. Masih melambungnya bahan pokok diberbagai daerah di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) yang dikeluhkan masyarakat ternyata diiringi juga dengan kenaikan harga gas Elpiji 3 kg atau yang kerap dikenal dengan tabung gas melon. Di Kota Palembang, harga eceran gas melon ini bahkan tembus angka Rp 18 ribu pertabung.
Politisi Hanura Sumsel, Arkoni dengan tegas menyatakan penolakan atas kenaikan itu. Dia tekankan, kenaikan harga gas melon itu cukup memberatkan masyarakat menengah ke bawah.
"Kalau gas 3 Kg ini naik, otomatis memberatkan mereka ekonomi menengah ke bawah, harus diambil kebijakan untuk tidak menaikkan itu, kalau gas 3 Kg naik saya secara pribadi tidak setuju," ungkap Arkoni dalam perbincangannya dengan RMOL Sumsel, Kamis (12/3).
Sekretaris Komisi II DPRD Provinsi Sumsel ini mengatakan, koordinasi antar instansi terkait bersama Pertamina bisa dilakukan untuk mencegah dampak naiknya harga gas tersebut.
Ketua DPD Hanura Sumsel ini juga menekankan kepada semua pihak jika ada agen yang bermain di wilayah itu harus diberikan sangsi.
"Nanti kami akan memanggil pihak Pertamina terkait rencana kenaikan gas 3 Kg, " ucap nya seraya menambahkan akan segera mengagendakan pemanggilan.
Terpisah, Wowo (35) warga kelurahan Sukajaya Rt 07 saat dijumpai di warung saat membeli gas elpiji 3 kg mengatakan harga gas disekitaran rumahnya bervariasi.
"Disini harga gas 3 kg di warung ado yang Rp 17.500 ada yang Rp 18.000," ungkap Wowok.
Dia menambahkan saat ini harga gas elpiji dirasakan berat jika akan dinaikan lagi apalagi saat ini harga beras juga ikut naik.
"Yo kami minta dengan pemerintah jangan naek lagi hargo gas dengan bahan pokok lainyo," tukasnya.
[sam]