Berita

hatta rajasa

Siapa yang Dirugikan Isu Rangkap Jabatan Ketua Umum PAN

KAMIS, 19 FEBRUARI 2015 | 23:45 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Isu rangkap jabatan semakin kencang dihembuskan kubu Hatta Rajasa menjelang Kongres Partai Amanat Nasional (PAN) yang akan digelar di Bali akhir bulan ini.

Asumsi dasar dari isu ini adalah, ketua umum PAN yang memiliki posisi atau jabatan di lembaga atau organisasi lain tidak bisa bekerja dengan efektif untuk membesarkan partai yang lahir dari rahim reformasi itu. Sementara, tantangan yang dihadapi PAN saat ini dan di masa yang akan datang semakin besar.

Asumsi kedua adalah, ketua umum yang tidak memiliki  jabatan di tempat lain akan mencurahkan seluruh waktu dan kemampuannya untuk membesarkan partai.


Diduga, isu ini dikembangkan untuk mengganjal atau setidaknya memperkecil peluang Zulkifli Hasan dalam pemilihan ketua umum nanti, dan di saat bersamaan membesarkan peluang Hatta Rajasa.

Zulkifli Hasan kini adalah Ketua MPR RI. Sementara Hatta Rajasa sudah tidak punya jabatan penting di lembaga lain.

Tetapi, siapakan sebenarnya yang  dirugikan oleh isu ini? Apakah isu ini bisa mengganjal Zulkifli Hasan?

Ketua DPP PAN Agung Mozin punya pandangan yang cukup menarik menanggapi isu rangkap jabatan ketua umum PAN.

Kata dia, isu rangkap jabatan ini memperlihatkan trauma yang dialami anggota dan kader PAN, terutama pendukung Hatta, selama PAN dipimpin Hatta.

"Mereka trauma, karena faktanya Pak Hatta memang hanya fokus mengurus partai akhir-akhir ini saja. Saat menjadi pejabat di tempat lain, seperti Menko Perekonomian, dia hanya menggunakan sisa waktunya untuk mengurus partai," ujar Agung Mozin.

Agung mangajak anggota dan kader PAN memperhatikan perjalanan PAN ketika dipimpin Amien Rais yang juga ketua MPR RI pada masanya.

"Sebagai pejabat negara justru waktu Pak Amien lebih banyak, dan dia bisa menyapa dan betkunjung menemui kader partai sampai polosok negeri," kata Agung Mozin lagi.

Artinya, sambung Agung, isu rangkap jabatan adalah isu yang justru merugikan kubu Hatta Rajasa. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya