Berita

Arief Puyono/net

Politik

Rupiah Melemah, Bank Menengah Berpotensi Collaps

RABU, 17 DESEMBER 2014 | 09:42 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS semakin menunjukan bahwa pasar uang internasinal masih sangat ragu dengan langkah dan kebijakan Jokowinomic yang belum jelas dan tidak terencana dengan baik.

Jokowinomic digagas oleh Sahabat Nusantara dengan harapan posisi perekonomian di Indonesia terdongkrak. Tim ahli Sahabat Nusantara adalah Simon L. Himawan.

Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, FX. Arief Poyuono mengatakan, secara garis besar ada tiga variabel yang mempengaruhi ekonomi makro Indonesia. Yaitu, variabel yang pertama berhubungan dengan nilai tukar rupiah berupa nilai keseimbangan permintaan dan penawaran terhadap mata uang dalam negeri maupun mata uang asing.


Jelas dia, merosotnya nilai tukar rupiah merefleksikan menurunnya permintaan masyarakat terhadap mata uang rupiah karena menurunnya peran perekonomian nasional atau karena meningkatnya permintaan mata uang asing sebagai alat pembayaran internasional. Dampak yang akan terjadi adalah meningkatnya biaya impor bahan bahan baku.

Variabel yang kedua adalah tingkat suku bunga, dimana akan terjadi meningkatnya nilai suku bunga perbankan yang akan berdampak pada perubahan investasi di Indonesia. Serta potensi kredit macet apalagi riset standard and poors rating dalam Banking Industry Country Risk Assement menempatkan perbankan Indonesia paling beresiko tinggi serta catatan kelam akibat tingginya pontensi ktedit macet .

Sedangkan variabel yang ketiga adalah terjadinya Inflasi, meningkatnya harga-harga secara umum dan kontinu, akibat komsumsi masyarakat yang meningkat, dan berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi dan spekulasi.

"Seharusnya dengan dihapuskannya subsidi BBM oleh pemerintahan Jokowi serta jatuhnya harga minyak dunia secara matematik ekonomi Indonesia justru akan memperkuat niliai rupiah terhadap dolar AS sebab impor minyak mentah maupun BBM adalah, yang paling banyak mengunakan dolar AS," ujar Arief Poyuono dalam keterangannya, Rabu (17/13).

Jika rupiah terus melemah hingga awal tahun 2015, terang dia, maka akan berdampak nilai suku bunga kredit yang meningkat dan kinerja perbankan nasional terutama akan meningkatkan kredit macet di sektor perbankan, jika sudah seperti ini bukan tidak mungkin akan banyak bank-bank kelas menengah bisa gagal bayar yang akan berimbas pada rush besar besaran oleh nasabah. Apalagi perbankan di Indonesia adalah perbankan yang tidak efisien dalam menjalankan bisnisnya. Dan ini sesuai dengan prediksi BI yang memprediksi nilai rupiah akan tembus dikisaran 16000 rupiah.

Dampak melemahnya nilai kurs rupiah terhadap dolar AS, lanjur Arief Poyuono, juga akan berdampak pada hutang obligasi dan pinjaman luar negeri jangka pendek  BUMN yang membengkak sehingga BUMN yang tidak menjalankan hedging sudah dapat dipastikan akan kesulitan liquiditas yang akhirnya kebijakn yang diambil adalah melepas saham kepemilikan negara untuk menalangi hutang BUMN atau mengkonversi hutang obligasi menjadi pengurangan saham pemerintah di BUMN .

"Langkah yang harus diambil agar bencana kurs rupiah tidak berimbas negatif pada perekonomian Indonesia Jokowi harus bisa menenangkan pasar agar tidak panik dengan cara memperketat pengunaan devisa dolar," demikian Arief Poyuono. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya