Berita

Jimly Asshiddiqie

Wawancara

WAWANCARA

Jimly Asshiddiqie: Presiden Sudah Bilang, Kami Bisa Memberi Masukan Kapan Saja...

SENIN, 16 MARET 2015 | 10:13 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Tim Independen masih memberi masukan meski Presiden Jokowi sudah mengeluarkan keputusan untuk menuntaskan konflik KPK-Polri.

Ini artinya, tim yang dikoman­doi Syafii Maarif itu masih terus bekerja untuk memberi saran dan masukan kepada Presiden.

Tim Independen yang biasa disebut Tim Sembilan itu diben­tuk tanpa Keppres, sehingga bisa saja tidak dibatasi masa kerjanya.


"Presiden sudah bilang, kami boleh beri masukan kapan saja. Artinya, tanpa diminta pun kami bisa memberi masukan," kata Wakil Ketua Tim Independen, Jimly Asshiddiqie.

Bekas Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu merasa ya­kin Presiden dengan senang hati menerima saran dan masukan dari Tim Independen. Tapi dilak­sanakan atau tidak, itu terserah Presiden.

Berikut wawancara Rakyat Merdeka dengan Jimly Asshiddiqie;

Mengenai rencana Presiden mengeluarkan Inpres menge­nai KPK, apa ada masukan dari Tim Independen?
Kami sudah kasih masukan ke Setneg untuk mencegah jangan sampai Inpres itu ditafsirkan sebagai bagian dari proses pele­mahan, itu saja.

Agar tak ada tafsiran itu, apa yang sudah dilakukan Tim Independen?
Sudah ada beberapa yang kita sarankan.

Apa saja itu?

Tidak bisa saya ungkapkan semuanya.

Bagaimana dengan fenomena pelemahan KPK itu saat ini?
KPK ini kan secara psikologis sudah sampai puncak tenarnya, sehingga semua orang jadi takut. Maka semua orang menjadikan­nya musuh bersama.

Termasuk Polri?
Mungkin tidak ada kaitan­nya dengan Polri. Tapi seka­rang orang-orang yang tidak suka dengan KPK itu melapor. Bahkan orang-orang yang tidak suka pada aktivis-aktivis sok bersih, begitu ada kondisi ini dipakai juga untuk dilaporin ke Polri.

Anda tidak sepakat aktivis anti korupsi dilaporkan ke Polri saat ini?
Timingnya sekarang kan se­dang ada gelombang orang-orang yang nggak suka KPK, dan aktivis anti korupsi itu seka­rang ini sedang kuat-kuatnya karena merasa menang.

Penegakan hukum seharus­nya bagaimana dong?
Nah kita tidak bisa menegak­kan hukum di ruang hampa. Undang-undang itu tidak boleh diletakkan di ruang kosong. Di saat KPK sedang terpuruk, dijadikan kesempatan untuk ngerjain ramai-ramai.

Polri sebaiknya menahan diri?
Kalau Polri punya kearifan, seharusnya tahu juga keadaan ini. Gendang yang ditabuh orang itu jangan semua diikuti. Kan masih ribuan kasus yang belum sempat ditangani. Termasuk pembegalan, perampokan, perkosaan, pencurian. Di mana-mana seluruh Indonesia tingkat kriminalitas sedang tinggi.

Bukankah Polri tidak dibe­narkan mengabaikan lapo­ran-laporan tersebut?
Kalau ada yang melapor di saat-saat seperti ini, mbok dia­tur dulu jadwalnya. Jangan sekarang.

Menurut Anda itu tidak benar?
Kita tidak ingin bicara salah atau benar. Tapi mari kita letak­kan penegakan hukum itu dalam konteks membangun keadilan. Bukan sekadar menegakkan peraturan-peraturan mati. Gitu aja, saya kan tidak bisa menilai teknisnya, jangan-jangan me­mang ada buktinya. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya