Berita

Agus Hermanto

Wawancara

WAWANCARA

Agus Hermanto: Keadaan Bakal Tambah Gawat Bila Nilai Tukar Rupiah Masih Anjlok..

MINGGU, 05 APRIL 2015 | 09:02 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Jajaran menteri bidang ekonomi di Kabinet Kerja Jokowi  diminta bersatu meningkatkan ekspor, sehingga nilai tukar rupiah stabil.
 
Permintaan diungkap­kan Wakil Ketua DPR Agus Hermanto. Dia mengatakan, jika nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) stabil, tentu akan membuat harga bahan bakar minyak (BBM) turun.

"Tim ekonomi Jokowi harusber­satu-padu menguatkan ekonomi, sehingga ekspor naik,rupiah stabil," ujar politisi Partai Demokrat itu kepada Rakyat Merdeka.


Dia mengatakan, saat ini per­ekonomian nasional menurun se­cara drastis. Hal itu disebabkan karena jajaran menteri Jokowi, khususnya di bidang pereko­nomian tidak bisa melakukan langkah antisipasi

Berikut kuti­pan selengkapnya:

Langkah antisipasi seperti apa yang Anda maksud?
Antisipasi mengenai penu­runan nilai tukar rupiah. Kalau nilai rupiah turun, bisa dipas­tikan harga BBM naik karena membeli BBM dengan dolar.

Saya berharap pemerintahan Jokowi bisa menstabilkan ru­piah dengan cara memperkuat ekspor.

Bagaimana caranya mensta­bilkan rupiah?

Bagaimana bisa memperkuat ekspor. Kalau produksi ikan turun drastis karena nelayan tidak bisa melaut. Lalu Menteri Kelautan dan Perikanan lebih senang mengebom kapal, pada­hal harga bomnya lebih mahal dari kapal yang diledakkan.

Kami juga mempertanyakan langkah pemerintahan Jokowi merombak jajaran direksi pe­rusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang seperti bedol desa tanpa memperhatikan kredibilitas dan kemampuan yang bersangkutan. Padahal BUMN ini soko guru penguatan perekonomian bangsa. Kalau tidak ditata dengan corporate government yang bagus maka tidak akan mencapai target.

Harga BBM naik lagi, ba­gaimana?
Ini konsekuensi rupiah melemah secara tajam. Hal ini mem­perlihatkan indikator ekonomi kita kurang bagus.

Apa solusinya?
Harusnya menteri bidangekonomi mengeluarkan kebi­jakan yang betul-betul strategis. Bukan hanya blusukan untuk pencitraan.

Kalau tidak cepat dibuat ke­bijakan untuk stabilkan nilai tukar rupiah, dikhawatirkan keadaannya menjadi lebih gawat lagi. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya