Berita

Agus Hermanto

Wawancara

WAWANCARA

Agus Hermanto: Kongres Sesuai Jadwal Pun, SBY Bakal Terpilih Aklamasi

RABU, 11 MARET 2015 | 09:17 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Partai berlambang mercy yang dikomando SBY itu tetap meng­gelar kongres sesuai jadwal lima tahunan seperti tertuang dalam AD/ART, yakni Mei 2015.

Dari situ terlihat, kelompok yang menginginkan perubahan di partai beratribut serba biru itu yang merasa menang. Mereka masih punya waktu untuk men­sosialisasikan calonnya.

Sebelumnya beredar kabar, pendukung SBY menginginkan kongres dipercepat untuk mempersulit calon pesaingnya melaku­kan sosialisasi ke daerah.


Tapi keinginan itu dimentahkan dengan argumentasi ka­lau kongres dipercepat, berarti namanya Kongres Luar Biasa (KLB). Padahal, tidak ada alasan untuk menggelar KLB.

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Hermanto yang juga Wakil Ketua DPR itu mengatakan, walau kongres sesuai jadwal, pihaknya masih merasa yakin SBY akan dipilih secara aklamasi.

Berikut wawancara Rakyat Merdeka dengan Agus Hermanto, pada Senin (9/3) lalu:

Kenapa Anda merasa yakin SBY terpilih secara aklamasi?
Karena sebagian besar kader Partai Demokrat masih menginginkan Pak SBY memimpin partai ini sampai 2020.

Aklamasi itu bukan dengan sengaja kita ciptakan. Tapi kalau seluruh kader memberi dukun­gan, maka aklamasi akan terjadi dengan sendirinya.

Apa tidak ada rekayasa agar aklamasi?
Tidak ada upaya rekayasa ak­lamasi untuk menangkan SBY dalam kongres nanti. Buktinya, kongres juga tetap sesuai jadwal. Kita ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa tidak ada dinamika seperti itu di internal Demokrat.

Apa SBY bersedia dicalonkan?
Teman-teman meyakini apa­bila seluruh kader menghendaki, tentunya Pak SBY akan melak­sanakan amanah yang diberikan seluruh kader Partai Demokrat.

Sudah ada konfirmasi resmi kesediaan dari SBY?
Rasanya tidak ada kader yang meminta konfirmasi, karena kita kembalikan kepada khittahnya. Beliau pasti masih ingin men­jalankan amanah tersebut.

Kenapa mesti SBY, apa tidak ada calon yang lain?
Setelah berputar ke seluruh daerah, bertemu dengan seluruh pemilik hak suara dalam kongres Partai Demokrat nanti, mayori­tas masih menginginkan Pak SBY menjadi ketua umum.

Alasannya?
Karena kita ingin mengutama­kan elektabilitas, kejayaan dan kebesaran Partai Demokrat.

Itu saja?
Survei 2003 memperlihatkan Demokrat turun sekali. Ada yang memperkirakan hanya dapat tiga persen karena sejumlah kader kita bermasalah hukum.

Kemudian kita lakukan KLB dan memilih Pak SBY menjadi ketua umum. Partai Demokrat kembali rebound menjadi 10 persen lebih dalam Pileg 2014.

Walau perolehannya tidak seperti Pileg 2009, capaian itu sudah spektakuler. Tanpa dipegang Pak SBY tentu tidak mungkin kita bisa mencapai angka tersebut.

Padahal beliau menjabat tidak sampai satu tahun. Berangkat dari itulah para kader meyakini Pak SBY bisa mengembalikan kejayaan Partai Demokrat, paling tidak seperti Pileg 2009, yaitu 20,9 persen pada Pileg 2019.

Apa hanya SBY yang mam­pu mewujudkan itu?
Karena sejauh ini memang di mata kader, di mata pemilik suara hanya beliau yang mampu mencapai reputasi ini.

Jika nanti pemilihan secara aklamasi, ada yang menilai itu tidak demokratis?
Justru aklamasi itu bagian dari demokrasi yang tertinggi. Musyawarah dan mufakat ada­lah sesuatu yang paling dike­hendaki. Tapi kalau musyawarah dan mufakat tidak dicapai, maka ditempuh voting.

Apa ada permintaan dari SBY untuk aklamasi?
Bukan Pak SBY meminta. Tapi beliau yang diminta dan diharapkan untuk kembali me­megang amanah seluruh may­oritas pemegang hak suara. Ini berbeda dengan calon partai lain, yang biasanya mencalonkan. Pak SBY tidak mencalonkan. Tapi seluruh kader yang ingin memberikan amanah kepada Pak SBY.

Kabarnya, jika SBY tidak maju, maka Anda atau Ibas yang akan dijadikan calon alternatif, apa benar?

Itu tidak benar. Kami se­muanya mendukung apa yang menjadi keinginan pemegang hak suara,bahwa sangat meng­inginkan Pak SBY memimpin lagi Demokrat lima tahun ke depan. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya