Berita

Sukurh H Nababan

Wawancara

WAWANCARA

Sukur H Nababan: Tanpa Megawati, PDIP Bisa Pecah dan Mudah Diintervensi Pihak Luar

SENIN, 23 MARET 2015 | 10:00 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA


Partai Demokrasi indonesia Perjuangan (PDiP) akan menggelar kongres IV di bali, pada 9-12 April 2015. Agenda kongres untuk mengukuhkan megawati soekarnoputri sebagai ketua umum periode 2015-2020.

Selain tokoh  pemersatu, Megawati merupakan pemimpin ideologis  dan PDIP bukanlah partai oligarki.

Hal itu dikatakan politisi PDI-P Sukur H Nababan kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta:

Hal itu dikatakan politisi PDI-P Sukur H Nababan kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta:

Agenda Kongres apa saja?
Menentukan langkah partai dalam mengawal pemerintahan sesuai  ideologi, mempersiapkan dan memenangkan pilkada seren­tak dan memperkuat kader guna memenangkan pemilu 2019.

Termasuk memilih ketua umum?
Semua kader menghendaki ibu Megawati melanjutkan kembali kepemimpinan di partai sebagai ketua umum.

Kenapa Megawati?

ibu Megawati adalah figur yang berkharisma dan menjadi iconperekat di semua kader.

Faktor usia bagaimana?

Saya kira faktor usia  tidak menjadi kendala. Yang penting semangat dan spirit serta du­kungan kader.

Pencalonan ini terkesan dipaksakan?
pencalonan ibu Megawati sama sekali tidak dikondisikan atau dipaksakan, tetapi ini murni keinginan semua kader PDI perjuangan yang menginginkan beliau maju kembali.

Jadi kader PDIP belum siap ditinggalkan Megawati?
Jujur saya katakan partai belum siap ditinggalkan ibu Megawati.Kenapa? tanpa ibu  Megawati, saya khawatir partai bisa pecah dan mudah diintervensi dari pihak luar.

Megawati di mata Anda?
Beliau adalah figur yang demokratis dan konsisten terh­adap ideologinya. pengalaman dan integritasnya juga sudah teruji dalam membangun par­tai. termasuk diroda pemer­intahan saat beliau menjadi presiden.

Contohnya?
Saat menjadi presiden, ibu Megawati berhasil menutup defisit APBN serta melunasi utang luar negeri. tujuannya, agar indonesia tidak lagi didikte oleh IMF.

Kenapa Indosat dijual?
Langkah ini diambil dengan ce­pat untuk menyelamatkan ekono­mi nasional dengan menutup defisit APBN dan jerat utang IMF yang begitu besar. tapi sayangnya kami yang disalah kan.

Anda kecewa?

Sebagai kader partai sangat kecewa, dan saya merasa ke tua Umum kami dan PDIP yang dikriminalisasikan. Masalah ini perlu diperjelas.

Termasuk konflik KPK dan Polri?
iya. partai kami selalu disa­lahkan. padahal, ibu Megawati dan PDIP tidak pernah meny­etir Jokowi dalam menentukan kebijakan di pemerintah. Kami hanya  sebatas memberikan masukan dan saran saja, sama halnya dengan partai pendukung lainnya.

Anda yakin Megawati mau?
Saya  yakin mau. Sebab, ma yoritas  kader  partai,  baik DPC,DPD dan DPP mengingink­an ibu Megawati memimpin kembali agar partai tetap solid dan kuat.

PDIP disebut partai oligarki, tanggapan Anda?
itu tidak benar karena ibu Megawati membangun partai dengan cara yang demokratis, dan tidak haus kekuasaan.

Bukti demokratis?
Kaderisasi di partai berjalan. Hal itu terlihat dengan majunya Jokowi  sebagai calon Presiden RI dan Ganjar Pranowo se­bagai Gubernur Jawa tengah menujukkan bahwa regenerasi kepemimpinan kaum muda di tubuh partai berjalan.

Selain itu?
Jumlah kursi menteri yang di tempati pDiphanya empat kursi, yaitu Puan Maharani, Tjahjo Kumolo, Yasonna Laoly dan Puspayoga. Sisanya diberikan ke partai pendukung. Jadi sangat tidak benar ibu Megawati dan PDIP dianggap haus kekua­saan.
 
Bagaimana Puan Maharani?
Puan dan kader banteng lainnya merupakan generasi berikutnya yang disiapkan un­tuk menggantikan Megawati ke depan. Kaderisasi kepemimpi­nan  terus  dilakukan untuk semua kader.

Pimpinan partai mana yang diundang di kongres?
Semua pimpinan partai, baik partai pendukung, Koalisi Merah putih dan pimpinan partai Demokrat SBY.

Jokowi?
Sebagai presiden, Jokowi akan hadir di Kongres nanti karena beliau adalah petugas partai. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya