Tidak tepat dikatakan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS saat ini karena kebijakan pemerintahan sebelumnya, yaitu pemerintahan SBY-Bodeniono.
Anggota Komisi VI DPR-RI dari Fraksi Partai Demokrat, Sartono Hutomo mengku bangga dengan SBY. Meski kebijakan pemerintahan sebelumnya disebut-sebut sebagai penyebab melemahnya nilai tukar oleh anak buah Jokowi, Menko Perekonomian Sofyan Djalil, namun SBY menangapainya dengan santai.
SBY sebeliknya memberikan solusi untuk pemerintah Jokowi-JK dalam mengatasi permasalahan bangsa, khususnya mengatasi melemahnya tukar rupiah terhadap dola AS.
"Saya rasa apa yang dilakukan Pak SBY patut dicontoh, karena meski bukan kepala negara beliu masih berfikir untuk kebaikan bangsa. Meski sudah dituding pemerintahan SBY penyebab sebagai melemahnya tukar nilai dolar, tapi Pak SBY tetap tidak pedulikan, sebaliknya Pak SBY bersedia memberikan masukan kepada pemerintahan Jokowi," beber Sartono di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta (Jumat, 19/12).
Sartono berharap pemerintah Jokowi dapat meniru langkah yang dilakukan SBY dalam menghadapi pemermasalahan bangsa, salah satunya tidak menyalahkan orang lain. Justru sebaliknya ia merangkul semua tokoh nasional, dan bertemu untuk pimpinan kepala lembaga negara, seperti DPR, BPK, MPR RI.
Cara lain yang dilakukan SBY yakni saat menjadi Ketua APEC pada Oktober 2013 dengan menyampaikan tantangan berat Indonesia, diantara lain berupa pelambatan pertumbuhan, menurunya nilai tukar, jatuhnya harga komoditas pertanian dan mineral. Pada saat itu pula BY juga sudah memperkirakan pada tahun 2014 nilai tukar rupiah mencapai Rp.12.000 per dolar AS.
"Jadi kita harapkan pemerintahan Jokowi harus mampu menciptakan kekompkan dan kebijakan yang tepat dalam mengatasi permasalahan, bukan malah menyalahkan. Saya rasa siapa pun bilamana diminta bantuan untuk kepentingan bangsa akan siap selalu," tagasnya.
Kembali dikatakan Sartono, ketika pemerintahan SBY tengah menghadapi masalah, yang dilakukan SBY tidak menyalahkan pemerintahan sebelumnya. "Itu patut ditiru oleh pemerintahan Jokowi. Ketika memimpin bangsa dan terkena masalah, SBY tidak menyalahkan pemerintahan sebelumnya dipimpin Megawati Soekarnoputri, Gus Dur dan sebagainya. SBY lebih memilih menyelesaikan masalah daripada mencari kambing hitam," tandasnya.
Seperti diwartakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menilai melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS saat ini akibat residual kebijakan yang tidak dilakukan pada masa lalu.
[rus]