Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)melakukan terobosan untuk meningkatkan semangatsiswa untuk belajar.
Kementerian yang dipÂimpin Anies Baswedan itu akan membekali setiap orangtua siswa materi pendidikan dan cara mendidik anak yang akan diterÂapkan mulai tahun ajaran baru mendatang.
"Jangan mengasosiasikan orangtua itu berperan di usia dini, tapi sampai tamat. Nanti kita inÂgin orangtua terlibat langsung di sekolah," ujar Anies Baswedan usai acara penutupan Rembuk Nasional, Pusbang Tendik, Depok, Jawa Barat, kemarin.
Berikut kutipan selengkapnya:Bagaimana teknisnya orangÂtua diberikan materi pendidiÂkan?Orangtua siswa akan diundang ke sekolah untuk berbagi atau berÂtukar cerita tentang pengalaman-pengalaman orangtua yang sukses mendidik anaknya, bahkan hingÂga berprestasi membanggakan.
Jadi materinya adalah penÂgalaman-pengalaman yang baik dari orangtua-orangtua lain. Jadi kita kumpulkan praktik-praktik pengalaman mendidik anak, pengalaman-pengalaman orangÂtua itu dikumpulkan kemudian dibagi, dalam bentuk online, ada juga dalam bentuk buku. Dititipkannya lewat siapa, wali kelas nanti menyampaikannya pada orangtua.
Banyak kalangan berpendaÂpat, sistem Ujian Nasional (UN) harus diperbaiki?Skema UN yang akan diterapkan tahun 2015 akan menerÂapkan UN berbasis komputer. Anak mengerjakannya pakai komputer.
Apa itu tidak menghambat karena penyediaan komputer sekolah di daerah masih minim?UNberbasis komputer dipilih karena setiap ujian yang diikuti oleh 7,3 juta peserta membuÂtuhkan logistik dan dana yang luar biasa besar. Penerapan UN berbasis komputer ini akan diÂcoba di 585 sekolah di seluruh Indonesia yang fasilitasnya telah memenuhi. Sekolah yang fasilitas komputernya belum siap, jangan dipaksakan. Nggak usah ikut, karena itu akan diverifikasi. Dan tanggal 1 April besok akan ada gladi resik. 585 Sekolah ini akan latihan untuk Ujian Nasional. Mereka latihan mengerjakan dengan komputernya, karena ini berbeda dengan kertas.
Bagaimana persiapan distriÂbusi materi UN 2015?Persiapan untuk distribusi maÂteri UN telah siap 100 persen unÂtuk dikirim ke seluruh Indonesia. Kami mengutamakan distribusi ke daerah-daerah pelosok terÂlebih dahulu. Seperti Jabar dan Jateng, disimpan di percetakan di provinsi, karena relatif mudah mendistribusikannya. Tapi untuk pelosok-pelosok sudah jalan seÂmua. Logistik sudah beres.
Apa fokus Anda setelah ini?Dalam lima tahun ke depan, Kemendikbud akan memfokusÂkan program pada penguatan aktor pendidikan. Selama ini, unsur tersebut jarang tersentuh. Berbicara mengenai pendidikan, selama ini kita banyak berbiÂcara bukan pada pelakunya. Padahal, kata kunci dari penÂdidikan adalah penguatan aktor pendidikan.
Siapa aktor pendidikan?Ya, guru, kepala sekolah, pengawas, orangtua dan siswa. Kami akan konsentrasi pada pelakunya. Para aktor pendidiÂkan itu merupakan komponen paling strategis dalam upaya mencerdaskan bangsa. Guru adalah kunci. Profesionalitas dan kompetensi guru yang sejatinya menentukan suasana di dalam kelas, agar menyenangkan bagi siswa. Sementara, orangtua adaÂlah pendidik utama dan pertama bagi anak. Jadi sangat penting untuk dilibatkan melalui fasiliÂtasi rujukan pendidikan anak dan praktik baik.
Apa pesan Anda kepada guru guru di Indonesia, teruÂtama terkait UN ini? Kami mengimbau agar para insan pendidikan tidak sekadar melihat pendidikan sebagai pelakÂsanaan program, tapi ini sebuah gerakan. Saya minta para kepala Dinas Pendidikan, kepala sekolah, dan guru-guru mengedepankan kejujuran dalam pelaksanaan UN. Yang kami nilai bukan hasil UN, tapi integritasnya. Dalam UN, yang utama bukan siapa yang nilainya paling tinggi. Tapi siapa yang sekolahnya paling jujur karena yang paling diutamakan adalah integritasnya. Bukan nilai tertinggi yang bisa masuk ke dunia global, tapi orang-orang integritas tinggi.
Anak-anak Indonesia akan menghadapi masalah karena tidak menomorsatukan integÂritas. Makanya ini harus kita tumbuhkan semangat integritas. Mulai tahun ini akan kita pangÂgil guru-guru serta sekolah yang integritasnya tertinggi untuk menerima reward dari pemerinÂtah. Jadi saya imbau guru-guru, kepala sekolah, kadis Diknas mari berlomba-lomba tingkatkan integritas. Kita butuh siswa berÂprestasi tapi paling utama yang integritasnya tinggi. ***