentuk Zaken Kabinet

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:38

Ketum Garuda Diduga Aniaya Wanita Pernah Gagal Nyaleg Lewat Gerindra

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:31

Hujan Ringan Diperkirakan Basahi Jakarta

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:17

Bambang Haryo Tinjau Pembangunan Terminal Internasional Bimoku

Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:50

Bahlil Diminta Serius Menata Ulang Aturan Pemanfaatan EBT

Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:20

Dukung Program Makanan Bergizi, KKP Gerilya Protein Ikan

Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:50

Danjen Kopassus Pimpin Sertijab Sejumlah Posisi Strategis

Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:25

Indonesia Ajak Negara Asia Pasifik Mitigasi Perubahan Iklim

Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:58

Mbak Ita Optimis Gelaran Sembiz Mampu Gaet Banyak Investor

Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:30

Selengkapnya