Berita

joko widodo dan megawati soekarnoputri/net

Politik

Sebutan Petugas Partai Bentuk Kegamangan Megawati Atas Kebijakan Jokowi

SELASA, 14 APRIL 2015 | 09:56 WIB | LAPORAN:

PDI Perjuangan memang partai peraih suara terbanyak dalam Pemilu 2014 lalu, akan tetap secara riil politik sesungguhnya PDIP dan Ketua Umumnya, Megawati Soekarnoputri tidak menjadi apa-apa dalam pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Meski beberapa kader banteng menduduki jabatan menteri dalam Kabinet Kerja Jokowi seperti Tjahjo Kumolo, Puan Maharani dan lainnya.

Begitu pendapat koordinator TPDI Petrus Selestinus dalam keterangan persnya, Selasa (14/4).


Presiden Jokowi pernah menegaskan, ketika seorang kader parpol dipercaya menduduki jabatan eksekutif di pemerintahannya, maka segala jabatan dan atributnya atas nama parpol harus ditanggalkan.

"Kebijakan ini lantas membuat Megawati Soekarnoputri merasa ada sesuatu yang lepas dari kekuasaannya di pemerintahan. Tidak ada lagi perpanjangan tangan partai di eksekutif karena kader-kadernya harus menanggalkan ikatan strukturalnya dengan PDIP," klaimnya.

Disinilah, ia menilai muncul kegamangan di internal PDIP karena sebagai parpol pemenang Pemilu namun tidak punya cantelan kekuasaan di eksekutif. Belum lagi pemaknaan terhadap "petugas partai" di tubuh PDIP pun masih beragam, sehingga terkesan terjadi manipulasi terhadap AD-ART partai.  

Nomenklatur "petugas partai" baru muncul dan dibesarkan-besarkan oleh Megawati Soekarnoputri, menurut dia, tatkala Presiden Jokowi secara konsisten ingin memisahkan kekuasaan pemerintahan berdasarkan UUD 1945 dengan kekuasaan politik. Karena itu kekhawatiran akan adanya fraksi PDIP di eksekutif bisa terjadi, manakala Presiden Jokowi tidak berhasil melepaskan ikatan strukturalnya dengan partai. Padahal, penamaan 'Petugas Partai' sama sekali tidak ada dalam AD-ART PDIP.

"Artinya, fenomena petugas partai semenjak Jokowi terpilih menjadi presiden adalah sebuah manipulasi, sebuah rekayasan untuk memasukan pengaruh ketua umum PDIP dengan hak prerogatifnya dalam kekuasaan eksekutif negara setelah PDIP gagal menempatkan kadernya sebanyak-banyaknya di ekskutif," pungkasnya.[wid]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya