Berita

Ini Usul JAMAN ke Jokowi untuk Imbangi Poros Bank Kreditur Rancangan Tiongkok

SENIN, 23 MARET 2015 | 16:10 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Sebagai negara yang menginisiasi Konferensi Asia  Afrika (KAA), Indonesia sudah seharusnya merancang lahirnya kekuatan ekonomi yang terbentuk melalui perbankan multilateral sehingga mampu menyaingi Tiongkok.

Demikian disampaikan Ketua Umum Jaringan Kemandirian Nasional (JAMAN), Iwan Dwi Laksono. Menurutnya, usul tersebut untuk mengimbangi Tiongkok yang saat ini sedang merencanakan poros bank kreditur yang bernama Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB ).

"Indonesia masih dipandang sebelah mata oleh Tiongkok. Negara itu tidak melihat Indonesia sebagai negara penting dan hanya bagian dari subordinat string of pearls," ujar Iwan di Jakarta, Senin (23/3).


Iwan mengomentari perjalanan dinas Presiden Joko Widodo ke Tiongkok juga harus menyampaikan posisi tawar menarik terutama dalam konteks peran Indonesia di AIIB. Baginya, Indonesia juga harus jeli melihat ada niatan lain Tiongkok membuat AIIB yang notabene merupakan pergantian nama dari Bank Pembangunan ASIA (ADB ) dan IMF.

"Hanya beda nama, AIIB masih pakai konsep barat. Sama dengan ADB dan IMF, perhitungan setoran awal AIIB sekitar 100 miliar dolar AS atau senilai 1000 triliun," tegasnya.

Menurutnya, dalam kesempatan peringatan Konferensi Asia Afrika ke 60 tahun ini, Indonesia harus mengambil kesempatan dalam perubahan sistem perbankan yang menguntungkan bagi negara-negara berkembang.

"Perlu Bank yang memiliki konsep gotong royong layaknya visi dan misi KAA," lanjutnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, bank multilateral ini pemegang sahamnya oleh negara KAA. Suatu bank yang inklusif secara gotong royong semua negara KAA memberikan solusi pendamping multisektor, khususnya pertanian, perternakan, industri tepat guna, uang dan pendampingan, tetapi tidak menutup kemungkinan jika modal sudah kuat masuk ke infrastruktur.

"Suatu bank yang memberi perhatian kepada pertanian, perternakan, industri tepat guna. Selebihnya bisa gunakan ke infrastruktur," tegasnya.

Konsep ini dinilai Iwan sangat baik dalam meningkatkan posisi tawar Indonesia di hadapan Tiongkok. Serta memberikan ide untuk memandirikan kepada negara KAA terhadap imperialis.

"Jika konsep bank gotong royong terjadi maka pembentukan KAA yang dilakukan oleh Soekarno tidak sia-sia," terangnya. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya