Berita

Jangan Anggap Enteng, Pelemahan Rupiah Berbahaya bagi Perekonomian

SENIN, 30 MARET 2015 | 04:46 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla serta para menteri Kabinet Kerja tidak bisa sekedar mengeluarkan statement mengelak seolah-olah tidak ada ancaman dan masalah dengan pelemahan rupiah sampai Rp. 13.000.

Menurut Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar tersebut tidak bisa dianggap enteng. Sebab, basis ekonomi Indonesia yang didominasi impor mulai sangat berat menanggung beban pelemahan rupiah tersebut.

"Tentu hal ini berbahaya buat perekonomian Indonesia," tegas Dahnil, dalam pesan singkat yang diterima pagi ini, Senin, 30/3).

Apalagi, dia menambahkan, bukan tidak mungkin rupiah bisa semakin terpuruk disebabkan faktor eksternal seperti kebijakan ekonomi AS, Eropa dan Republik Rakyat Tiongkok.

"Tidak jalan lain selain memulai perubahan kebijakan jangka panjang, bukan sekedar kebijakan jangka pendek khas rezim moneteris," ungkapnya.

Ekonom ini menjelaskan, kebijakan jangka panjang itu adalah Pemerintah harus memulai dengan tegas "Rezim Minim Impor" atau substitusi impor, sehingga di masa mendatang ekonomi domestik tidak lagi tergantung dengan nilai dolar yang menguat.

"Tetapi justru ketika substitusi impor berhasil dilakukan dalam jangka panjang, pelemahan rupiah bisa menjadi kesempatan melakukan ekspansi ekspor yang menguntungkan ekonomi Indonesia," bebernya.

Namun sekarang, ekspansi ekspor tidak bisa dilakukan karena untuk meningkatkan produksi industri pun harus impor bahan baku. "Sehingga industri dalam negeri tetap sulit dan tidak kompetitif," demikian dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten ini. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

UPDATE

Ratusan Organ Relawan Jokowi dan Prabowo-Gibran Bakal Gelar Tasyakuran

Kamis, 17 Oktober 2024 | 19:58

Ekspor Jepang Turun Pertama Kali dalam 10 Bulan, Gara-gara Ini

Kamis, 17 Oktober 2024 | 19:54

Duel UFC 308: El Matador Vs Blessed

Kamis, 17 Oktober 2024 | 19:54

Tak Dipanggil ke Kertanegara, Ace Hasan Nongol di Hambalang

Kamis, 17 Oktober 2024 | 19:29

BUMN Butuh Insan Sadar Berbangsa dan Bernegara

Kamis, 17 Oktober 2024 | 19:17

Digadang jadi Mendag, Budi Santoso Bakal jadi Menteri Jalur Karir

Kamis, 17 Oktober 2024 | 19:08

Jasa Raharja dan BPJS Ketenagakerjaan Sepakat tingkatkan Manfaat Jaminan Kecelakaan

Kamis, 17 Oktober 2024 | 18:46

Taufik Zoelkifli: Tidak Benar PKS Berkhianat

Kamis, 17 Oktober 2024 | 18:40

Pelantikan Presiden 20 Oktober Sesuai Aturan, Jangan Ditolak

Kamis, 17 Oktober 2024 | 18:36

Tak Sampai Malam, Calon-calon Wamen Keluar dari Garuda Yaksa Hambalang

Kamis, 17 Oktober 2024 | 18:20

Selengkapnya