Berita

Fadli Zon

Wawancara

WAWANCARA

Fadli Zon: Sejumlah Fraksi Usul BG Jadi Wakapolri, Presiden Bilang Serahkan ke Kapolri

JUMAT, 10 APRIL 2015 | 07:03 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Tak ada rotan, akar pun jadi. Barangkali perumpa­maan ini pas diberikan kepada sejumlah fraksi DPR yang mengusulkan Komjen Budi Gunawan (BG) men­jadi Wakapolri.

BG sebelumnya sudah disah­kan DPR menjadi Kapolri, tapi Presiden Jokowi tidak melan­tiknya. Bahkan, Presiden malah mengusulkan Komjen Badrodin Haiti menjadi calon Kapolri yang baru.

Setelah Presiden menjelaskan alasan BG tidak dilantik menjadi Kapolri saat rapat konsultasi dengan DPR, Senin (6/4) lalu, sejumlah fraksi bisa memaha­minya dan menerima pencalonan Badrodin Haiti menjadi Kapolri. Tapi fraksi-fraksi itu mengusul­kan BG menjadi Wakapolri.


Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengakui sejumlah fraksi di DPRmengusul­kan kepada Presiden agar BG menjadi Wakapolri. Sedangkan Kapolri Badrodin Haiti.

"Dalam sidang praperadilan, Pak BG kan tidak terbukti ber­salah, sehingga sejumlah fraksi mengusulkan untuk menjadi per­timbangan Presiden agar dijadikan Wakapolri," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Berikut wawancara Rakyat Merdeka dengan Fadli Zon se­lengkapnya:

Apa tanggapan Presiden?
Presiden menyampaikan masalah Wakapolri itu sebaiknya menjadi domain Kapolri, sebagai domain dari institusi. Presiden tidak akan mencapuri urusan Wakapolri itu. Kemudian meminta DPRtidak mencampuri masalah tersebut.

Berarti Badrodin Haiti yang nanti menentukan Wakapolri?
Ya. Kita serahkan saja nanti kepada Pak Badrodin untuk memilih Wakapolri sesuai me­kanismenya.

Bagaimana pendapat Komisi III DPR?
Ya, sama. Kita menghargai jawaban Presiden. Kita serahkan kepada Pak Badrodin agar mem­prosesnya sesuai mekanisme yang berlaku.

Kenapa mayoritas fraksi menerima penjelasan Presiden mengenai gagalnya dilantik BG menjadi Kapolri?
Pertimbangan Presiden mulai dari masalah sosiologi, yuridis, hingga masalah lain seperti po­tensi menimbulkan polemik jika tetap mengangkat Pak BG menja­di Kapolri. Presiden merasa perlu ada figur yang dianggap tidak menimbulkan perbedaan pendapat yang tajam di masyarakat. Saya kira ini hak Presiden.

Kenapa menerima pencalo­nan Badrodin Haiti menjadi Kapolri?
Pada dasarnya, sebagian besar fraksi tidak mempermasalahkan pencalonan Badrodin Haiti. Tapi ada prosedur yang harus dilalui. Termasuk, permintaan agar Presiden menjelaskan alasan tidak melantik Budi Gunawan.

Bagaimana tindak lanjut DPR?

Saya kira segera diproses di Komisi III DPRdengan melakukan fit and proper test ter­hadap Badrodin Haiti jika nanti disepakati bersama.

O ya, hasil survei Indo Barometer menyebutkan kepuasan publik kepada Jokowi-JK hanya 54,3 persen, tanggapan Anda?
Saya pikir ini disebabkan ber­bagai faktor. Antara lain faktor di dalam tim Kepresidenan sendiri, termasuk kabinet. Presiden se­baiknya memilih orang-orang ter­baik di bidangnya. Karena kalau kita lihat dari sebagian menteri ini bermasalah. Mereka menjalankan suatu operasi politik yang tidak fokus pada bidang kerjanya, sehingga membuat kegaduhan politik. Kegaduhan ini sebenarnya dimulai dari menteri-menterinya.

Faktor lain?

Soal kebijakan pemerintah. Misalnya kenapa harga BBM (bahan bakar minyak) naik. Kenapa harus harga-harga naik. Bagaimana kontrol pemerintah terhadap harga-harga ini, kita kan bukan negara pasar bebas. Pemerintah harus bisa mengon­trol. Harus ada intervensi yang tepat. Nggak bisa kita melakukan pembiaran terhadap situasi ini. Karena rakyat menjerit, hidup makin susah. Kalau di mana-mana hidup semakin susah, pasti krimi­nalitas akan meningkat.

Apa solusinya?

Presiden perlu melakukan eval­uasi. Mungkin ini sudah waktunya karena sudah enam bulan pemer­intahan ini. Mana menteri yang bisa dipertahankan, dan mana yang harus diganti, supaya ada perbaikan dan kemajuan ke depan. Carilah orang-orang ahli di bidan­gnya. Itu solusinya. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya