Jajaran menteri bidang ekonomi di Kabinet Kerja Jokowi diminta bersatu meningkatkan ekspor, sehingga nilai tukar rupiah stabil.
Permintaan diungkapÂkan Wakil Ketua DPR Agus Hermanto. Dia mengatakan, jika nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) stabil, tentu akan membuat harga bahan bakar minyak (BBM) turun.
"Tim ekonomi Jokowi harusberÂsatu-padu menguatkan ekonomi, sehingga ekspor naik,rupiah stabil," ujar politisi Partai Demokrat itu kepada Rakyat Merdeka.
Dia mengatakan, saat ini perÂekonomian nasional menurun seÂcara drastis. Hal itu disebabkan karena jajaran menteri Jokowi, khususnya di bidang perekoÂnomian tidak bisa melakukan langkah antisipasi
Berikut kutiÂpan selengkapnya: Langkah antisipasi seperti apa yang Anda maksud? Antisipasi mengenai penuÂrunan nilai tukar rupiah. Kalau nilai rupiah turun, bisa dipasÂtikan harga BBM naik karena membeli BBM dengan dolar.
Saya berharap pemerintahan Jokowi bisa menstabilkan ruÂpiah dengan cara memperkuat ekspor.
Bagaimana caranya menstaÂbilkan rupiah? Bagaimana bisa memperkuat ekspor. Kalau produksi ikan turun drastis karena nelayan tidak bisa melaut. Lalu Menteri Kelautan dan Perikanan lebih senang mengebom kapal, padaÂhal harga bomnya lebih mahal dari kapal yang diledakkan.
Kami juga mempertanyakan langkah pemerintahan Jokowi merombak jajaran direksi peÂrusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang seperti bedol desa tanpa memperhatikan kredibilitas dan kemampuan yang bersangkutan. Padahal BUMN ini soko guru penguatan perekonomian bangsa. Kalau tidak ditata dengan corporate government yang bagus maka tidak akan mencapai target.
Harga BBM naik lagi, baÂgaimana? Ini konsekuensi rupiah melemah secara tajam. Hal ini memÂperlihatkan indikator ekonomi kita kurang bagus.
Apa solusinya? Harusnya menteri bidangekonomi mengeluarkan kebiÂjakan yang betul-betul strategis. Bukan hanya blusukan untuk pencitraan.
Kalau tidak cepat dibuat keÂbijakan untuk stabilkan nilai tukar rupiah, dikhawatirkan keadaannya menjadi lebih gawat lagi. ***