. Semua pihak memiliki tanggung jawab untuk melestarikan budaya nusantara. Sebab budaya nusantara merupakan benteng yang melindungi bangsa Indonesia dari ancaman globalisasi dan modernisasi.
"Kekayaan nusantara ini harus dapat diwariskan secara turun temurun hingga ke generasi berikutnya, sehingga generasi berikutnya menjadi bagian dari kebudayaan Nusantara," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, dalam acara Peringatan Puncak HUT ke-40 Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta (Senin, 20/4).
Puan mengatakan, TMII merupakan salah satu wahana perlindungan pelestarian budaya bangsa. Menurutnya, TMII merupakan wadah yang dapat merepresentasikan keberagaman budaya bangsa dan media untuk melestarikan dan mengimplementasikan nilai adat dan kebudayaan Indonesia.
Selama ini, lanjut Puan, pemerintah mengapresiasi keberadaan TMII dengan menetapkan lembaga tersebut dalam batu prasasti dengan tulisan "Melestarikan dan Menggelorakan Semangat Bhinneka Tunggal Ika." Oleh karena itu, keberadaan TMII diharapkan dapat mempertebal rasa cinta tanah air, memupuk dan membina rasa persatuan dan kesatuan bangsa serta menjunjung tinggi kebudayaan Indonesia.
"Kita semua dapat menggunakan fungsi tradisi dan seni budaya dalam kehidupan masyarakat sebagai media pendidikan, penerangan, hiburan, alat kontrol sosial, serta pemeliharaan nilai dan norma adat dengan tujuan menciptakan kesejahteraan rakyat," ujar Puan.
Untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera, kata Puan, Indonesia harus berketuhanan, berperikemanusiaan, mempunyai jiwa persatuan, jiwa demokrasi dan selalu menjunjung tinggi musyawarah untuk mencapai mufakat sehingga terwujud rasa Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Dan nilai-nilai Pancasila tersebut perlu diamalkan dengan menciptakan kerukunan antar sesama yang merupakan modal untuk tetap menjaga keutuhan bangsa.
"Kini saatnya kewajiban kita untuk memelihara dan meneruskan perjuangan menuju masa depan masyarakat dan bangsa Indonesia yang bersatu, berdaulat, mandiri, aman dan sejahtera," ujar Puan.
Puan menjelaskan, bangsa Indonesia kerap menghadapi berbagai permasalahan yang dapat mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa baik dari dalam maupun dari luar. Tantangan dari dalam negeri, Puan mencontohkan, seperti misalnya munculnya gerakan separatis, terorisme, ancaman-ancaman narkoba, korupsi, kemiskinan, tawuran, dan sikap anarkisme yang mengancam stabilitas keamanan dalam negeri.
Sedangkan tantangan dari luar yang dihadapi bangsa Indonesia, lanjut Puan, seperti misalnya era globalisasi yang mengancam rusaknya adat istiadat budaya bangsa dengan paham materialisme, hedonisme, dan individualisme.
"Di era globalisasi saat ini, masyarakat harus memiliki karakter yang kuat yang dapat membuat dirinya mampu bersaing dengan masyarakat Internasional. Adapun karakter tersebut adalah jati dirinya sendiri yaitu jati diri bangsa Indonesia yang berbudaya, bermartabat dan berjiwa gotong-royong, bukannya bangsa Indonesia yang individualisme," ujar Puan.
Puan mengatakan, Indonesia harus berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang kebudayaan atau Trisakti dan menjadikannya sebagai landasan operasional guna menghadapi persoalan-persoalan bangsa dan melaksanakan pembangunan bangsa.
"Dengan berdikari di bidang ekonomi, Indonesia harus mewujudkan kemandirian ekonomi dengan sistem yang sesuai dengan pasal 33 UUD 1945. Kedaulatan politik akan memposisikan Indonesia sejajar dengan bangsa-bangsa lain untuk ikut bersama-sama melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial," tutur Puan.
Di samping itu, Puan menambahkan, berkepribadian dalam kebudayaan juga menjadi modal utama untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang berbudaya, bermartabat serta berdaya saing. Di bidang ini, kata Puan, semua memiliki tanggung jawab untuk tetap melestarikan budaya nusantara agar tidak tergerus oleh ancaman globalisasi dan modernisasi, sehingga kekayaan-kekayaan bangsa tersebut dapat terjamin pemeliharaan dan pelestariannya.
"Manusia Indonesia adalah manusia yang sehat, cerdas, produktif, tidak malas yang mampu bersaing dan bekerja sama dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Kekayaan yang terkandung dalam bumi nusantara tidak boleh dimiliki oleh segelintir kelompok saja, melainkan harus dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia," ujar Puan.
Dalam kesempatan itu, Puan menghimbau seluruh rakyat Indonesia agar tetap bersatu dan tetap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
[ysa]