Kelompok yang menginginkan pemilihan melalui voting merasa kesulitan mencari tokoh yang bisa mengimbangi dan berani bertarung dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pada umum tokoh di parÂtai berlambang mercy itu enggan berhadapan dengan SBY.
Di antara tokoh Demokrat yang dianggap berani 'bertarung' dengan SBY pada kongres Mei mendatang hanya Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie. Tapi bekas ketua DPR itu saat diwawancara Rakyat Merdeka, kemarin, masih belum bersikap.
Saat ditanya soal kesediaannya dicalonkan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, Marzuki Alie bilang tengah 'happy' dengan kerjaan sekarang.
"Saya ngurusin pendidikan, mulai dari SD sampai pascasarjana, selain punya pesantren, juga ada usaha," paparnya.
Berikut kutipan selengkapÂnya:
Anda masih tertarik dengan dunia politik kan? Ya. Saya masih ingin tetap mengabdi di dunia politik. Kalau soal jabatan itu amanah. Tetap siap menjalankannya jika dimÂinta oleh pemilik suara.
Bukankah Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator (FKPD) Partai Demokrat menÂdukung Anda?Siapa saja boleh mendukung. Tapi yang menentukan itu suara dari bawah, yang punya hak suara. Tapi kalau wacana, taÂwaran itu boleh-boleh saja. Tapi kuncinya tetap pada pemilik suara.
Sejauh ini, apa tidak ada dukungan dari bawah?Saya tidak tahu. Saya tidak komunikasi. Soalnya saya seÂdang happy kok dengan kerjaan sekarang.
Artinya Anda tidak menÂcalonkan diri, tapi kalau diÂcalonkan tentu siap?Nggak ada kata siap dan ngÂgak siap. Pokoknya itu semuanya tergantung kepada pemilik suara. Nggak usah berandai-andai.
Ada kelompok yang mengÂinginkan pemilihan ketua umum secara aklamasi?Nggak apa-apa, kalau aklaÂmasi kan berarti seluruh daerah setuju. Kalau mereka setuju, mereka punya hak suara, apa yang salah dengan aklamasi. Tapi mekanisme diikuti.
Apa itu?Mekanisme itu kan ada pendaftaran, pencalonan. Kalau 100 persen mencalonkan, ya aklamaÂsi. Tapi kalau tidak sampai 100 persen berarti ada kompetisi, kan begitu.
Bukankah Demokrat harÂus menjunjung tinggi asas Demokrasi?Demokrasi itu kan suara rakyat, suara yang memiliki hak suara. Kalau mereka semuanya sepakat, itu kan aklamasi naÂmanya.
Kalau aklamasinya dipakÂsakan?Nah itu lain lagi namanya. Dipaksakan itu tentu salah. Pak SBY tidak akan melakuÂkannya.
Sebab, beliau berpesan janganada pemaksaan, harus dari bawah, harus benar-benar keinginan kader, itu kan pesan beliau.
Perolehan suara Demokrat terjun bebas dalam pileg lalu, apa harapan Anda terhadap kongres mendatang?Siapa pun nanti yang terpilih hendaknya menyiapkan kader, memberi pelatihan secara berÂjenjang, secara berkelanjutan, sampai mereka betul-betul siap untuk menjadi pejabat publik.
Nggak mengejar target meÂnang dalam Pileg 2019?Menang itu adalah bagian dari orang-orang yang telah kita tempatkan tadi. Orang-orang terbaik yang berbuat untuk kepentinganrakyat, demi kepentÂingan negara.
Kaderisasi itu prioritas yang perlu ditangani? Ya. Kalau kita tidak melakuÂkan kaderisasi, menyiapkan pemimpin-pemimpin, apa jadinÂya nanti kalau menang pemilu dan pilkada tapi yang terpilih yang korup. ***