Berita

akhmad gozali harahap

Belum Seratus Hari, Menko Polhukam Sudah Buat Dua Kesalahan Fatal

KAMIS, 08 JANUARI 2015 | 08:28 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno menghadiri acara tasyakuran hari lahir Partai Persatuan Pembangunan ke-42 dan ta'aruf (perkenalan) DPP PPP kubu Romahurmuziy pada Selasa malam kemarin.

"Itu menunjukkan, belum seratus hari menjabat, Menkopolhukam sudah dua kali melakukan dua kesalahan yang fatal," tegas Akhmad Gojali Harahap, Ketua DPP PPP kubu Djan Faridz, dalam pesan singkat kepada Kantor Berita Politik RMOL (Kamis, 8/1).

Kesalahan pertama Tedjo Edhy, dia menjelaskan, adalah saat menyikapi Munas Golkar di Bali. Dia meminta Kepolisian tidak mengizinkan pelaksanaan Munas Golkar di Bali dengan alasan-alasan irrasional.

Akhirnya Gubernur Bali merasa tersinggung. Bahkan, Kapolda Bali secara tidak langsung juga melakukan "perlawanan". Apalagi akhirnya terbukti, apa yang dikhawatirkan Tedjo Edhy bahwa kader Golkar akan bentrok yang bisa merusak citra Bali tidak terjadi.

"Inilah akibatnya kalau presiden salah menempatkan orang dan asal mencopot orang untuk duduk di kabinet, apalagi diposisi Menkopolhukam," tegas Gojali.

Menurutnya, kehadiran Tedjo Edhy ke acara PPP kubu Romy jelas-jelas bentuk intervensi.  Menkopolhukam sedang menggunakan cara-cara Orde Baru dengan 'mengangkat salah satu dan menginjak pihak yang lainnya'.

"Menkopolhukam tahu PPP sedang berkonflik, seharusnya, Menkopolhukam benar-benar independen, mengayomi dan berdiri di atas kedua belah pihak, apalagi prosesnya sekarang sedang di PTUN," ungkapnya.

Dia heran, Menkopolhukam tidak belajar dari kesalahannya dalam menyikapi Munas Golkar di Bali. Karena itu dia berharap, kedepan cara-cara seperti ini tidak digunakan Menkopolhukam demi dan untuk stabilitas politik yang lebih baik dan bermartabat.

"Kalau terus-menerus hal seperti ini dilakukan, tentu suatu saat akan jadi 'bom waktu' yang pada akhirnya jadi bumerang buat pemerintah. Biarkan Parpol menyelesaikan konfliknya sendiri, semua ada aturan dan mekanismenya. Jangan terlalu 'nafsu' mencampuri urusan internal partai," tandas mantan Sekjen PB PMII ini. [zul]

Populer

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

Jejak S1 dan S2 Bahlil Lahadalia Tidak Terdaftar di PDDikti

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 14:30

Indonesia Vs Bahrain Imbang 2-2, Kepemimpinan Wasit Menuai Kontroversi

Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:59

Mantan Kepala Bakamla Angkat Bicara soal Polemik Coast Guard

Selasa, 15 Oktober 2024 | 12:41

Ini Nama-Nama Calon Menteri yang Bergantian ke Rumah Prabowo

Senin, 14 Oktober 2024 | 16:21

ASDP Ajukan Praperadilan Buntut Penyitaan Barbuk, KPK Absen

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:17

UPDATE

KPK Sambut Baik Komitmen Prabowo-Gibran Perangi Korupsi

Minggu, 20 Oktober 2024 | 07:58

Ibunda Sakit, Mahfud Batal Hadiri Pelantikan Prabowo-Gibran

Minggu, 20 Oktober 2024 | 07:44

Pelantikan Prabowo-Gibran, Angkutan Umum di Jakarta Cukup Bayar Rp1

Minggu, 20 Oktober 2024 | 07:24

Ahmad Syaikhu Janji Sejahterakan Petani

Minggu, 20 Oktober 2024 | 07:08

Polda Metro Kembali Jadwalkan Pemeriksaan Pahala Nainggolan

Minggu, 20 Oktober 2024 | 06:59

Yakin Bakal Kembali Pimpin Golkar Lampung, Alzier: Kalau Enggak Sanggup, Biar Saya Saja

Minggu, 20 Oktober 2024 | 06:41

Bekas Winger Man United Diduga Menggondol Jersey Fans

Minggu, 20 Oktober 2024 | 06:26

Pesan Jokowi untuk Projo: Kawal Pemerintahan Prabowo-Gibran

Minggu, 20 Oktober 2024 | 06:11

Kapolda Sumsel: Potensi Konflik Sosial Jangan Dijadikan Kekhawatiran

Minggu, 20 Oktober 2024 | 05:55

Kecewa Hibah Tanah Dicabut Arinal, Sekretaris PWNU Lampung: Tak Tahu Terima Kasih

Minggu, 20 Oktober 2024 | 05:38

Selengkapnya