Berita

Rachmawati Soekarnoputri

Bu Rachma, Tolong Bilangin Mega Jangan Recoki Jokowi

SABTU, 24 JANUARI 2015 | 09:55 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pegiat media sosial mengomentari pernyataan putri proklamator Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri yang meminta Presiden Joko Widodo tidak takut kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Kemarin, Rachmawati, menyarankan agar Presiden Joko Widodo tegas menyikapi penangkapan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto oleh Bareskrim Polri. Jokowi juga diminta tak takut kepada Megawati yang ditengarai bermain dalam penetapan calon Kapolri Budi Gunawan.

Di jejaring sosial Twitter, account @hariansyahpradipta memuji pernyataan Rachmawati yang menyemangati Presiden Jokowi, agar tidak takut dengan Megawati.


"Ini baru ibu kita, maju terus bu. Kritik kakak itu perlu demi kebaikan," cetusnya.

Account @dilarangngup menduga, pernyataan Rachmawati muncul karena mengendus gelagat Presiden Jokowi selama ini selalu tunduk kepada kepentingan politik Megawati.

"Saya setuju. Jika Presiden-nya tidak bebas, mau jadi apa negara kita," kicaunya.

Account @HairaniPut berharap, Presiden Jokowi mendengar nasihat Rachmawati yang berani mempertaruhkan hubungan persaudaraan dengan Megawati, demi kepentingan bangsa dan negara. "Top, persaudaraan dipertaruhkan," ujarnya.

Account @Handyt32 menegaskan, Jokowi sudah selayaknya tegas dan independen ketika mengambil keputusan. Dia berharap, kepala negara tidak mau disetir orang-orang di sekelilingnya.

"Bapak itu tokoh pilihan rakyat. Jangan mau lagi dijadikan boneka," katanya.

Account@fahripreman menilai, Rachmawati anak Soekarno yang mewarisi sikap negarawan.

"Mantab mbak Rachma, darah ayahmu memang mengalir dalam dirimu," pujinya.

Account @suloyobanget berkelakar, baru kali ini mendengar Rachmawati mengeluarkan pernyataan yang menyejukan.

"Tumben bener, baru kali ini omongannya benar, biasanya selalu ngawur," kelakarnya.

Account @purnomoh45 berharap, Rachmawati tak sekadar memberi masukan kepada Presiden Jokowi, tapi juga memberikan masukan kepada Megawati untuk tidak mengintervensi kebijakan kepala pemerintahan.

"Benar mbak Rachma, tapi tolong kasih tahu juga kakak anda Megawati," cuitnya.

Account @lalat bergurau, seharusnya Racmawati langsung memberi penyadaran kepada kakaknya yang masih suka mencampuri urusan kepala pemerintahan.

"Sebagai adik kandung seharusnya nasihati kakakmu supaya hidup tenang saja, ngurus anak cucu di rumah. Jangan recoki Jokowi terussss," guyonnya.

Account @eddy_d menyarankan, Presiden Jokowi mencontoh Gubernur DKIBasuki Tjahaja Purnama yang berani berseberangan dengan Megawati, ketika menolak pencalonan bakal wakil gubernur pilihannya.

"Jokowi perlu belajar dari Ahok yang berani," imbaunya.

Account @auto_pilot_by_remote mengkritik Megawati yang ditengarai sering ikut campur tangan dalam pemerintahan Jokowi. "Ibu tidak karu-karuan," ketusnya.

Berbeda, account @liedavid pesimistis, Presiden Jokowi mau mengikuti nasihat dari Rachmawati. "Percuma bu, paling juga masuk kuping kanan keluar kuping kiri," duganya.

Account @misscheerry yakin, Presiden Jokowi tidak akan berani ketika dihadap-hadapkan dengan kepentingan Megawati. "Nggak mungkin bisa tegas," cuitnya.

Account @amaiidul memperkirakan, kepala negara akan selalu manut menjalankan perintah Megawati, selama berkuasa. "Mustahil atuh kalau melawan," klaimnya.

Account @buton_pulau mengatakan, Presiden Jokowi bukan pemimpin besar, seperti Soekarno dan Soeharto yang berani dan tegas menentukan kebijakan.

"Harusnya contoh Soekarno dan Soeharto," katanya.

Account @david.alexsander kecewa melihat cara Presiden Jokowi memimpin negara.

"Semakin terlihat Jokowi tidak seperti yang di damba-dambakan," keluhnya.

Account @loe2x mengaku, kecewa telah memilih Presiden Jokowi pada Pilpres 2014 lalu. "Anda itu Presiden pilihan rakyat bukan pilihan Mega," tegasnya.

Account @ichalindra bilang, bahaya besar, apabila kepala negara sering disetir orang-orang di sekelilingnya. "Ngeri kali hidup di Indonesia. Ya Allah tolong lapangkan dada kami," harapnya.

Rachmawati Soekarnoputri, meminta Presiden Jokowi tegas menyikapi penangkapan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto oleh Bareskrim Polri. Jokowi diminta Rachmawati tidak takut kepada Megawati.

"Sebagai Panglima Tertinggi, Jokowi harus tegas, jangan terjebak kepentingan pragmatis gitu dong," tuntutnya.

Pangkal kasus ini, menurut kacamata Rachmawati, ada pada pencalonan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri.

Menurutnya, pencalonan itu sarat muatan kepentingan politis Megawati. Sebagai Panglima Tertinggi, Jokowi harus bisa terbebas dari jepitan politik partisan semacam itu.

"Tarik Budi Gunawan dari pencalonan! Supaya tidak semakin jadi benang kusut. Problemnya adalah benang kusut lempar sana lempar sini," kata Rachmawati merujuk pada disetujuinya Budi sebagai calon Kapolri oleh DPR.

Budi Gunawan, menurutnya, tak bisa dilepaskan dari Megawati. Budi merupakan bekas ajudan Presiden ke-5 itu. Namun Budi juga disorot publik lantaran kasus rekening gendut, dan KPK juga sudah menetapkan dia sebagai tersangka sebelum Bambang Widjojanto ditangkap Polri. Jokowi harus berani menghentikan pencalonan Budi tanpa harus takut Megawati.

"Kenapa harus takut Megawati? Kenapa harus takut sama mitra koalisi? Jangan takut. Dia kan panglima teringgi. Dia harus memback up KPK!" kata adik dari Megawati ini.

Bila Presiden Jokowi bersikap tegas menarik Budi dari pencalonan, Jokowi tak perlu risau apabila tak lagi didukung Megawati, mitra koalisi, atau fraksi-fraksi partai di DPRyang mendukung Budi. Jokowi tak perlu khawatir kehilangan dukungan karena masih ada rakyat di belakangnya.

"Dan rakyatpun akan merasa punya pimpinan. Kalau ada pembiaran, makin hari makin jadi benang kusut," tandasnya. ***

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya